Kematian Yang Sangat Tragis Sang Mantan Santri.

- Sabtu, 9 Oktober 2021 | 12:15 WIB
ilustrasi muslim munajat fixabay (ilustrasi muslim munajat fixabay)
ilustrasi muslim munajat fixabay (ilustrasi muslim munajat fixabay)

Dia khawatir jika Soekarno tiada, maka tiada lagi sosok yang bisa memberikan ruang bagi komunis. Tak ada lagi pengusung ide Nasakom (Nasionalis Agama Komunis).

Aidit juga berkiblat pada Mao Zedong yang melakukan jalan revolusi demi merebut kekuasaan. Otak Aidit berfikir cepat menyusun segala rencana.

Angkatan Darat adalah satu-satunya perintang tujuan PKI. Itulah mengapa PKI menyebarkan isu Dewan Jenderal. Sebuah fitnah yang menuduh Dewan Jenderal AD hendak mengkudeta Soekarno.

Baca Juga: Kapolda Kalimantan Tengah Irjen Pol Dr Dedi Prasetyo Ancam TNI, Konten Meme Adalah hoaks

Akhirnya meletuslah peristiwa G30SPKI. Terjadi pembunuhan keji para Jenderal AD juga serangkaian teror di kota-kota basis PKI di Jawa Tengah.

Tapi Allah masih melindungi negeri berpenduduk mayoritas muslim ini, meskipun PKI sudah merencanakan pemberontakan dengan cermat, akhirnya gagal total.

Tanggal 2 Oktober 1965, Aidit melarikan diri ke Jawa Tengah, dia bersembunyi di beberapa kota yaitu Semarang, Solo, Boyolali. Berpindah dari satu kota ke kota yang lain karena RPKAD serius memburunya.

Baca Juga: Kenali Aplikasi Kredivo, Pinjaman Uang Secara Online Tanpa Agunan

Akhirnya Aidit tertangkap di kota Solo, tepatnya di belakang stasiun Balapan.
Saat digerebek oleh tentara, Aidit bersembunyi di lemari. Sebuah lemari yang miliki pintu rahasia.

Ketika tertangkap, Aidit minta dipertemukan dulu dengan Soekarno. Tapi tidak dikabulkan. Jika permintaannya dikabulkan, maka urusan akan menjadi panjang.

Pada tanggal 23 Novemver 1965, Aidit digelandang ke Boyolali. Dia dibawa ke Batalyon 444 Boyolali. Kemudian segera dieksekusi di sebuah sumur tua di belakang batalyon.

Baca Juga: Dikomentari Sebagai Aktivis Politik, Natalius Pigai : Kalau Yenny Wahid Yang Ngomong Gak Bisa Saya Lawan

Sebelum ditembak, Aidit diberikan kesempatan untuk mengucapkan kata-kata terakhir.

Tebak, apa yang diucapkannya? Apakah dia 'istighfar'? Atau 'sholat taubat'? Sama sekali TIDAK!!.

Aidit justru pidato berapi-api di bibir sumur. Pidato memuji komunisme dan mengajak orang-orang untuk bergabung dalam gerbong PKI.

Halaman:

Editor: Imam Shodiqul Wadi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

5 Doa Pilihan yang Cocok Dibaca Selama Ramadhan

Sabtu, 6 April 2024 | 06:00 WIB

Gudang Peluru Meledak, Musibah Atau Rekayasa?

Sabtu, 30 Maret 2024 | 23:41 WIB

Berani, Pengusaha Ilegal Tantang Camat Cariu

Sabtu, 30 Maret 2024 | 06:00 WIB

Terpopuler

X