Baca Juga: Diduga Karena Cuaca Ekstrim, Jutaan Pipin Mati Mendadak di Bali
Baca Juga: 20 Tahun Sudah Tragedi Runtuhnya WTC, Ilmuan Ungkap Sejarah Api Meluluh Lantahkan Baja
Baca Juga: Nikmati Tembakau Sintetik Asal China, Kakak dan Adik Berstatus Mahasiswa Ditangkap Polisi
Bogor Times- Video Tayangan viral fenomena langka. Yaitu jatuhnya bangkai burung pipit Hingga Jatuh Ke tanah.
tertinggal pada belakangan ini, fenomena itu terjadi di kuburan Banjar Sema, Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali.
Pembuat video itu adalah Kade Suntika yang merupakan warga sekitar. Kade bercerita ketika dirinya melihat burung pipit jatuh pada Kamis (9/9/2021) kemarin.
Menurutnya, jumlah burung yang jatuhan bukan ratusan, melainkan belasan.
Baca Juga: Hari Radio ke-76, RRI Bogor Berbagi Kegembiraan Pada Ratusan Yatim Piatu dan Kaum Duafa
Baca Juga: Bupati Ade Yasin Kunjungi Lokasi Terdampak Banjir Akibat Luapan Air Sungai
Baca Juga: 20 Tahun Gak Makan Nasi, Ini Potret Nadine Chandrawinata dengan Tubuh Super Idealnya
"Banyak yang jatuh dan mati," kata Sutika saat dihubungi, Jumat (10/9/2021).
Sutika bercerita, fenomena langka itu pertama kali ia ketahui saat dirinya berkendara menuju rumah teman sekitar pukul 08.00 Wita.
Di tengah perjalanan, hujan tiba-tiba turun lebat. Kade langsung memutar balik ke rumah dan melihat gerombolan warga baik dewasa dan anak-anak telah ramai di pekuburan.
Baca Juga: Teuku Ryan Tidak Tau Kalo Ria Ricis Seorang Youtuber
Baca Juga: BUMDes Sinar Makmur Gelar Aniversary Agro Wisata Situ Rawa Gede Ke-3
Baca Juga: Menelanjangi Arti Perkawinan Menurut Kitab Fathu Izar Karangan KH. Abdullah Fauzi Pasuruan.
"Saya melihat ke kuburan, anak-anak sudah banyak yang mengambil-ambil-ambil burung itu. Saya melihat ada banyak burung di bawah pohon, ada yang mati, ada yang masih hidup," kata dia.
Berdasarkan pengamatan Sutika, kawanan burung telah bertengger di dua batang pohon asam di kuburan selama lima hari belakangan.
Ia tidak tahu dari mana asal burung tersebut.
Sore harinya, burung-burung yang mati berjatuhan di tanah itu sudah dipungut bangkainya dan telah dikubur.
Meski begitu, masih banyak ditemukan burung-burung di atas pohon asem tersebut.
Baca Juga: Logo Peringatan Hari Santri Versi PBNU
Baca Juga: Tips - tips Agar Lolos di Program Kartu Prakerja Gelombang 20
Baca Juga: Berbagi Momen Bahagia Pernikahan Beda Agama Anak, Minati Atmanegara Dapat Ribuan Doa
"Sekarang banyak lagi burung di sana sekarang sudah mati, dari mana itu datangnya, masih banyak," lanjutnya.
Di lain tempat, Kepala Bidang Kesehatan Hewan Kabupaten Gianyar, Made Santiarka mengatakan. Fenomena ini merupakan fenomena alam.
Ia menduga burung tersebut jatuh karena tidak kuat melawan cuaca ekstrem saat duduk di pohon asem.
Baca Juga: Vidio Viral Pasangan Gancet 100 Persen Hoax
Baca Juga: Alhamdulillah, PTM di Kabupaten Bogor Memasuki 80 Persen Untuk SD dan SMP
Cuaca ekstrem berupa hujan dan angin kencang yang terjadi karena masa-masa musim kemarau menuju musim hujan.
"Karena hujannya berbeda terlalu tebal, kan jelas ada tekanan udara rendah, tekanan udara rendah, dia bertahan saja dan basah kuyup, itu menyebabkan dia sakit dan mati dan kekuatan kekuatan dengan kekuatan lainnya," kata dia.
Santiarka juga membenarkan jenis burung itu adalah burung pipit.
Meski banyak yang mati, beberapa dari burung itu masih bisa bertahan hidup setelah ditemukan terkena sinar matahari.
"Di bulu burung itu, ada satkarotinya jadi sulit di udara menembus bulunya. Di samping itu juga ada kelenjar minyak di belakang ini," ujar Santiarka.
Namun untuk mengetahui lebih pasti fenomena ini, Dinas Kesehatan Hewan Kabupaten Gianyar mengambil sampel burung. Sampel tersebut akan diuji di laboratorium.****
Artikel Terkait
Ayu Ting Ting Tak Sungkan Minta Uang Mahar Rp 5 Miliar Kepada Ivan Gunawan
Inilah Historis Hari Olahraga Nasional Yang Perlu Diketahui
Twibbon Hari Olahraga Nasional 2021, Ayo Meriahkan Dengan Sebar Twibbon Ke Medsos
Olah Raga Sebagian Dari Iman, Kisah Edukasi Dalam Buku 'Dongeng Enteng Ti Pesantren'
Doa Mantan Presiden SBY untuk Pemimpin Negeri Agar Kuat Hadapi Pandemi
Desas desus Kabar Sakitnya Ketum PDI Buat Geger Dunia Maya
Alhamdulillah, PTM di Kabupaten Bogor Memasuki 80 Persen Untuk SD dan SMP