Harga Pertamax Tutun, Kini Rp 13.500

- Minggu, 2 Oktober 2022 | 22:03 WIB
PT Pertamina (Persero) kembali menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi jenis Pertamax, setelah sebelumnya mengumumkan kenaikan. (Sumber gambar/Azis / BogorTimes)
PT Pertamina (Persero) kembali menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi jenis Pertamax, setelah sebelumnya mengumumkan kenaikan. (Sumber gambar/Azis / BogorTimes)

Bogor Times- PT Pertamina (Persero) kembali menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi jenis Pertamax, setelah sebelumnya mengumumkan kenaikan.

Selain Pertamax, Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero), Pertamina Patra Niaga juga menurunkan harga Pertamax Turbo, Dexlite, dan Perta Dex.

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting menyatakan bahwa harga BBM non subsidi akan terus disesuaikan mengikuti tren harga rata-rata publikasi minyak yakni Mean of Platts Singapore (MOPS) atau Argus.

“Evaluasi dan penyesuaian harga untuk BBM non subsidi akan terus kami lakukan secara berkala setiap bulannya," ucapnya melalui keterangan tertulis, Sabtu, 1 Oktober 2022.

Baca Juga: Indonesia Kini Pringkat ke-73 Negara Termiskin

"Berdasarkan perhitungan, pada periode September lalu untuk produk Gasoline (bensin) yakni Pertamax Series mengalami penyesuaian turun harga, sedangkan untuk produk Gasoil (diesel) Dexlite dan Perta Dex penyesuaiannya naik harga," tuturnya.
"Seluruh penyesuaian harga berlaku mulai tanggal 1 Oktober,” ujar Irto Ginting menambahkan.

Untuk Pertamax Turbo (RON 98), terdapat penyesuaian harga menjadi Rp14.950 dan untuk Pertamax (RON 92) menjadi Rp13.900.
Sedangkan untuk Dexlite (CN 51), terdapat penyesuaian harga menjadi Rp17.800 dan Perta Dex (CN 53) harganya menjadi Rp18.100 per liternya.

Harga ini berlaku untuk provinsi dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) sebesar 5 persen seperti di wilayah DKI Jakarta.

Baca Juga: Tragedi Arema FC vs Persebaya Tewaskan 182 Suporter, Wakil Wali Kota Surabaya Berduka

“Seluruh harga baru ini sudah sesuai dengan penetapan harga yang diatur dalam Kepmen ESDM No. 62/K/12/MEM/2020 tentang formulasi harga JBU atau BBM non subsidi," kata Irto Ginting". Pertamina juga terus berkomitmen untuk menyediakan produk dengan kualitas yang terjamin dengan harga yang kompetitif diseluruh wilayah Indonesia,” ucapnya menambahkan.

Sementara mengenai adanya perbedaan penyesuaian harga pada produk Pertamax Series dan Dex Series, Irto Ginting menjelaskan bahwa hal ini diakibatkan oleh kondisi energi global, salah satunya adalah geopolitik di Eropa Timur.
Baca Juga: Laga Persib Vs Persija Tak Jadi Digelar, Buntut Kerusuhan Aremania di Stadion Kanjuruhan

Kondisi ini menyebabkan tingginya permintaan produk bahan bakar gas di seluruh dunia, dan salah satu substitusi produk bahan bakar gas adalah bahan bakar diesel yang harganya mengacu kepada MOPS Kerosene.

Baca Juga: Aksi Heroik Santri Indramayu, Laporkan Tindakan Asusila Pimpinan Yayasan ke Polisi

“MOPS Kerosene ini menjadi acuan harga untuk bahan baku produk diesel. Tingginya permintaan dan terbatasnya bahan baku membuat harganya menjadi tetap tinggi, meskipun harga minyak dunia trennya menurun,” tutur Irto Ginting.

Akan tetapi, meski harga BBM jenis Pertamax ini diturunkan, netizen tampaknya masih lebih memilih menggunakan BBM dari SPBU swasta.
"Terserah dah gua mah tetep ngisi Vivo atau Shell aja," ucap akun @bag**andri**501.

Editor: Rajab Ahirullah

Sumber: Pikiran rakyat.com

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Refleksi Ramadhan, Penguatan Kode Etik Akuntan

Kamis, 20 April 2023 | 02:32 WIB

Efek Kenaikan Harga Jual, Pendapatan Tumbuh 9,9 Persen

Jumat, 11 November 2022 | 22:30 WIB

Harga Pertamax Tutun, Kini Rp 13.500

Minggu, 2 Oktober 2022 | 22:03 WIB

Indonesia Kini Pringkat ke-73 Negara Termiskin

Minggu, 2 Oktober 2022 | 21:56 WIB

Inilah Alasan BSU Tidak Dapat Dicairkan

Rabu, 14 September 2022 | 06:00 WIB

Terpopuler

X