Kasus Pencatutan Nama Anies Baswedan dalam kasus Anak Nia Daniaty Memasuki Babak Baru

- Rabu, 6 Oktober 2021 | 08:02 WIB
Anies Baswedan menjadi korban penyatutan nama tes CPNS (Instagram @aniesbaswedan)
Anies Baswedan menjadi korban penyatutan nama tes CPNS (Instagram @aniesbaswedan)

Bogor Times - Profesi Pegawai Negeri Sipil (PNS) saat ini menjadi buruan sebagian masyarakat Indonesia, terlihat dari jumlah peserta tes yang terus membeludak bahkan tidak sedikit juga yang berani main - main jalur belakang.

Animo yang besar masyarakat untuk mengikuti sleksi CPNS sering di manfaatkan oknum untuk meraih untung dari para peserta tes, dari mulai bermodus punya orang dalam sampai menjual nama pejabat tinggi untuk mendapatkan kepercayaan dari calon korban, namun pada akhirnya tidak sedikit yang berujung penipuan.

Ahmad Riza Patria Wakil Gubernur DKI Jakarta meminta agar masyarakat tidak sembarang mencatut nama pejabat berkaitan dengan proses perekrutan CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil).

"Mari kita hidup jujur jangan sampai menipu apalagi mencatut nama-nama orang termasuk nama pejabat," katanya di Balai Kota Jakarta, Selasa, 5 Oktober 2021.

Di analisir dari Pikiran-Rakyat.com, Riza menghimbau agar masyarakat ikut serta mendukung para pemimpin yang sudah bekerja dengan tulus, bekerja keras membangun daerahnya, termasuk dengan Anies Baswedan.

ia meminta terkait rekrutmen CPNS, agar masyarakat tidak perlu mengunakan cara yanng tidak baik.

Baca Juga: Memilih ke Bali ketimbang Datang di Rapat Paripurna DPRD DKI, Ferdinan Hutahean : Anies Pengecut

"Tidak perlu menggunakan cara-cara yang tidak baik," ujarnya.

keterlibatan Anak dari penyanyi Nia Daniaty darlam kasus Perkara dugaan penipuan bermoduskan perekrutan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) memasuki babak baru.

Kuasa hukum salah satu pelapor, Odie Hudiyanto menyebutkan bahwa Olivia Nathania mencatut nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Meskipun pihak Olivia Nathania telah memberikan tanggapan atas laporan polisi terhadap dirinya. Namun, pihak pelapor tetap bersikukuh membawa perkara tersebut ke ranah hukum.

Olivia Nathania menegaskan bahwa dirinya tidak pernah menjanjikan ‘para korban’ menjadi PNS. Ia mengaku bahwa dirinya hanya memiliki lembaga kursus untuk persiapan ujian CPNS.

"Perlu saya luruskan di sini, adapun saya menyelenggarakan les untuk masuk CPNS, les ya kita bicaranya, bisa dicek nanti tempatnya ada, pengajarnya pun ada," katanya.

Baca Juga: Petani di Indramayu di Bantai Ormas, PMII Kota Bogor : Pemerintah Tidak Serius Melindungi Petani

Ia mengungkapkan bahwa biaya kursus di tempatnya senilai Rp25 juta per orang yang digunakan sebagai biaya pengajar, sewa tempat, dan lain-lain.

"Memang saya terima uang dari situ senilai Rp25 juta per orang, tetapi dengan nilai Rp25 juta itu digunakan untuk apa? Wajar saya punya untung dari situ, tetapi Rp25 juta ini digunakan untuk les, untuk pengajar, sewa tempat dan lain-lain," ucapnya.

Baca Juga: Tersangkut Kasus Perzinahan, Balon Kepala Desa Mahal Nomor 3 Tetap Lolos Administrasi

Sementara itu, Odie Hudiyanto menjawab pernyataan Olivia Nathania dengan sejumlah bukti yang dimilikinya selain pencatutan nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

"BAP hari ini ungkap beberapa hal, pertama muncul video Anies Baswedan saat pelantikan virtual CPNS bodong. Kami tahu saat para korban diminta Oli (Olivia) diminta beli baju Korpri," katanya.***

Halaman:
1
2

Editor: Muhammad Syahrul Mubarok

Sumber: PikiranRakyat.com

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

5 Doa Pilihan yang Cocok Dibaca Selama Ramadhan

Sabtu, 6 April 2024 | 06:00 WIB

Gudang Peluru Meledak, Musibah Atau Rekayasa?

Sabtu, 30 Maret 2024 | 23:41 WIB

Berani, Pengusaha Ilegal Tantang Camat Cariu

Sabtu, 30 Maret 2024 | 06:00 WIB
X