Refleksi Harlah KMHDI, Mengenal Sejarah KMHDI Sebagai Reaksi Keterdesakan Mahasiswa Hindu

- Minggu, 5 September 2021 | 20:04 WIB
Putu Lingga Ketua  PC KMHDI Bogor. (Rosyka/Azis)
Putu Lingga Ketua PC KMHDI Bogor. (Rosyka/Azis)

Bogor Times Awalnya Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) adalah sebuah reaksi atas keterdesakan mahasiswa Hindu Indonesia, terutama ketika berhadapan dengan organisasi berbasis keagamaan yang bersifat militan yang memperoleh dukungan dari kebangkitan gerakan keagamaan yang skriptualis.

Kehadiran KMHDI menjawab organisasi mahasiswa Hindu Indonesia di level nasional. Yang pada akhirnya akan membantu pembelaan diri, bukan bagi mahasiswa Hindu, namun juga bagi seluruh komunitas Hindu Indonesia, dan karena itu, organisasi ini harus dilahirkan pada saat itu juga.

Syarat awal kemungkinan berdirinya organisasi mahasiswa Hindu KMHDI dikala memasuki awal tahun 1990-an, kebijakan dicabut dan sebagai keluar Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan (PUOK).

Baca Juga: Harlah KMHDI Ke-28, Mahasiswa Berbagi Bingkisan Sembako

Melalui PUOK ini, ditetapkan bahwa organisasi kemahasiswa intra kampus yang diakui adalah Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT), yang didalamnya terdiri dari Senat Mahasiswa Fakultas (SMF) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).


Situasi mahasiswa Indonesia di tanah air, sebagaimana disebutkan di atas, pengaruh yang besar pada mahasiswa Hindu di awal dekade 90-an. Penulis mencoba mengklasifikasikan awal hingga terbentuknya KMHDI.

Tahap Pemmunculan Ide

Tahap ini ditandai dengan munculnya keinginan untuk membentuk wadah Mahasiswa Hindu Nasional pada tahun 1991. Waktu itu diusulkan bentuk forum komunikasi informal, dan disepakati KMHD UGM sebagai fasilitator. Tugas dari forum komunikasi tersebut adalah untuk membangun jaringan komunikasi mahasiswa di berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Baca Juga: BANSER Kawal Kegiatan Jamiyyatul Qurra Wal Huffadz NU GunungPutri

bagi perguruan tinggi yang belum memiliki KMHDI di perguruan tinggi membentuk, diserukan agar KMHD yang dapat mengakomodasikan seluruh potensi dan aspirasi Mahasiswa Hindu di masing-masing perguruan tinggi.

Tahap Pemantapan Ide

Pembicaraan lebih lanjut dilakukan dalam Dialog Mahasiswa Hindu yang diselenggarakan pada saat TPKH ITS menyelenggarakan Seminar Nasional Mahasiswa Hindu pada tahun 1992.

Adapun hasil yang dicapai pada saat itu adalah dibentuknya Koordinator Wilayah (Korwil) di masing-masing kota yang memiliki perguruan tinggi. Selain itu, untuk membicarakan mekanisme Forum Komunikasi Mahasiswa Hindu, maka akan diadakan Dialog di Bali dengan tetap menunjuk KMHD UGM sebagai fasilitator dan penyelenggara.

Baca Juga: Tarif Vaksinasi Gor Pakansari Rp 25-100 ribu, Klas Eksekutif Tanpa Antrian Lama

Baca Juga: Mantan Panglima TNI meledakkan ICW Ke Polisi

Halaman:

Editor: Ahmad Fauzi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

5 Doa Pilihan yang Cocok Dibaca Selama Ramadhan

Sabtu, 6 April 2024 | 06:00 WIB
X