Rawan Pelecehan Seksual dalam Ibadah Haji, Inilah Alasan Perempuan Butuh Mahrom saat Pelaksanaan Haji

- Minggu, 3 Juli 2022 | 22:00 WIB
Walimatussafar era Penjajahan (Bogor Times)
Walimatussafar era Penjajahan (Bogor Times)

Bogor Times-Tidak semua perjalanan haji bisa mulus terlaksana tanpa ekses dan masalah. Dahulu, ibadah haji sempat dikotori oknum tidak bertanggungjawab.

Berangkat dari sejarah haji tempo dulu yang menuai kasus pelecehan  pada beberapa perempuan. Terjadinya tindakan tidak terpuji itu mulai saat di kapal hingga saat tiba di tanah suci.

Perlakuan ini tidak hanya dilakukan oleh orang-orang Belanda dari bagian administrasi, tetapi juga oleh para syekh atau mutawwif yang berlaku sebagai pembimbing haji.

Baca Juga: Alasan Sederhana Perempuan Haid Dilarang Tawaf

Baca Juga: Atasi Truk BBM Bocor, Polres Garut Rekayasa Lain

Baca Juga: Inilah Kronologis Truk Pengangkut Pertalite Bocor

Saat wabah epidemi Kolera dan berbagai penyakit lainnya melanda Makkah, seluruh jamaah haji wajib menjalani karantina.

Dalam proses karantina ini juga, perempuan mendapatkan perlakuan yang tidak senonoh.

Sebab, sebagaimana lelaki, mereka juga diharuskan untuk menanggalkan pakaiannya dengan dalih pemeriksaan kesehatan.

Kondisi keamanan yang tidak terjamin ini membuat perempuan tidak diwajibkan untuk berangkat ke tanah suci, sebagaimana ditulis Kees van Dijk dalam tulisannya yang berjudul Perjalanan Jemaah Haji Indonesia dalam Indonesia dan Haji (1997).

Baca Juga: KKN Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia, Kades Candali: Semoga Dapat Ubah Mindset Warga

Baca Juga: Rompi Anti Panas, Siap Temani Jamaah Haji Indonesia

Baca Juga: Satpoll PP Kota Bogor Tak Izinkan Para Pedagang Berjualan. Lapak Juga Disegel

Pasalnya, penjagaan martabat kemanusiaan menjadi bagian integral yang tidak terpisahkan dari sektor keamanan yang harus terjamin selama perjalanan dan keberlangsungan ibadah.

Jika hal ini dipastikan tidak aman, maka kewajiban berhaji tidak lagi berlaku. Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari memfatwakan tidak diwajibkannya berhaji pada masa Revolusi dan pecah Agresi Militer Belanda karena ketiadaan jaminan keamanan, sebagaimana tertulis dalam Henry Chambert-Loir dalam Naik Haji di Masa Silam (2019: 72) dan Abdul Mun’im DZ dalam Kiai Hasyim Mengharamkan Haji Politis dalam Fragmen Sejarah NU (2016: 271).****

Editor: Usman Azis

Sumber: NU Online

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

5 Doa Pilihan yang Cocok Dibaca Selama Ramadhan

Sabtu, 6 April 2024 | 06:00 WIB

Gudang Peluru Meledak, Musibah Atau Rekayasa?

Sabtu, 30 Maret 2024 | 23:41 WIB

Berani, Pengusaha Ilegal Tantang Camat Cariu

Sabtu, 30 Maret 2024 | 06:00 WIB
X