'PD' Presiden Jokowi Yakini BUMN Bisa Hentikan Impor Obat-obatan dan Alat Kesehatan

- Senin, 27 Desember 2021 | 21:53 WIB
Mandiri Alkes dan obat-obatan. (Pixabay)
Mandiri Alkes dan obat-obatan. (Pixabay)

Bogor Times- Kemandirian pada aspek kesehatan dalam negeri kini tengah digarap oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Di keduanya, Jokowi meminta agar Indonesia dapat berhenti melakukan impor obat-obatan, alat kesehatan, dan bahan baku obat.

Jokowi menyatakan harapannya untuk mengakhiri impor alat kesehatan dan obat-obatan itu, dalamnya saat melakukan groundbreaking Rumah Sakit (RS) Internasional Bali yang terletak di Kawasan Wisata Sanur, Kota Denpasar, Provinsi Bali, pada Senin, 27 Desember 2021.

Presiden Jokowi dijelaskan, mengutarakan hal tersebut untuk membangkitkan usaha alat kesehatan di dalam negeri. Tidak terbatas hanya sebagai penikmat, sumber daya manusia di dalam negeri diyakini mampu memproduksi barang-barang tersebut secara mandiri.

Baca Juga: Direndahkan Oknum Pejabat Kecamatan, Korban Intimidasi BPNT Polisikan Kasi Kestra
"Alat-alat kesehatan, obat-obatan, bahan baku obat, kita harus berhenti untuk mengadopsi barang-barang itu lagi dan kita lakukan, kita produksi sendiri di negara kita," katanya, dari


Harapan itu direnspon oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Erick mengatakan akan mengembangkan BUMN. Khususnya industri herbal, Melalui BUMN Indofarma berbagai produksi yang diharapkan presiden khususnya industri herbal dapat dikembangkan.

Ia menyatakan Indonesia memiliki alam dan budaya terkait industri herbal, karena itu akan difokuskan pada pengembangan industri pengobatan herbal.

Baca Juga: Survai Misterius TKSK Teror KPM, Warga Takut Dihapus Dari Daftar KPM

"Industri herbal sendiri kita punya kekuatan Pak, memang kita punya alam dan budaya mengenai industri herbal ini. Karena itu Indofarma kita akan fokus pengembangan industri pengobatan herbal," ujar Erick Thohir.

Sementara BUMN Kimia Farma, Erick menuturkan tetap akan fokus dalam menyediakan obat-obatan generik untuk memberikan akses obat yang terjangkau bagi masyarakat.

Produksi obat-obatan ini juga akan dihargai untuk menggunakan bahan baku dalam negeri.

Baca Juga: Mobil Bogor Gercep Siaga Desa Mendadak Jadi Bus Pariwisata

"Ini kalau digabungkan ya kita berharap ke depan, empat tahun ke depan kita bisa menekan impor bahan baku obat sampai 75 persen. Jadi yang 95 turun 20 persen," ujarnya.

Lebih lanjut, Erick mengungkapkan bahwa saat ini telah mengonsolidasikan klaster kesehatan BUMN. Hal ini merupakan bagian dari pembentukan ekosistem memperkuat ketahanan dan kemandirian kesehatan.

"Kita, ekosistem ini menjadi kunci. Kalau kita berdiri sendiri-sendiri akhirnya tentu kita tidak punya kekuatan yang terpadu untuk menahan gelombang yang terjadi di lapangan,".
Baca Juga: Apa Hukumnya Gunakan Jurus Naga hingga Bebek dalam Seks Suami Istri ? Simak penjelasannya
di luar, Kementerian BUMN telah berhasil menggabungkan Bio Farma sebagai perusahaan induk yang membawahi Kimia Farma, Indofarma, dan sejumlah rumah sakit BUMN yang berada di bawah Indonesia Healthcare Corporation (IHC).

Secara bisnis, ujar Erick, Bio Farma diharapkan dapat membuka peluang-peluang baru dalam industri kesehatan seperti vaksinasi.

"Kita coba sekarang bekerja sama dengan berbagai pihak, apakah mengembangkan vaksin mRNA atau protein rekombinan yang hari ini memang masih terus kita jajaki," ucapnya.

Erick menambahkan, vaksin produksi Bio Farma telah diuji secara klinis pada tanggal 13 Desember lalu. Dengan dimulainya tahapan uji klinis ini, ia berharap Indonesia dapat segera memproduksi vaksin secara mandiri.

Kita berharap dengan uji klinis ini ke-1, lalu ke-2, dan ke-3, kita juga bisa menekan impor vaksin di tahun depan. Kita siap memproduksi 77 juta (vaksin) untuk langkah awal yang bisa mulai insyaallah di bulan Juli, " pungkasnya.***

Editor: Usman Azis

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

5 Doa Pilihan yang Cocok Dibaca Selama Ramadhan

Sabtu, 6 April 2024 | 06:00 WIB

Terpopuler

X