Dua Negara, Indonesia dan Malaysia Tuntut Transparansi Biaya Haji

- Jumat, 22 Juli 2022 | 08:14 WIB
Haji adalah kewajiban setiap muslim yang mampu, berikut kami jelaskan alur pendaftaran haji reguler di Bank dan Kemenag, syarat dan biayanya (Pixabay)
Haji adalah kewajiban setiap muslim yang mampu, berikut kami jelaskan alur pendaftaran haji reguler di Bank dan Kemenag, syarat dan biayanya (Pixabay)

Bogor Times- Indonesia dan Malaysia menyepakati pentingnya informasi yang detail untuk membangun kewajaran terkait dengan biaya yang dikeluarkan untuk jamaah haji selama di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, yang dikenal sebagai masyair di masa mendatang.

 
Kesamaan pandangan tersebut merupakan hasil dari diskusi untuk melakukan evaluasi haji tahun 2022 yang dilakukan oleh Dirjen Haji dan Umrah Hilman Latief dan Pengarah Eksekutif Haji TAbung Haji Malaysia Dato' Sri Syed Saleh Syed Abdul Rahman di kantor Daker Makkah, Kamis (21/07/2022 ).
 
Tahun 2022 ini, Indonesia diminta menambah 1,5 triliun rupiah untuk sekitar 100 ribu jamaah haji yang berangkat atau setara dengan tambahan 15 juta per orang. Peningkatan biaya juga dialami oleh jamaah haji Malaysia. Sayangnya tidak ada informasi detail per komponen dari peningkatan biaya tersebut.

Baca Juga: Terdaftar PKH? Simak Informasi Lengkapnya

Baca Juga: Mahasiswa sang penghafal Al-Qur'an

Baca Juga: Amerika Tambah Pasokan Senjata Penghancur (Himmars) ke Ukraina
 
Terdapat perbaikan fasilitas yang disediakan selama di Masyair, namun peningkatan biaya harus setara dengan layanan yang diberikan. “Kita ada banyak peningkatan layanan, kami juga menemukan, ke depan tentu saja biaya itu harus sebanding dengan biaya yang kita keluarkan dengan layanan yang kita terima,” tandas Hilman.
 
Agar kedua belah pihak sama-sama dalam posisi yang saling diuntungkan, ketepatan informasi yang perlu disampaikan.
 
“Kita harus masuk detail dong, kepada anggaran yang disediakan, keperluannya apa saja. Kita bangun keadilan untuk jamaah, untuk delegasi, dan tentu saja untuk penyelenggara yang ada di tanah suci,” tambah Hilman Letief.

Baca Juga: AKP Rita Yuliana Resmi Mengundurkan Diri dari Kepolisian??

Baca Juga: Artis Nikita Mirzani ditangkap Polresta Serang

Baca Juga: Seorang aktivis kota Bogor akhirnya lulus juga
 
Ungkapan senada disampaikan oleh Dato' Sri Syed Saleh. “Kita lihat bahwa perkhidmatan yang disampaikan lebih baik dari tahun sebelum tahun ini. Namun kita perlu meneliti lebih detail tentang bayaran yang kita buat, selain biaya itu sebenarnya,”.
 
Hilman menambahkan selain masalah biaya tersebut, ia juga mengungkapkan pentingnya dana haji dalam jangka panjang, karena bagaimana pun kemungkinan biaya haji akan mengalami peningkatan waktu-waktu yang akan datang.
 
“Kita tahu biaya haji pasti naik. tapi kita tidak ingin terlalu memberatkan jamaah,” tandasnya.

Baca Juga: LKKNU Kabupaten Bogor: Persalinan Gratis Solusi Atasi stunting

Baca Juga: DPD Aman RI Kota Bogor: Mari Selamatkan Generasi dengan Pangkas Narkoba Hingga Keakarnya

Baca Juga: Non-aktifkan 3 Perwira, INSPIRA Nilai Kapolri Profesional-Transparan Ungkap Kasus Brigadir J.
 
Baik Indonesia maupun Malaysia memiliki lembaga khusus yang mengelola dana haji. Di Indonesia, lembaga tersebut adalah Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) yang saat ini mengelola dana 150 triliun lebih.
 
Sementara itu, Dato' Sri Syed Saleh menyampaikan, uang yang disimpan oleh jamaah haji Malaysia mencapai 20 miliar dolar atau setara dengan 300 triliun rupiah. Tabung Haji memiliki dua fungsi, pertama pengelolaan haji dan kedua pengelolaan dana umat Islam.
 
Pertemuan selanjutnya untuk membahas kerja sama agar pelayanan haji lebih baik, di Indonesia atau di Malaysia.***

Editor: Ahmad Fauzi

Sumber: NU Online

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

5 Doa Pilihan yang Cocok Dibaca Selama Ramadhan

Sabtu, 6 April 2024 | 06:00 WIB
X