Amin Rais Tuding China Sudah Ciderai Demokrasi

- Selasa, 8 Februari 2022 | 01:07 WIB
Amin Rais Tengah Berorasi (Amien Rais /Tangkap layar Youtube.com/Amien Rais Official)
Amin Rais Tengah Berorasi (Amien Rais /Tangkap layar Youtube.com/Amien Rais Official)

Bogor Times- Dengan tegas, Ketua Majelis Syuro Partai Ummat, Amien Rais berbicara tentang gaya kepemimpinan di China dan negara-negara Barat. Amien menyebut, China telah menciderai demokrasi atau melabrak nilai-nilai demokrasi Barat.

Amin Rais berpendapat, China sebagai negara komunis lebih mementingkan rakyatnya sehingga tak perlu demokrasi atau guncangan ke pemerintah.

"Jadi sekarang ini, China sudah melabrak nilai-nilai demokrasi Barat. Jadi, nilai-nilai China itu selama pimpinan itu bisa mengenyangkan rakyatnya, selama bisa memperbaiki ekonominya," kata Amien Rais di YouTube Refly Harun, Jumat, 4 Februari 2022.
Baca Juga: Perselingkuhan Nissa Sabyan Terungkap, Ibu Ayus Akui Gagal Didik Anak
"Tidak perlu demokrasi?," tanya Refly Harun.

"Iya. Pasti nggak akan ada guncangan (ke pemerintah) itu," jawab Amien Rais.

Mantan Ketua MPR itu juga menyebut rakyat China seperti manusia seperti ayam yang dikasih makan terus.
Baca Juga: HMBT dan Presidium Bogor Timur Kerjasama Buka Taman Baca
"Jadi kalau teori China itu kan seperti ayam negeri yang dikasih (makan) terus ya mati. Akhirnya mati juga. Padahal demokrasi bisa menjadi ayam hutan, bisa terbang, berkokok," katanya.

Lebih lanjut, Amien Rais juga turut mengingatkan adanya kontradiksi antara budaya ketimuran di Indonesia dengan politik modern yang berkembang saat ini.

Dia menyebut, budaya ketimuran di Indonesia sangat kental dengan nuansa feodalisme sejak turun temurun.
Baca Juga: PK PMII UNUSIA Bogor, Cetak Puluhan Kader Mujahid dalam Pelatihan Kader Dasar
Konsep feodalisme kata Amien, seolah memaksa setiap pemimpin untuk kaya raya dengan berbagai macam cara, sehingga dia tak menemukan adanya bupati atau walikota yang hidup miskin.

"Kontradiksi dari budaya kita dengan politik, kita punya budaya feodalisme. Jadi dalam feodalisme itu pemimpin dipaksa kaya. Tidak ada bupati atau walikota yang miskin," kata dia.***

Editor: Usman Azis

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

TV NU Siarkan Pelaporan SPT Wajib Pajak

Rabu, 27 Maret 2024 | 18:48 WIB

Ramadhan, Waktu Terbaik Membaca Al Quran

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:15 WIB

Jasad Pria Misterius Gegerkan Warga Karawang

Selasa, 19 Maret 2024 | 23:50 WIB
X