Jangan Lakukan ini di Bulan Safar Jika Tidak Ingin Sial.

- Selasa, 5 Oktober 2021 | 09:29 WIB
Ilustrasi kegagalan atau sesorang yang sedang mengalami kesialan (https://pixabay.com/)
Ilustrasi kegagalan atau sesorang yang sedang mengalami kesialan (https://pixabay.com/)

Bogor Times- Bulan safar merupakan bulan yang konon katanya di turunkanya bala penyakit menurut sebagian orang.

Faktanya di setiap akhir bulan Safar tepatnya di hari rabu akhir selalu diadakan tradisi Rebo Wekasan sebagai ritual penolak bala.

Benarkah demikian? atau apa sebenernya peristiwa yang terdapat didalam bulan Safar?

Baca Juga: Ungkap Latar Belakang dan Tujuan Rebo Wekasan

Safar merupakan bulan kedua dalam kalender Islam berdasar pada tahun Qamariah atau Hijrriah. Menurut bahasa, Safar menunjukkan pada makna kosong, ada pula yang mengartikannya kuning.


Dinamakan Safar berdasarkan pada kebiasaan orang-orang Arab zaman dulu yang suka meninggalkan tempat kediaman atau rumah mereka (sehingga kosong) untuk berperang ataupun bepergian jauh.

Antara peristiwa-peristiwa penting yang berlaku dalam sejarah Islam pada bulan ini ialah Peperangan Al-Abwa pada tahun kedua Hijrah, Peperangan Zi- Amin tahun ketiga Hijrah dan Peperangan Ar-Raji (Bi’ru Ma’unah) pada tahun keempat Hijrah.

Baca Juga: Muhammad Nurdat Ilhamsyah Kembali Nahkodai DPD BKPRMI Kota Bogor

Ada pula yang menyatakan bahwa nama Safar diambil dari nama suatu jenis penyakit sebagaimana yang diyakini oleh orang-orang Arab jahiliyah pada masa dulu, yakni penyakit Safar yang bersarang di dalam perut akibat dari adanya sejenis ulat besar yang sangat berbahaya.

Itulah sebabnya mereka menganggap bulan Safar sebagai bulan yang penuh dengan keburukan. Pendapat lain menyatakan bahwa Safar adalah sejenis angin berhawa panas yang menyerang bagian perut dan mengakibatkan orang yang terkena menjadi sakit.

Terlepas dari semua itu, banyak kalangan dari umat Islam menganggap bahwa bulan Safar sebagai bulan kesialan. Pemahaman akan kepercayaan ini sering mereka aplikasikan dengan tidak melakukan kegiatan-kegiatan penting di bulan Safar, misalnya perkawinan, membangun rumah, bepergian jauh, memulai usaha baik berdagang ataupun bercocok tanam, mendulang (emas atau intan), dan sebagainya.

Baca Juga: H.Oleh Soleh Sampaikan Permintaan kepada Wakil Walikota Dalam Musda DPD BKPRMI Kota Bogor


Sebab, ujung dari semua kegiatan tersebut dalam sebagian pemahaman mereka biasanya adalah kegagalan atau kesusahan, dan khusus bagi mereka yang mendulang sangat rentan terkena racun atau bala.

Anggapan ini akan semakin menguat jika bertemu dengan hari Rabu terakhir bulan Safar yang biasa mereka sebut dengan Arba Mustamir atau dalam bahasa Jawa disebut Rabu Wekasan.

Dalam anggapan masyarakat, kesialan bulan Safar akan semakin meningkat jika bertemu dengan Rabu terakhir tersebut sebab berdasarkan sebuah referensi klasik disebutkan bahwa Allah telah menurunkan 3333 jenis penyakit pada hari Rabu terakhir bulan Safar.

Baca Juga: Uang Kembalian di Tukar dengan Permen, Bolehkah?

Adapun menurut Imam Abdul Hamiid Quds, seorang `ulama besar, mufti dan imam Masjidil Haram Makkah pada awal abad 20 dalam bukunya “Kanzu al-Najah wa al-Suraar fi Fadhail al- Azmina wa al-Syuhaar” mengatakan, “Banyak Wali Allah yang mempunyai pengetahuan spiritual telah menandai bahwa setiap tahun, 320 ribu penderitaan (Baliyyat) jatuh ke bumi pada hari Rabu terakhir di bulan Safar.”


Hari itu dianggap sebagai hari yang sangat berat dibandingkan hari-hari lain sepanjang tahun. Beberapa ulama mengatakan bahwa ayat al-Quran, Yawma Nahsin Mustamir yang artinya hari berlanjutnya pertanda buruk, merujuk pada hari tersebut.

Senada dengan yang disebutkan di atas, Syekh Muhammad bin Ismail Daud al-Fathani juga merujuk pendapat para ulama dalam kitabnya yang berjudul Al-Bahjatul Mardhiyah dan Jam’ul Fawaid juga membahas tentang turunnya bala di bulan Safar.

Hal yang demikian disebutkan pula dalam kitab Al-Jawahir bahwa diturunkan bala pada tiap-tiap tahun sebanyak 320.000 bala dan sekalian pada hari Rabu yang terakhir pada bulan Safar, maka hari itu terlebih payah daripada setahun.***(Mohammad Mufid Muwaffaq/pecihitam.org)

Halaman:
1
2

Editor: Mochammad Nurhidayat

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Hikmah Zakat Dalam Islam

Sabtu, 6 April 2024 | 06:00 WIB

Berikut Niat Zakat Fitrah Untuk Berbagai Keadaan

Jumat, 5 April 2024 | 06:00 WIB

Definisi Zakat dalam Islam

Kamis, 4 April 2024 | 06:00 WIB

Sejarah Syariat Zakat dalam Islam

Kamis, 4 April 2024 | 06:00 WIB

Inilah Beberapa Keutamaan Hari Raya Idul Fitri

Kamis, 4 April 2024 | 06:00 WIB

Inilah Makna dan Esensi Idul Fitri Menurut Ulama

Kamis, 4 April 2024 | 02:20 WIB

Jatuh dan Terluka, Apakah Puasa Menjadi Batal?

Rabu, 27 Maret 2024 | 12:55 WIB

Terpopuler

X