Sekjend PBNU Ingatkan Gus Yaqut, NU itu Jangan Dikotomi Oleh Kekuasaan.

- Senin, 25 Oktober 2021 | 17:22 WIB
m.youtube-sekjend pbnu klarifikasi pernyataan gus yaqut NU adalah hadiah negara (m.youtube-sekjend pbnu klarifikasi pernyataan gus yaqut NU adalah hadiah negara)
m.youtube-sekjend pbnu klarifikasi pernyataan gus yaqut NU adalah hadiah negara (m.youtube-sekjend pbnu klarifikasi pernyataan gus yaqut NU adalah hadiah negara)

BogorTimesSekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNUHelmy Faishal Zaini menganulir perkataan simpang siur Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas alias Gus Yaqut mengutarakan bahwa Kemenag adalah hadiah negara untuk NU, bukan umat Islam secara keseluruhan.

Helmy Faishal menjelaskan bahwa Kemenag adalah hadiah negara untuk semua agama bukan hanya NU atau hanya umat Islam.

"Pertama adalah bahwa Kemenag hadiah negara untuk semua agama, bukan hanya untuk NU atau hanya untuk umat Islam," kata Helmy Faishal dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 24 Oktober 2021 dikutip dari Pikiran Rakyat.com yang telat terbit dengan Judul:"Sekjen PBNU Klarifikasi Pernyataan Gus Yaqut, Singgung NU Tak Boleh Semena-mena Berkuasa.

Baca Juga: Sang Wali dengan Pesannya dan Sang Pelacur dengan Doa nya.

Baca Juga: Keluargamu Adalah Ujian dan Cobaan Menuju Keridhoan-Nya.

Dia berkata NU punya peran besar dalam menghapus 7 kata dalam Piagam Jakarta. Namun, Helmy menegaskan bahwa NU tidak boleh seenaknya saja berkuasa di Kemenag dan di kotak-kotakan didikotomi kekuasaan.

"Namun tidak berarti NU boleh seenaknya saja berkuasa atas dikotomi Kementerian Agama ataupun merasa ada hak khusus," ujarnya.

Baca Juga: Tidak Ada Kata Terlambat Menuntut Ilmu Agama.

Baca Juga: Hujjatul Islam Al-Imam Al-Ghozali Mejelaskan Apa itu Hati.

Helmy mengatakan peran NU jauh sebelum kemerdekaan telah meletakkan pesantren sebagai pilar pembentuk karakter mental bangsa yang bertumpu kepada akhlaqul karimah, bukanlah mendikotomi kekuasaan semata.

"Meski demikian, NU tidak memiliki motivasi untuk mendikotomi menguasai ataupun memiliki semacam "privilege" dalan pengelolaan kekuasaan & pemerintahan, karena NU adalah jamiyyah diniyah ijtimaiyyah (organisasi keagamaan & kemasyarakatan)," katanya.

Baca Juga: DPR RI Meradang Test PCR Mestinya Opsional, Bukan Wajib, Aturan Kebelinger.

Baca Juga: Pangkostrad: Menjaga Toleransi Beragama dan Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa Pada Peringatan Hari Santri.

Oleh karena itu, kata dia, prinsip bagi NU adalah siapa saja boleh memimpin dan berkuasa dengan landasan untuk semua lapisan warga negara bukan dikotomi kekuasaan sediri.

Di sisi lain, Helmy menyebut pernyataan Gus Yaqut tersebut haknya sendiri. Namun, menurutnya komentar itu tidak pas dan kurang bijaksana.

Baca Juga: STQ di Provinsi MALUT Mampu Menunjukan Pada Dunia, Al Quran Sumber Relevan Kehidupan Ummat Manusia.

Baca Juga: Twibbon Kece Hari Santri Nasional 2021, Ayo Semarakan dan Gaungkan.

"Dengan segala hormat & kerendahan hati, tentang pernyataan Pak Menteri Agama tentu itu hak beliau, meski saya pribadi dapat menyatakan bahwa komentar tersebut tidak pas dan kurang bijaksana dalam perspektif membangun spirit kenegarawanan," kata Helmy.

Dia kemudian mengingatkan pada dasarnya semua elemen sejarah bangsa ini punya peran strategis dalam pendirian NKRI, melahirkan Pancasila, UUD 1945 dalam keanekaragaman suku, ras, agama, golongan dan bhineka tunggal ika.***(Julkifli Sinuhaji/Pikiran Rakyat)

 

 

 

 

 

Halaman:
1
2

Editor: Imam Shodiqul Wadi

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

5 Doa Pilihan yang Cocok Dibaca Selama Ramadhan

Sabtu, 6 April 2024 | 06:00 WIB

Terpopuler

X