Childfree Menurut Islam dan Psikolog

- Jumat, 10 Februari 2023 | 16:15 WIB
bayi bayi yang mungin dan ganteng sedunia (instagram)
bayi bayi yang mungin dan ganteng sedunia (instagram)

Bogor Times- Seakan menjadi tren baru. Childfree atau memilih tak punya anak dalam pernikahan menuai kontroversi.

Kemunculan istilah itu diawali influencer Gita Savitri, memutuskan untuk tak ingin memiliki anak. Hal itu kemudian menuai kontroversi.

Meski keputusan tersebut bersifat personal, kemunculan istilah childfree di Indonesia sering dipandang tabu hingga mendapat stigma negatif dari masyarakat.

 Baca Juga: Pastikan Ojek Aman Berkendara, Lantas Polres Bogor Bentuk Satgas Berlalulintas
Dari sisi psikologis, psikiater Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) dr Citra Fitri Agustina mengatakan, ketidakyakinan akan kemampuan dalam merawat dan mengasuh anak menjadi salah satu kekhawatiran yang sering kali dialami oleh pasangan yang berprinsip childfree.
 

“Kekhawatiran atau kecemasan jika mempunyai anak, fisik akan berubah, waktu banyak tersita, dan ketakutan tidak bisa merawat anak dengan baik jadi salah satu faktor seseorang memilih childfree,” kata dr Civi, panggilan akrabnya kepada NU Online, Jumat 10 Februari 2023.


Oleh karenanya, ucap dia, salah satu pembekalan yang penting diberikan di masa persiapan nikah adalah membangun parenting self-efficasy (kepercayaan diri) pada kedua pasangan.

Baca Juga: Jum’at Curhat, Wakapolres Bogor Terima Aduan Masyarakat*

Ia kemudian menerangkan alasan lain yang menjadi pertimbangan seseorang memilih childfree, yaitu masalah ekonomi dan sosial. Kedua masalah itu menjadi hal yang dipertimbangkan oleh seseorang memilih childfree karena memiliki kekhawatiran tumbuh kembang seorang anak tanpa perekonomian yang cukup.
 
“Mereka yang memilih itu, belum selesai dengan permasalahan yang ada pada diri sendiri, mempunyai trauma masa kecil yang membuat mental tidak siap untuk menghadapi hal tersebut,” terang dia.

“Sebab, merawat anak membutuhkan persiapan keuangan dan mental agar bisa memaksimalkan peran orang tua dalam mendidik anaknya kelak,” sambungnya.

Baca Juga: HPN PWI Bogor Ziarahi Makam Pahlawan

Lalu bagaimana pandangan islam tentang Childfree?
Pengasuh Pondok Pesantren Putri KHAS Kempek, Cirebon, Jawa Barat, Nyai Hj Tho’atillah Ja’far Aqil menjelaskan bahwa Islam memiliki tanggung jawab moral dalam memberikan pencerahan baik itu secara spiritual, ekonomi maupun sosial atas dampak dari hadirnya paham childfree ini.

“Dari sudut pandang Islam, sudah tentu tidak ada istilah childfree atau tanpa keturunan dalam pernikahan. Karena sejatinya kaum muslim menikah salah satu tujuannya untuk memperoleh keturunan agar dapat membentuk generasi selanjutnya sehingga bisa terus berjuang untuk mempertahankan eksistensi agama Islam,” jelas Nyai Tho’ah.
 
Ia lantas menegaskan tren tersebut hendaknya tidak dilakukan. Pasalnya, tren childfree atau tidak ingin punya anak dalam Islam tidak sesuai dengan anjuran agama serta menyalahi makna filosofis dari pernikahan.
 
“Dengan berkeluarga orang dapat mempunyai anak dari anak yang shaleh diharapkan mendapatkan amal tambahan di samping amal- amal jariyah yang lain,” tandasnya.
 
Sementara, terkait angka kelahiran dan kematian yang tidak seimbang serta mengakibatkan jumlah populasi manusia di muka bumi berkembang pesat, menjadi alasan kuat bagi pihak yang setuju memilih childfree. Pasalnya, pertumbuhan populasi yang masif dalam jangka panjang dapat berakibat buruk bagi lingkungan. Selain meningkatnya emisi zat karbon juga dapat menimbulkan kelangkaan sumber daya alam.****
 

Editor: Usman Azis

Tags

Rekomendasi

Terkini

5 Doa Pilihan yang Cocok Dibaca Selama Ramadhan

Sabtu, 6 April 2024 | 06:00 WIB

Gudang Peluru Meledak, Musibah Atau Rekayasa?

Sabtu, 30 Maret 2024 | 23:41 WIB

Berani, Pengusaha Ilegal Tantang Camat Cariu

Sabtu, 30 Maret 2024 | 06:00 WIB
X