Maulana Jalaludin Rumi : Makna Cinta Tidak lagi Berharga Jika Sudah Mengenal Cinta

- Rabu, 13 Oktober 2021 | 08:45 WIB
Maulana Jalaludin Rumi  (Bogor Times)
Maulana Jalaludin Rumi (Bogor Times)


Bogor Times - Maulana Jalaludin Rumi sudah tidak asing di kalangan orang - orang sufi, Rumi juga terkenal dengan syair - syair cintanya bahkan tidak sedikit para pujangga memakai kata - kata maulana rumi untuk mengutarakan isi hatinya terhadap orang yang dicintainya.

Cinta bagi Rumi memiliki arti sebagai “Perasaan Universal”, “Sebuah ruh persatuan dengan alam semesta”. Menurut maulana Rumi cinta itu sifat Universal, karakter yang dimiliki semua orang dari agama,dan budaya apapun semua menganggap cinta itu luhur dan baik.

Cinta juga sebagai obat atau pemulihan terhadap kesombongan yang melekat dalam diri manusia, tabib dari segala kelemahan dan dukacita.Jiwa pecinta jiwa yang rendah hati karena tidak memikirkan diri sendiri.

Cinta juga adalah kekuatan yang menggerakkan perputaran dunia dan alam semesta. Gara - gara ada cinta alam ini bersatu dan berpisah, bukah hanya pertemuan perpisahan pun itu tanda dari cinta, seperti halnya orang tua menyapih anaknya, ibu melepaskan asi dari sang bayi walaupun itu berat namun demi kebaikan si bayi maka perpisahan tersebut akan ditempuh, ataupun dua sejoli yang merelakan salah satu pasanganya pergi, jika tidak ada cinta hanya ada rasa kepemilikan maka tidak akan pernah rela berpisah dengan pasangannya. karena cinta yang memberikan makna bagi kehidupan dan keberadaan kita.

Baca Juga: Sekretatiat PMII Diserang, Ketua Cabang dan Anggota Luka, Pengurus Besar Desak Kepolisian

kata Maulana Rumi, cinta yang membuat karakter manusia me-Nuhan, (Semakin spiritual), ciri sejati cinta terdapat pada ikhlas.Ketika orang jatuh cinta aku akan hilang yang ada engkau.

Semakin seseorang mencintai, makin larutlah ia terserap dalam tujuan-tujuan ilahiyah kehidupan. Dalam tujuan-tujuan ilahiyah penciptaan inilah manusia memperoleh makna yang sebenarnya dari kehidupannya di dunia dan itu pulalah yang memberinya kebahagiaan rohaniah yang tidak terkira nilainya.

Bentuk apa saja yang diekspresikan oleh cinta adalah baik, karena cinta hanya akan memilih ekspresi terbaik. jika dasarnya cinta tidak akan membawa keburukan jika mengatakan cinta tapi melahirkan keburukan maka itu bukan cinta bahkan jauh dari cinta.

Cinta berbeda dari perasaan suka dan duka. Ia tidak menuntut pahala, tidak memperdulikan hukuman dan neraka, seperti tampak dalam doa-doa Rabi’ah al-Adawiyah yang begitu indah.

"Ya Allah apabila aku menyembah-Mu karena takut akan siksa neraka-Mu, bakarlah diriku dengan apinya. Bila sujudku pada-Mu karena mendamba syurga, tutuplah pintu syurga itu. Namun bila ibadahku demi Engkau semata, jangan sesekali palingkan wajah-Mu, aku rindu menatap abadinya keindahan-Mu".

Baca Juga: Empat Unsur - Unsur Cinta Menurut Tokoh Psikoanalisis, Erich Fromm

Cinta meninggikan/ mentransendensikan intelek. Sebab kita tidak hidup untuk berpikir, tetapi kita berpikir untuk hidup

Dari sekian makna tentang cinta, menurut Maulana Rumi makna dari itu semuanya tidaklah terlalu penting, karena jika sudah berada dijalan cinta yang ada hanya rasa dan rasa itu sendiri tidak bisa dijelaskan secara teori.

Maulana Rumi berkata :

Seseorang bertanya, apa itu cinta?
Aku jawab: jangan tanya tentang maknanya.

Kalau engkau sudah menjadi seperti aku,
maka engkau aku tahu.

Saat cinta memanggilmu,
engkau akan berkisah tentang itu

Baca Juga: Sambut Hari Santri Nasional 2021 Pemkab Bogor Gelar Lomba MQK Secara Virtual

Sekalipun cinta telah kuuraikan dan kujelaskan panjang lebar.
Namun jika cinta kudatangi aku jadi malu pada keteranganku sendiri.
Meskipun lidahku telah mampu menguraikan dengan terang.
Namun tanpa lidah, cinta ternyata lebih terang
Sementara pena begitu tergesa-gesa menuliskannya.

Kata-kata pecah berkeping-keping begitu sampai kepada cinta
Dalam menguraikan cinta, akal terbaring tak berdaya
Bagaikan keledai terbaring dalam lumpur hina
Cinta sendirilah yang menerangkan cinta
Dan kisah cinta!

 

Artikel ini di bersumber dari pegajian Filsafat Masjid Djendral Sudirman Yogyakarta 

Ngaji Filsafat 144 : Filsafat Cinta - Jalaluddin Rumi

22 Februari 2017

Narasumber : Dr. Fahruddin Faiz.***

Halaman:
1
2

Editor: Muhammad Syahrul Mubarok

Sumber: MJS Channel

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Mencegah dan Mengatasi Korupsi dalam Perspektif Islam

Senin, 4 Desember 2023 | 22:03 WIB

Tips Memilih Buah Jeruk yang Manis

Rabu, 18 Oktober 2023 | 18:59 WIB

Karisma Ulama Yang Telah Runtuh

Jumat, 28 Juli 2023 | 15:27 WIB

Hati-hati! Embrio Kaum Khoarij

Jumat, 28 Juli 2023 | 15:22 WIB

Terpopuler

X