Pesantren Al Faaqih 'Luncurkan Buku Abah Sandi' Membaca Ulang Sejarah Tokoh Banjaran Pucung

- Kamis, 10 Agustus 2023 | 14:38 WIB
Pesantren (Bogor Times)
Pesantren (Bogor Times)

Bogor Times -Pondok Pesantren Salafiyah Al-Faaqih Banjaran Pucung Kota Depok pada hari Kamis 10 Agustus 2023 meluncurkan sebuah buku berjudul “Abah Sandi, Pejuang Kehidupan dari Banjaran Pucung”. Buku ini merupakan sebuah memoar dari seorang tokoh yang pernah berjuang di Banjaran Pucung dan Tapos pada periode penghujung tahun 1960an hingga akhir 1980-an.

Buku “Abah Sandi, Pejuang Kehidupan dari Banjaran Pucung” ditulis oleh Hannoeng M. Nur, dengan memakan waktu proses penggarapan selama 3 (tiga) bulan.Secara resmi buku ini diterbitkan oleh Pesantren Salafiyah Al-Faaqih bekerja sama dengan Ladang Kata, Yogyakarta, dan telah memperoleh International Standard Book Number (ISBN) yang dikeluarkan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, yang juga berafiliasi dengan Badan Internasional ISBN yang berkedudukan di London, Inggeris .

Abah Dedy Rachmat Sandi dari Pondok Pesantren Salafiyah Al-Faaqih mengemukakan alasan utama di balik penerbitan buku “Abah Sandi, Pejuang Kehidupan dari Banjaran Pucung” ini didorong oleh keinginannya mengabadikan semangat dan keteguhan perjuangan sosok KH. Mochammad Sandi atau Abah Sandi di bidang keagamaan dan sosial di wilayah Banjaran Pucung dan Tapos.

“Fokusnya adalah pada perjuangannya, bukan pada sosoknya secara personal.Bahwa kemudian akan tetap tak terpisahkan antara sisi personal dan sisi perjuangannya, itu adalah sebuah kewajaran. Namun saya berusaha menghindari kesan bahwa ada pengkultusan terhadap sosok Abah Sandi pada buku ini,” kata Abah Dedy yang merupakan putera ke-6 Abah Sandi.

Secara khusus, Abah Dedy juga sangat mengapresiasi apresiasi beberapa kalangan terhadap penerbitan buku “Abah Sandi, Pejuang Kehidupan dari Banjaran Pucung” dengan ikut menuliskan kata pengantar dan kajian atau refleksi dari berbagai sudut pandang. Walikota Depok KH. Mochammad Idris menuliskan pandangannya secara politik dan sosial kemasyarakatan, KH.Achmad Solechan, M.Si Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Depok mengulas melalui sisi keagamaan, Prof. Dr. Semiarto Aji Purwanto Dekan FISIP Universitas Indonesia memberikan catatan panjang berdasarkan kajian antropologi, lalu ada juga Pangeran Raja Abdulgani Natadiningrat, SE Sultan Kacirebonan IX yang melihat buku ini dari sudut pandang budaya.

“Para tokoh itu bersedia memberikan tulisan atau sumbangan pikirannya setelah terlebih dahulu meminta kepada saya isi buku secara lengkap. Oleh karena itu catatan yang diberikan oleh mereka atas buku ini adalah hasil pendalaman atas isi buku, bukan sekadar catatan yang bersifat formalitas,” ujar Abah Dedy lagi.


Sementara itu Hannoeng M. Nur yang menggarap buku “Abah Sandi, Pejuang Kehidupan dari Banjaran Pucung” ini mengungkapkan rasa bahagianya karena akhirnya buku ini bisa diterbitkan. Hannoeng M. Nur yang juga seorang jurnalis dan sutradara film menganggap buku ini adalah kerja terberatnya di bidang penulisan.

“Ada tantangan yang lumayan berat, yaitu bagaimana menjadikan Abah Sandi sebagai tokoh lokal bisa secara rasional memasuki pemikiran wilayah yang universal, tanpa saya harus terjebak pada pola penokohan yang artifisial. Sebab Abah Sandi sendiri saya yakin adalah seorang tokoh yang tak pernah peduli pada penghargaan atau pencitraan baik atas apa yang diperjuangkannya,” ucap Hannoeng, yang juga menjadi salah satu jamaah di Majelis Kobong asuhan Abah Dedy.

Selanjutnya Abah Dedy berharap buku ini bisa dibaca oleh anak-anak sekolah. Untuk itu, ia berencana memberikan buku ini secara cuma-cuma ke perpustakaan di beberapa sekolah yang berada di Kota Depok. (merah)

Editor: Rajab Ahirullah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Gandeng Pemuda, PMII INAIS Gelar Pesantren Kilat

Minggu, 31 Maret 2024 | 16:13 WIB

Gaspool, Jaro Ade Siapkan Tim Sukses

Sabtu, 30 Maret 2024 | 06:00 WIB
X