Tauladan Pergaulan Nabi Muhammad SAW Dengan Agama Lain

- Senin, 22 November 2021 | 13:50 WIB
Tauladan Rosulullah Muhammad SAW dalam pergaulan antar beragama (Pixabay)
Tauladan Rosulullah Muhammad SAW dalam pergaulan antar beragama (Pixabay)

berikut isi surat perjanjian damai itu; “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha penyayang. Ini adalah surat dari Nabi Rasulullah Muhammad kepada Najran; Bagi penduduk Najran dan sekitarnya jaminan dari Allah dan Nabi Muhammad utusan Allah atas agama, tanah, harta, dan kafilah mereka, baik yang hadir maupun tidak hadir. Semisal mereka tidak mengubah apa yang sudah ada dan tidak mengubah hak-hak mereka.

Baca Juga: Permohonan Maaf Bogor Times dan Hak Jawab Anggota DPRD Kabupaten Bogor, Teguh Widodo

Uskup, pendeta, dan penjaga gereja mereka tidak boleh mengganggu apa yang ada di tangan mereka baik sedikit ataupun banyak. Mereka tidak boleh diusir dari tanah mereka, dan tidak boleh diambil 1/10 dari mereka. Tanah mereka tak boleh diinjak oleh tentara.  

Pada kisah lain, dalam kitab al-Sirah al-Nabawiyyah, juz 1, halaman 518, Nabi Muhammad selama di Madinah menjalin persahabatan dan pertemanan baik dengan kelompok agama Yahudi. agama yahudi. Di antara Yahudi yang menjadi kawan akrab Nabi Muhammad adalah Mukhairiq.

Seorang pendeta Yahudi yang sangat alim, sekaligus seorang hartawan nan kaya raya. Sumber kekayaan Muharriq adalah kebun kurma yang terbentang di sepanjang kota Madinah.  

Baca Juga: Mahasiswa Korban Bantingan Polisi Kini Sulit Menoleh, Simak Kabar Terkini Muhammad Fauriz Amrullah

Muharriq berkawan baik dan sangat akrab dengan Nabi Muhammad. Ketika berkecamuk perang Uhud pada tahun ke-3 Hijriah, Mukhairiq ikut serta membantu Raulullah dan kaum muslimin. Ia ikut berjuang dalam membantu kaum muslimin.

Yang manarik, sebelum ia terjun ke medan tempur, Muharriq sempat berwasiat, ketika ia meninggal, maka ia akan menghibahkan seluruh hartanya untuk digunakan Rasulullah demi kepentingan umat Muslim Madinah.  

Toleransi yang dilakukan Nabi Muhammad, diikuti pula oleh sahabat beliau yang lain, bahkan setelah beliau wafat. Umar bin Khattab, setelah diangkat menjadi amirul mukminin, pelbagai kebijakannya selalu berpihak pada non-Muslim.

Hal itu ditunjukkan oleh Doktor Ali Muhammad al-Shalabi dalam bukunya al-Daulatul Utsmaniyah: 'Awamilun Nuhudh wa Asbabus Suquth, bahwa Khalifah Umar tetap menghormati hak-hak non-Muslim.

Padahal kekuasaannya sudah sampai ke Asia Tengah sekitar 22 Hijriah. Islam sudah jadi imperium baru kekuatan dunia. Penghormatan Umar bin Khattab pada non-Muslim terlihat ketika penaklukan al Quds.

Khalifah Umar membuat perjanjian damai dengan Palestina, bahwa kendatipun Islam berkuasa, namun penduduk bebas menjalankan keyakinan agama mereka, dan tidak mengizinkan mengganggu gereja dan sinagog mereka. Dokumetasi perjanjian damai tersebut juga oleh Imam al-Thabari dalam kitab Tarikh .  

Pun masa Dinasti Umayyah, di bawah pemerintahan Marwan bin Abdul Malik, khalifah tetap menghormati hak-hak non-Muslim. Salah satunya adalah menjaga Gereja Yohanes tetap utuh. Gereja ini bertetangga dengan masjid Jami' Damaskus.

Pada saat itu, ada ide untuk merobohkan gereja tersebut, untuk memperluas masjid raya. Pasalnya, umat Islam saat itu sudah semakin berkembang. Namun ide itu ditolak komunitas muslim Suriah.  

Gereja ini dipelihara dan dijaga oleh Khalifah dari Dinasti Umayyah. Baru pada masa Walid bin Marwan, gereja ini dirobohkan, tetapi kemudia di masa khalifah Umar bin Abdul Aziz gereja ini dibangun kembali, karena desakan non-Muslim.  

Halaman:

Artikel Selanjutnya

Anggota PKS Resahkan Warga Parung

Editor: Ahmad Fauzi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

TV NU Siarkan Pelaporan SPT Wajib Pajak

Rabu, 27 Maret 2024 | 18:48 WIB

Ramadhan, Waktu Terbaik Membaca Al Quran

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:15 WIB

Jasad Pria Misterius Gegerkan Warga Karawang

Selasa, 19 Maret 2024 | 23:50 WIB
X