Selanjutnya, Pagar Nusa dipimpin oleh Aizzudin Abdurrahman yang terpilih sebagai ketua umum periode 2002-2017 pada kongres yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Sunan Drajat, Pacitan, Lamongan, Jawa Timur.
Isu santet terjadi di awal 1990-an di Jawa Timur, kemudian membesar menjadi isu nasional menjelang reformasi 1998. Saat itu menjadi masa yang penting bagi eksistensi Pagar Nusa.
Baca Juga: Ibnu Athaillah as-Sakandari: Sikap Yang Paling Baik Jika Keinginan Tak Dapat Diraih.
Di samping banyak orang yang ingin belajar bela diri, Pagar Nusa berperan penting dalam menjaga stabilitas keamanan dari isu santet di masyarakat.
Dan hingga kini, Pagar Nusa tetap menjadi garda depan NU dalam menjaga berbagai ancaman keamanan. Saat itu puluhan santrinya tinggal bersamanya di dalam rumah dan dianggap seperti anaknya sendiri.
Dia juga menampung anak-anak yang menjadi korban kekerasan etnis di Sampit, Kalimantan Tengah.
Baca Juga: Kelompok Syiah di Tembaki di Nigeria, Polisi Bantah Adanya Korban Tewas
Dalam dunia politik, Gus Maksum selalu mengikuti arah politik NU. Ketika NU bergabung dengan PPP, ia menjadi juru kampanye PPP hingga tingkat nasional.
Begitu pula ketika PKB didirikan pada 1998, ia pun turut ambil bagian dalam membesarkan partai. Meski demikian, ia tidak pernah mau menduduki jabatan politik formal.
Gus Maksum wafat di Kanigoro di umur 57 tahun pada 21 januari 2003 dan dimakamkan di pemakaman keluarga, di sebelah barat masjid lama Pondok Pesantren Lirboyo.
Baca Juga: Kisah Tiga Kiai Terjerumus kedalam lingkaran Komunis, Taufiq Ismail Ungkap Kebohongan Besar PKI
Semasa hidupnya, ia telah berkontribusi besar dalam mengembangkan seni bela diri yang tetap lestari di kalangan pesantren.***
Sumber: Ensiklopedi Pemuka Agama Nusantara, Puslitbang Lektur dan Khazanah
Artikel Terkait
Hercules, Sang Penguasa Tanah Abang Yang Masuk Islam
RMI PCNU Kabupaten Bogor akan gelar Jambore Santri Nusantara dalam rangka Hari Santri Nasional 2021.
September Kelabu Gusdurian Menghiasi Dinding Pesantren Ciganjur dengan Mural
Monumen Lubang Buaya Banyuwangi, Saksi Sejarah 62 Pemuda Ansor Di Bunuh oleh PKI
Bongkar Serangan Santet Dengan Kopi Hitam, Begini Caranya