Sukses Naikan BBM, Direksi dan Komisaris Pertamina Diguyur Bonus Senilai Rp446 Miliar

- Selasa, 13 September 2022 | 09:38 WIB
Koruptor atau maling uang rakyat harus ditindak tegas. (Pixabay)
Koruptor atau maling uang rakyat harus ditindak tegas. (Pixabay)

Bogor Times-Di tengah kesulitan yang dirasakan rakyat akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), petinggi Pertamina justru diguyur bonus.

Berbeda nasib dengan masyarakat, para direksi dan komisaris Pertamina justru menikmati guyuran uang senilai ratusan miliar rupiah.

Hal itu dibeberkan oleh jurnalis sekaligus mantan direktur Yayasan LBH Indonesia, Agustinus Edy Kristianto.
Baca Juga: Karena Miskin, Seorang Bayi Tewas Busung Lapar

Baca Juga: Daftar Pejabat Maling Uang Rakyat di Tanah Air

Baca Juga: Inilah Profil Kades Cantik Yang Ditahan KPK Karena Diduga Maling Uang Rakyat
Dia dengan yakin membenarkan informasi bahwa Dewan komisaris dan direksi Pertamina diguyur bonus senilai Rp446 miliar.


"Pasti benar, karena data itu saya ambil dari laporan keuangan Pertamina yang sudah per Desember 2021, jadi tahun lalu," ucap Agustinus Edy Kristianto.

"Jadi nama posnya itu disebut di situ adalah kompensasi bagi komisaris dan direksi, jumlahnya adalah itu jadi nominalnya dalam ribuan dollar ya Jadi total dana kompensasi itu Rp466 miliar. Itu dibagi untuk komisaris dan direksi," tuturnya menambahkan.

Baca Juga: Tim Samber Pungli Polda Jawa Barat Panggil Terduga Pelaku Maling Uang Rakyat, Kasi Kestra Parung Tidak Hadir

Baca Juga: Wow, Maling Uang Rakyat Tidak akan Lagi Kena OTT, KPK Hapus Nama OTT

Baca Juga: Samber Pungli Polda Jawa Barat Ambil Tindakan Dugaan Maling Uang Rakyat di Parung

Agustinus Edy Kristianto menuturkan bahwa jika dibagi rata-rata, setiap direksi dan komisaris kecipratan puluhan miliar rupiah dari dana tersebut.

"Jumlah direksi ada enam orang, jumlah komisaris ada tujuh," ujarnya.


"Kalau dibagi rata-rata per orang itu per tahunnya mendapat kalau komisaris Rp33 miliar, kalau direksi Rp35 miliar. Sehingga kalau dibagi rata-rata per bulan, itu adalah sekitar Rp2,7-3 miliaran per bulan," kata Agustinus Edy Kristianto menambahkan.

Dia juga mempertanyakan uang ratusan miliar rupiah itu merupakan dana jenis apa, apakah memang gaji atau bonus untuk para dewan direksi dan komisaris.

"Kompensasi itu apa? ya itu tidak diungkapkan selama ini ya kan," ucap Agustinus Edy Kristianto.

"Apakah itu berupa gaji, imbalan, bonus, tantiem,  fasilitas, tunjangan, kita nggak tahu. Yang jelas ini momentum yang pas ketika masyarakat lagi susah gara-gara kenaikan harga BBM, kita bahas dulu nih Berapa sih pendapatan pengurus perseroan BUMN ini? karena ada yang bilang 'ah itu kan hal baru, itu udah berlangsung lama. Apalagi perusahaan sekelas Pertamina yang asetnya triliunan'," tuturnya.

"Saya bilang malah makin parah, kalau sudah berlangsung lama kenapa selama ini tidak pernah diungkapkan? kan jarang tuh ada berita tentang misalnya komisaris Pertamina atau direksi dapat tantiem tahun ini sekian, nggak ada," ujarnya menambahkan.

Agustinus Edy Kristianto pun menilai hal ini sebagai perbincangan baru di tengah kesulitan masyarakat tentang kenaikan harga BBM.

Dengan begitu, rakyat bisa terlibat ketika pembicaraan mengenai angka-angka tersebut sedang dibahas.

"Transparansi itu yang mau saya dorong melalui petisi ini, call-nya memang tinggi saya minta batalkan karena bisa jadi pusing 'berarti saya enggak dapat gaji, imbalan, dan sebagainya'," tutur Agustinus Edy Kristianto.
"Bukan begitu, batalkan itu dalam arti dalam petisi itu ya Saya minta kita evaluasi lagi dong angkanya, dasarnya, efektivitasnya, ukuran prestasinya Kita uji lagi," ucapnya menambahkan.

Menurut Agustinus Edy Kristianto, hal ini harus diuji sekarang karena bertepatan dengan pengisi posisi direksi dan komisaris Pertamina yang disebut 'baik'.

"Kenapa harus diuji sekarang? karena kan katanya yang masuk di komisaris Pertamina nih pada orang baik," kata Agustinus Edy Kristianto.

"Ahok orang baik, kan komisaris utamanya. Alexander Lay juga dia dewan pengawasnya organisasi, bahwa dia yang menginisiasi Buku namanya 'KPK berdiri untuk negeri'," ujarnya.

"Ini momentum kenapa pas ada orang baik masuk sama aja kejadiannya kayak dulu? sebetulnya konteks petisi itu seperti itu dalam pikiran saya," ucapnya menambahkan, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari kanal Youtube Hersubeno Point, Selasa, 13 September 2022.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Rajab Ahirullah

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Wajib Tau, Penyebab Kemiskinan Pendapat Ulama

Selasa, 8 Oktober 2024 | 10:18 WIB

Kiat Stimulus Pemuda Agar Gemar dan Cinta Bertani

Kamis, 26 September 2024 | 13:06 WIB

Inilah Sejarah Tahun Baru Islam

Selasa, 25 Juni 2024 | 07:00 WIB
X