Mungkinkah Kendaraan Masa Depan Berbahan Bakan Air Laut? Simak 4 Teknologi Mengubah Air Laut Menjadi Energi

- Jumat, 17 September 2021 | 01:02 WIB
Ilustrasi Rumusan Air Laut Alternatif Bahan Bakar Moderen. (Pixabay)
Ilustrasi Rumusan Air Laut Alternatif Bahan Bakar Moderen. (Pixabay)

Bogor Times- Para Ilmuan terus beresperimentasi untuk menemukan teknologi terbaru. Melihat dominasi bumi adalah perairan. Ide nakal pun timbul untuk menjadikan udara sebagai alternatif bahan bakar.

Pertanyaannya "Apakah mungkinkah air laut dapat menjadi energi yang bisa dimanfaatkan untuk kendaraan?" Simaklah informasi selanjutnya..

sebagian dari kita mungkin masih ingat di tahun 2008 muncul istilah Blue Energy. itu ringan pernah namun menjadi pemicu kegaduhan di Indonesia. Lantaran, inovasi tersebut telah membuat Djoko Suprapto sebagai penemu bahan bakar alternatif tersebut masuk dalam jeruji besi.

Baca Juga: Cara Jitu Hadapi Suami Pelit, Tinjauan Hadis Nabi Muhammad SAW dan Tekhnik, Para Istri Wajib Tau

Siapapun tak berani berkesimpulan klaim apakah Djoko yang telah menemukan teknologi terbaru mengenai arus listrik itu benar. Apakah mungkin listrik bisa dari udara. Itulah kenapa disebut dengan nama Energi Biru.

Jika meminjam pribahasa "Dibalik selalu ada hikmah" maka kelanjutannya justru anak-anak Indonesia berhasil mengembangkan beberapa teknologi yang terbukti dapat mengubah udara laut menjadi alternatif bahan bakar.

Mengutip dari GNFI yang mengumpulkan sedikitnya empat penemuan teknologi yang ditemukan selama satu dekade terakhir. Sayangnya, dari empat penemuan teknologi tersebut belum terupdate hingga proses pengembangan, pengkajian sosialisasi secara masif kepada masyarakat.

Baca Juga: Bukit Cinta Sukamakmur, Wisata Gratis Jalur Puncak 2 Yang Jadi Idola

Berikut ini penemuan keterangan empat teknologi pengubah air laut menjadi bahan bakar alternatif karya anak bangsa.

Sky Water Energyzing Tahun 2011

Sky Water Energyzing ini adalah karya dari Fariz Hidayat yang kala itu masih menjadi mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya. Karyanya ini terinspirasi dari sky boat yang sedang melaju kencang, lalu tiba-tiba harus berhenti karena kehabisan bahan bakar.

Baca Juga: Wisata Gratis Area Puncak 2 Diserbu Wisatawan Luar Bogor

Berdasarkan pengamatannya dari cara kerja sky boat itu, Fariz berusaha untuk menemukan rekayasa teknologi yang bisa dimanfaatkan dari bahan sederhana, namun sudah tersedia dan berlimpah di sekeliling.

''Karena negeri kita termasuk Negeri Maritim, mengapa kita tidak memanfaatkan sumber laut saja?'' kata Fariz dikutip Okezone (26/9/2011).

Sistem kerja Sky Water Energyzing adalah dengan menambahkan sistem filter yang dilengkapi dua reaktor, yaitu reaktor batang dan reaktor layar. Dua reaktor ini dilengkapi katalis Polymer Electrode Membran Cell (PFMC).

Baca Juga: Tanda Pria Beruntung, Punya Istri Cerewet

Nantinya, dua rekator tersebut bekerja untuk meningkatkan dan menjadikan air laut sebagai energi. Selanjutnya, PFMC berguna untuk menyaring elektron dan proton yang kemudian diubah menjadi gaya gerak listrik yang mampu menggerakkan kapal nantinya.

PFMC yang bekerja sebagai katalis itu diketahui dapat menghasilkan energi 200 watt untuk satu liter air laut. Tak terbatas untuk menggunakan sky boat saja, hasil akhir ini dapat dimanfaatkan juga untuk kapal-kapal nelayan. Hanya perlu mengganti katalis PFMC dengan jenis lain yang harganya lebih terjangkau.


Penyulingan Air Laut Menjadi Biodiesel tahun 2012

Teknologi ini ditemukan Pakar Marine Saint, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Riau, Eddiwan, pada 2012 silam. Kala itu Eddiwan mengklaim bahwa air laut menjadi bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.

Baca Juga: Puasa Hari Senin Hukumnya Sunnah Tapi Menjadi Haram Menurut Hanabilah Apa Bila?

''Penyulingan air laut menjadi biodiesel yang merupakan bahan bakar energi alternatif telah berhasil kami uji. Tinggal lagi penyesuaian mesin kapal yang cocok untuk biodiesel tersebut,'' tulis Eddiwan seperti dikutip Republika (5/6/2012).

Pemanfaatan teknologi biodiesel dari air laut ini merupakan salah satu program Dinas Kelautan dan Perikanan Kepulauan Riau kala itu untuk mengatasi kelangkaan bahan bakar minyak.

Untuk menghasilkan bahan bakar biodieselnya akan melalui proses pemeriksaan udara laut yang akan disulingmenggunakan alat penyuling yang berukuran 0,1 mikron atau plankton net. Air laut sulingan itu nantinya akan menghasilkan minyak sel yang berasal dari biota-biota yang hidup di laut. Hasil dari penyulingan inilah yang nantinya akan dimanfaatkan sebagai bahan bakar.

Baca Juga: Peluang Perolehan Bantuan Dana Kembali Dibuka, Ayo Pelajari Cara Daftar Prakerja Gelombang 21 dan Segera Daftar

Halaman:

Editor: Usman Azis

Sumber: Republika, Okezone.com, Surabaya Tribunnews

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Kerapatan Klep Buat Motor Irit, Lumayan Siasati Naik BBM

Minggu, 4 September 2022 | 23:09 WIB

Inovasi Penghemat BBM, Power Capsule

Sabtu, 3 September 2022 | 17:21 WIB

Cuaca Panas Untungkan Formula E

Kamis, 26 Mei 2022 | 23:16 WIB
X