Refleksi Hari Sumpah Pemuda, 'Nusantara Butuh Anda Wahai Pemuda'

- Kamis, 28 Oktober 2021 | 08:11 WIB
Refleksi Hari Sumpah Pemuda (Dokumentasi IRMA Jawabarat)
Refleksi Hari Sumpah Pemuda (Dokumentasi IRMA Jawabarat)

Bogor Times - "Kami ini pembangun candi
kami hanyalah pengangkut bebatuan
Kami adalah angkatan yang harus punah
Agar tumbuh generasi yang lebih sempurna di atas kuburan kami”. (Henriëtte Roland Holst).


Banyak pujian Roland Holst ini sedikit mengagumi kiprah dan kesucian hati para ksatria yang telah menantang kita. Dan perlu rasanya sebagai pemuda untuk mencerminkan pikiran kita dan kontribusi kita terhadap masyrakat.

Baca Juga: Refleksi Hari Sumpah Pemuda, 'Nusantara Butuh Anda Wahai Pemuda'
Zaman dahulu bertarung Mereka menyambung nyawa dengan semboyan:

“Merdeka atau Mati” --sebuah semboyan yang kini terasa absurd.

Itu semua mereka lakukan demi kemerdekaan, demi kecintaan terhadap tanah air, dan demi satu harapan mulia, “agar tumbuh generasi yang lebih sempurna”.

Baca Juga: Hari Kesehatan Nasional Sejarah Tewasnya Warga Akibat Kemunculan Penyakit Malaria
Namun pada kenyataannya saaat ini Generasi demi generasi telah berlalu, tapi harapan itu masih tetap jauh.

Mungkin Konstitusi menyebutkan negara ini berbentuk Republik.

Anak muda sekarang tentu tidak tahu para pejuang yang dulu dijuluki kaum “Republikein”.

Baca Juga: Perkuat Kelembagaan Internal KPAD Kabupaten Bogor Audiensi dengan KPAI Pusat

Baca Juga: Perkuat Kelembagaan Internal KPAD Kabupaten Bogor Audiensi dengan KPAI Pusat

Tapi kata republik kini seolah tak berarti apa-apa, kecuali bahwa Indonesia bukan kerajaan.

Resminya, bukan kerajaan memang , akan tetapi tingkah laku para pemimpin kerap lebih feodal, jika tidak lebih zalim, dibandingkan dengan seorang monark di jaman sekarang.

Bangsa ini pun kurang menyadari bahwa dalam kata Republik tersimpul makna filosofis yang dalam, yakni respublica atau kemaslahatan bersama dalam arti seluas-luasnya.

1 Baca Juga: Raffi Ahmad Tengah Berbahagia Gendong Bayi, Ternyata Sang Ayah Baim Wong
Sedangkan Frasa “cinta tanah air” juga mengalami penyimpangan makna. Konsep “patriotisme”, maknanya seperti terpinggirkan dari kosakata perpolitikan Indonesia, dan sebaliknya lebih mengemuka konsep “nasionalisme”.

Kedua konsep memang sama-sama menggugah sentimen nasional, dan keduanya dapat membangkitkan kekuatan dahsyat.

Tetapi di balik kesamaan itu ada garis tebal yang memisahkannya. “Patriotisme” menuntut kebebasan warga negara atas hak-hak orang lain, sedangkan “nasionalisme” memuja kebesaran bangsa dan menjunjung tinggi apa yang disebut kepribadian nasional.

Baca Juga: Ir. Iin Indra Ningsih Abidin: Hari Santri Nasional Patut Disyukuri Seluruh Santri

Musuh masing-masing karenanya juga berbeda.
Musuh bagi patriotisme adalah segala jenis tirani, ketidakadilan, dan korupsi, sementara bagi "nasionalisme" yang dimusuhi adalah pencemaran budaya, ketidakutuhan, serta segala sesuatu yang berbau asing.

"cinta tanah air" dalam arti "patriotisme" Itulah yang seharusnya selalu disenandungkan kaum muda, sebagaimana hal itu pernah diperjuangkan oleh para pejuang kemerdekaan.

Tapi jangan salah memahami saya. garis “tugas patriotik” meminjam istilah Carlo Rosselli, seorang martir antifasis Italia pada Perang Dunia II “tidaklah berarti dan harus selalu berupa tindakan heroik”.

Patriot untuk seluruh "penyerahan" diri tanah air, mengorbankan hidup bagi Republik. Tindakan yang tidak diperlukan, mungkin terbatas dalam situasi-situasi genting.

Patriotisme hanya aktif menuntut agar Anda menjadi warga negara yang, warga negara yang selalu peduli terhadap kehidupan bersama, peduli terhadap kemaslahatan bersama.

Baca Juga: Tumbuhkan Rasa Cinta Pada Nabi Muhammad SAW, IRMA Jawabarat Gelar Maulid dan Hari Santri Nasional
Ini mengimplikasikan bahwa kita harus selalu siaga untuk melibatkan diri, dan memperhatikan acuh tak acuh, tatkala ada sesama warga negara yang menjadi korban ketidakadilan atau tindakan diskriminatif.

Ketika suatu peraturan peraturan perundang-undangan yang reaksioner disiapkan atau telah ditetapkan, atau telah ditetapkan konstitusi dilecehkan .

Sebagai penutup tulisan ini saya kutipkan di sini untuk dicamkan oleh kaum muda: “Your Country Needs You” --Negeri membutuhkan Anda.***

Halaman:
1
2

Editor: Ahmad Fauzi

Sumber: Rajab Ahirullah

Tags

Rekomendasi

Terkini

Guru SDN Cogreg 02 Terbaik Se-Kecamatan Parung

Selasa, 5 Maret 2024 | 19:52 WIB

PB PMII Siapkan Kader Gemilang Lewat Program Scholin

Rabu, 29 November 2023 | 10:53 WIB

Penutupan KKN Unusia Dihadiri Ratusan Warga Cimulang

Rabu, 27 September 2023 | 08:09 WIB

Fiil Mujarrad

Selasa, 19 September 2023 | 06:00 WIB
X