Mengenal Forum R20 sebagai Global Movement yang Berkelanjutan

- Rabu, 7 September 2022 | 22:11 WIB
Muhammad Najib Azka menyebut pertemuan R20 yang bakal menghadirkan pemimpin agama di dunia itu sebagai gerakan global atau global movement.  (Sumber nu online)
Muhammad Najib Azka menyebut pertemuan R20 yang bakal menghadirkan pemimpin agama di dunia itu sebagai gerakan global atau global movement. (Sumber nu online)

Bogor Times-Juru Bicara Forum Religion of Twenty (R20) Muhammad Najib Azka menyebut pertemuan R20 yang bakal menghadirkan pemimpin agama di dunia itu sebagai gerakan global atau global movement. 

“R20 bukan hanya event, tapi juga movement, bahkan serial global movement. Bukan hanya terjadi sekali, tapi yang sebelumnya panjang dan setelahnya akan panjang,” ungkap Najib dalam konferensi pers di The Ritz Carlton Mega Kuningan Jakarta, Rabu (7/9/2022).

Ia mengungkapkan, forum yang mengangkat tema 'Revealing and Nurturing Religion as a Source of Global Solutions: A Global Movement for Shared Moral and Spiritual Values' itu bukan hanya sebatas forum simbolik antara elit agama-agama. Lebih dari itu, R20 didesain menjadi forum pertemuan yang substantif. 

 Baca Juga: Berdayakan UMKM, Mahasiswa dan Warga Telurkan Inovasi Cacau Stick's dari Kulit Pisang

“Bukan hanya berhenti di atas pucuk pimpinan agama, tapi juga gerakan substantif di akar rumput,” jabar Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu.

 Senada dengan itu, Ketua Umum (Ketum) PBNU KH Yahya Cholil Staquf juga mengungkapkan R20 adalah forum dengan gagasan berbeda dari forum dialog antaragama sebelum-sebelumnya.

"Kita ingin memanfaatkan momen G20 yang diselenggarakan dan dipimpin Indonesia untuk mendapatkan leverage yang lebih besar bagi forum antar tokoh dan pemimpin agama," ungkapnya.

Ia mengatakan, R20 sebagai wujud komitmen untuk menciptakan platform diskusi antar pemimpin agama dunia yang lebih terbuka, jujur, dan implementatif. 

Baca Juga: Perkosa Anak Berkebutuhan Khusus, Satpam Diciduk Polresta Bogor 

Inisiatif penyelenggaraan perhelatan tersebut berangkat dari implementasi output forum dialog-dialog antaragama yang selama ini terlaksana kurang menjangkau penganut agama secara keseluruhan, melainkan berhenti di level elit agama semata. 

"Interfaith dialog ini sudah ada sejak lama sekali, sehingga bahkan langsung membentuk aksinya sendiri. Tapi selama itu, orang tidak bisa membantah bahwa yang dibahas di dialog agama itu adalah diplomasi antar tokoh agama, tidak membahas masalah agama itu sendiri," pungkasnya. 

 Untuk diketahui, kegiatan yang merupakan bagian dari rangkaian peringatan Harlah 1 Abad NU itu bakal dihelat di Nusa Dua Bali pada 2 November hingga 3 November 2022.

Sejauh ini, 50 pemimpin agama dari berbagai belahan dunia telah terkonfirmasi hadir dalam perhelatan tersebut, di antaranya Eropa, Amerika Serikat, Amerika Latin, Asia, Asia Tenggara, dan Australia. 

Editor: Rajab Ahirullah

Sumber: NU Online

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

5 Doa Pilihan yang Cocok Dibaca Selama Ramadhan

Sabtu, 6 April 2024 | 06:00 WIB

Gudang Peluru Meledak, Musibah Atau Rekayasa?

Sabtu, 30 Maret 2024 | 23:41 WIB

Berani, Pengusaha Ilegal Tantang Camat Cariu

Sabtu, 30 Maret 2024 | 06:00 WIB

Terpopuler

X