Maualana Jalaludin Rumi : Kebahagiaan Penghuni Neraka di Neraka

- Jumat, 5 November 2021 | 16:52 WIB
Ilustrasi (Bogor Times)
Ilustrasi (Bogor Times)

Bogor Times - Neraka adalah tempat mempertanggung jawabkan manusia atas perilakunya ketika semasa hidup di dunia.

Neraka selalu digambarkan dengan wajah seram dan segala macam siksaannya sehingga hampir keseluruhan manusia merasa takut ketika bercerita tentang neraka.

Tetapi menurut Maulana Jalaludin Rumi dalam kitab Fihi Ma Fihi, para penghuni neraka justru lebih bahagia di dalam neraka itu sendiri.

Menurut Maulana Jalaluddin Rumi penghuni neraka akan lebih bahagia di neraka daripada di dunia, karena mereka di neraka akan selalu mengingat Allah, ketimbang semasa hidup di dunia Allah selalu di lupakan.

Tidak ada yang lebih manis dari pada mengingat Allah, sehingga mereka yang di neraka menginginkan kembali lagi ke dunia untuk melakukan amal kebaikan agar bisa menyaksikan perwujudan Keagungan Allah, bukan karena dunia ini lebih bahagia daripada neraka.

Orang-orang munafik berada di tingkatan neraka yang terbawah karena keimanan yang mendatangi mereka dikalahkan oleh kekufuran mereka yang lebih kuat sehingga ia tidak mampu beramal. Oleh sebab itu, siksaan untuk mereka lebih berat agar mereka menyadari keberadaan Tuhannya.

Baca Juga: PC INSPIRA Bogor Apresiasi Pemkab Bogor Raih Penghargaan Terbaik III Dalam Anugerah Media Humas 2021

Sementara bagi kaum kafir, keimanan tidak menghampiri mereka. Kekufuran mereka lemah sehingga dengan sedikit siksaan saja ia akan kembali menyadari keberadaan Tuhannya.

Perumpamaan orang munafik dan kafir Seperti sapu tangan berdebu dan permadani yang juga berdebu. Cukup dibutuhkan satu orang saja untuk mengibaskan sapu tangan itu agar menjadi bersih.

Berbeda dengan permadani yang membutuhkan empat orang yang kuat agar dapat menghilangkan debu yang menempel di permadani tersebut.

Para penghuni neraka berkata:

“Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang telah Allah rezekikan kepadamu.” (QS. al-A’raf: 50)

Aku berlindung kepada Allah dari makna bahwa “mereka menghendaki makanan dan minuman".

Baca Juga: Habib Luthfi Bin Yahya Kembali Terpilih 500 Muslim Berpengaruh di Dunia

Makna dari ayat tersebut adalah:“Tuangkanlah kepada kami apa yang kalian peroleh
dan yang membuat kalian berseri-seri".

Al-Qur’an itu laksana mempelai perempuan; meskipun kamu berusaha melepaskan hijab yang menutupinya, wajahnya tidak akan tampak terlihat jelas oleh dirimu.

Meski kamu telah berupaya memeriksa dirinya, kamu tidak akan mendapatkan kebahagiaan dan tidak akan mampu mengungkapnya. Hal ini dikarenakan merobek hijab justru akan membuat gadis itu menolakmu dan menipu dirimu.

Gadis itu akan bersandiwara dengan menunjukkan wajahnya yang buruk, seakan-akan ia berkata: “Aku bukan termasuk mempelai yang cantik.” Dia mampu menunjukkan berbagai bentuk raut wajah sekehendak hatinya.

Baca Juga: Perencanaan Kurang Matang, Proyek RSUD Bogor Utara Terancam Molor

Namun Kondisinya akan berbeda jika dirimu tidak memaksa mempelai untuk menyingkap hijabnya. Kamu cukup mencari kerelaannya dengan menyirami kebunnya, melayaninya dari jauh, dan menyusuri jalan yang disukainya.

Dengan begitu, tanpa perlu menyibak hijabnya, kamu akan melihat wajah mempelai itu dengan sangat jelas.

Carilah ‘keluarga’ Allah yang berkata:

“Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hambaku dan masuklah dalam Surgaku.” (QS. al-Fajr: 29-30)

Allah tidak berbicara kepada setiap orang, sebagaimana para raja dunia ini tidak berbicara pada setiap tukang tenun. Mereka telah menunjuk seorang menteri dan wakil untuk menunjukkan jalan kepada manusia.

Allah juga telah menunjuk hamba-hamba pilihanNya, sehingga setiap orang yang mencari Allah akan mendapati Allah berada dalam diri hamba-hamba pilihan itu. Seluruh Nabi telah datang dengan sebab ini, merekalah sang penunjuk jalan.***

 

Halaman:
1
2

Editor: Muhammad Syahrul Mubarok

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Hikmah Zakat Dalam Islam

Sabtu, 6 April 2024 | 06:00 WIB

Berikut Niat Zakat Fitrah Untuk Berbagai Keadaan

Jumat, 5 April 2024 | 06:00 WIB

Definisi Zakat dalam Islam

Kamis, 4 April 2024 | 06:00 WIB

Sejarah Syariat Zakat dalam Islam

Kamis, 4 April 2024 | 06:00 WIB

Inilah Beberapa Keutamaan Hari Raya Idul Fitri

Kamis, 4 April 2024 | 06:00 WIB

Inilah Makna dan Esensi Idul Fitri Menurut Ulama

Kamis, 4 April 2024 | 02:20 WIB

Jatuh dan Terluka, Apakah Puasa Menjadi Batal?

Rabu, 27 Maret 2024 | 12:55 WIB
X