“Ibnu Asakir meriwayatkan dari jalur ar-Rabi’bin Sulaiman, dia berkata bahwa dia mendengar Asy-Syafi’i berkata, “Ada tiga yang merupakan obat untuk penyakit yang tidak ada obatnya dan yang menyusahkan para dokter untuk mengobatinya, yaitu anggur, susu unta, dan tebu. Jika bukan karena tebu, aku tidak akan tinggal di Mesir.”
Mesir merupakan daerah yang subur dan banyak tanaman berkhasiat obat yang dapat tumbuh di sana. Tanaman seperti anggur dan tebu dapat tumbuh dengan baik di tanah Mesir. Bahkan dari riwayat di atas, Imam Asy-Syafi’i sangat menyukai tebu. Di Mesir itulah Imam Asy-Syafi’i tutup usia pada Akhir Bulan Rajab, tepatnya pada Hari Jum’at.
“Ibn Adiy berkata, saya pernah mendengar Ali ibnu Muhammad bin Sulaiman berkata: Saya pernah bertanya kepada ar-Rabi’ tentang meninggalnya asy-Syafi’i, maka dia berkata kepadaku: Beliau meninggal pada tahun 204 pada hari terakhir Bulan Rajab yaitu hari Jum’at.” (Al-Asqalani, 1986 M: 179).
Sebagai umat Islam yang mengikuti mazhab Imam Asy-Syafi’i, selayaknya kita mengambil berbagai teladan dari Beliau. Kecintaan terhadap ilmu pengetahuan dan kemanfaatan ilmunya yang luas di berbagai bidang hendaknya menginspirasi generasi muslim saat ini untuk melestarikan ajarannya. Termasuk upaya untuk melestarikan ajaran Imam Asy-Syafi'i adalah meneladani dan mengikuti jejak para ulama Syafi'iyah yang dari mereka itulah transmisi keilmuan Imam Asy-Syafi'i tersambung untuk kita hingga hari ini.****