LGBT Bisa Disembuhkan! Asatidz dan Para Guru Desak KBS Berobat dan Bertobat

- Minggu, 18 September 2022 | 23:34 WIB
Pesantren di Indramayu (Tim/Bogor Times)
Pesantren di Indramayu (Tim/Bogor Times)

Bogor Times- Fitrah manusia untuk erat dengan sistem reproduksi untuk berkembang biak. Namun sejak tahun 1500an, dunia mengenal hubungan sesama jenis atau sering disebut sebagai homoseksual. Seiring perkembangan zaman, hadirlah istilah LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender).

Seorang profesor dan psikiater (dokter ahli kejiwaan) dari Universitas Pennsylvania melakukan psikoterapi selama 4–8 tahun pada kaum gay. Hasilnya, mulai meninggalkan kelakuan dan pakaian yang feminin. Mereka juga mulai dengan wanita dan menikah.

Mengutip dari keterangan dalam buku Homosexuality in Persprective menyatakan gangguan orientasi seksual dapat disembuhkan. Bukan waktu yang singkat, studi ini digarap selama 14 tahun terhadap 67 orang homoseksual, baik pria maupun wanita, yang merasa tidak nyaman akan kegagalan ini menunjukkan keberhasilan sebanyak 70%.

Baca Juga: Rugi Saat Usaha atau Berdagang? Baca Doa ini

Sementara itu, terapi lainnya yaitu terapi konversi atau yang lebih dikenal reparatif, membahayakan korban. Terapi tersebut dapat menimbulkan depresi, kecemasan, penggunaan obat-obatan bahkan bunuh diri.

Hingga saat ini terapi gangguan orientasi seksual, khususnya pada kaum homoseksual atau LGBT, masih menghasilkan hasil yang berbeda-beda. Karenanya upaya terbaik adalah berkonsultasi pada dokter kejiwaan.

Teori tersebut yang menjadi alasan terdapat beberapa pihak berharap pimpinan pondok Pesantren SAAB, berinisial KBS, untuk berobat. Hingga desakan juga hadir dari para ustadz dan murid KBS.

Baca Juga: Agar Berkah Jalani Hidup di Bulan Safar, Baca Doa ini
KBS merupakan pimpinan tertinggi Pondok Pesantren SAAB yang ada di Kota Depok dan Indramayu. Ia dikabarkan telah melakukan pencabulan pada anak didiknya.

Bukan tanpa bukti, tindakan KBS telah diungkapkan oleh beberapa anak didiknya yang juga sebagai korban. Meskipun anak didinya itu tidak lagi menimba ilmu di pesantren KBS, para mantan santri berharap KBS bertaubat dan berubah.

"Pelaku harus mengakui, meminta maaf dan menyatakan penyakitnya atas kelainan jiwa yang diderita dan siap untuk diobati oleh spesialis kedokteran, kejiwaan yang khusus menangani penyakit ini. Supaya apa? supaya sembuh,” kata Perwakilan Pengurus Yayasan, Ustadz Setio Sudiyono pada Minggu 18 September 2022.

Halaman:

Editor: Rajab Ahirullah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

TV NU Siarkan Pelaporan SPT Wajib Pajak

Rabu, 27 Maret 2024 | 18:48 WIB

Ramadhan, Waktu Terbaik Membaca Al Quran

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:15 WIB

Jasad Pria Misterius Gegerkan Warga Karawang

Selasa, 19 Maret 2024 | 23:50 WIB
X