• Kamis, 21 September 2023

Dua Kali Ibadah Haji Ternyata Percuma. Apa Sebabnya?

- Minggu, 21 Mei 2023 | 19:16 WIB
Haji adalah kewajiban setiap muslim yang mampu, berikut kami jelaskan alur pendaftaran haji reguler di Bank dan Kemenag, syarat dan biayanya (Pixabay)
Haji adalah kewajiban setiap muslim yang mampu, berikut kami jelaskan alur pendaftaran haji reguler di Bank dan Kemenag, syarat dan biayanya (Pixabay)

Bogor Times- Dijelaskan dalam Irsyâdul 'Ibâd suatu kisah seorang laki-laki menjamu Sufyan ats-Tauri dan kawan-kawannya.

Lantas ia berkata kepada istrinya, "Berikanlah hidangan padaku hidangan yang kamu bawa dari haji yang kedua, bukan haji yang pertama."

Orang yang cermat akan segera tahu, pesan apa di balik lelaki itu berkata demikian. Si lelaki di satu sisi sedang memerintahkan sang istri menyuguhkan hidangan, tapi di sisi lain sekaligus memamerkan ke orang-orang di sekitarnya bahwa ia telah berhaji dua kali. Dalam ilmu balaghah, laki-laki ini memang sedang melontarkan kalam insya' (thalabi), yakni berupa perintah kepada istrinya, namun di saat bersamaan terkandung maksud terselubung mengungkapkan kalam khabar (informasi) tentang prestasi ibadah kepada para tamunya.

Secara tersurat memerintah, tapi secara tersirat memamerkan sebuah kebanggaan. Lalu, apa respons Sufyan at-Tsauri terhadap lelaki yang pamer itu? "Sungguh kasihan orang ini.

Dengan perkataannya itu dia telah menghapus pahala dua hajinya. Semoga Allah menyelamatkan kita dari riya'," kata ulama alim dan zuhud yang wafat pada 778 M ini. Pernah suatu kali Rasulullah menerima pertanyaan dari seorang laki-laki yang datang kepada beliau, "Apa itu keselamatan pada hari esok (hari Kiamat)?" "Ketika kamu tidak menipu Allah," jawab Rasulullah.

"Bagaimana kita menipu Allah?" "Yaitu ketika kamu menunaikan perintah Allah dan rasul-Nya namun kamu bertujuan untuk selain ridha Allah. Berhati-hatilah dari riya' karena sesungguhnya ia termasuk kategori syirik kepada Allah," balas Nabi lagi.

Demikian disampaikan dalam hadits riwayat Adz-Dzahabi. Hadits ini melanjutkan sabda Nabi bahwa kelak di hari Kiamat orang-orang riya' dipanggil di hadapan orang banyak dengan empat nama: "wahai orang kafir", "wahai orang durhaka (fâjir)",

"wahai orang cedera (ghâdir)", dan "wahai orang merugi (khâsir)". Perbuatan orang riya' tersebut, jelas Nabi, sesat dan pahalanya pun musnah, sehingga ia tak memiliki bagian apa-apa di hari Kiamat. Selanjutnya diseru kepadanya, "Ambillah pahala dari orang-orang yang menjadi tujuan amalmu, wahai penipu diri sendiri."

Dalam kitab Irsyâdul ‘Ibâd pula diceritakan bahwa seorang imam ditanya tentang siapa orang yang disebut ikhlas. Ia jawab, "Orang yang merahasiakan kebaikannya sebagaimana menyimpan kejahatannya." Wallahu a'lam. (Mahbib Khoiron) ****

Editor: Rajab Ahirullah

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Pengertian Fi’il Ruba’i Mujarrad dan Fiil Mazid

Selasa, 19 September 2023 | 07:05 WIB

Sholat Taubat, Inilah Keutamaannya

Senin, 18 September 2023 | 23:50 WIB

Maulid Nabi Bukan Bidah Terlarang, Simak Penjelasannya

Senin, 18 September 2023 | 23:32 WIB

Simak Keutamaan Bulan Rabiul Awal 1445 H

Senin, 18 September 2023 | 23:29 WIB

Sejarah Penyusunan Kalender Hijriyah

Rabu, 13 September 2023 | 11:34 WIB

Sang Pakar Ilmu Al Quran, KH Ahsin Sakho Muhammad

Sabtu, 9 September 2023 | 09:15 WIB

Bantu Orang Bermaksiat Boleh?

Sabtu, 9 September 2023 | 08:10 WIB

Sholat Pinta Hujan Malam hari, Simak Hukumnya

Sabtu, 9 September 2023 | 07:00 WIB

Kisah Semut Minta Hujan era Nabi Sulaiman

Sabtu, 9 September 2023 | 06:30 WIB

Doa Rosulullah saat Musim Kemarau

Sabtu, 9 September 2023 | 00:06 WIB

Turuti Ngidam Istri, Simak Hukumnya Bagi Suami

Sabtu, 2 September 2023 | 22:12 WIB

Musim Kemarau Air Mahal, Bolehkan Tayamum?

Sabtu, 2 September 2023 | 22:09 WIB

Paksa Anak Perempuan Untuk Menikah, Bolehkah?

Sabtu, 2 September 2023 | 21:53 WIB

Nikahi Janda atau Perawan, Simak Perbedaannya

Sabtu, 2 September 2023 | 21:50 WIB

Teropong Lebih Dekat Makam Syekh Subakir

Senin, 31 Juli 2023 | 22:55 WIB
X