"Belum ada, kita enggak punya ruang isolasi. Makanya kalaupun ada pasien diduga suspect corona), itu kan ada masa inkubasi. Ketika masa masa inkubasi itu lewat, berarti aman. Kalau selama masa inkubasi itu tapi sudah suspect, kita serahkan ke pemerintah pusat," ujar Ade Munawaroh.
Menurutnya, virus corona adalah urusan pemerintah pusat. "Karena ini persoalan pusat, bukan persoalan daerah. Kalau corona itu persoalan yang memang harus segera ditangani pusat."
"Instruksi kita tetap siap siaga, karena kan khawatir terjadi. Tapi jangan terlalu di besar-besarkan, karena yang kemarin sempat diduga corona ternyata bukan, tapi kanker," ujar Ade.
Ia menekankan pentingnya menjaga ketenanagan, tidak khawatir berlebihan.
"Jadi sekarang orang parno banget. Panas sedikit disebut corona. Padahal belum tentu, kan semua penyakit ada panas tinggi, DBD demam berdarah panas tinggi, tifus panas tinggi, jadi jangan langsung justifikasi satu masalah. Biarkan para ahli yang menyimpulkan," ujarnya.
Sempat beredar informasi adanya seorang pasien dengan kondisi panas tinggi diobservasi di RSUD Ciawi karena khawatir terpapar virus corona. Namun setelah dikonsultasikan dengan pihak Rumah Sakit Pondok Indah, pasien tersebut dinyatakan negatif.
Jumlah pasien positif corona di Indonesia hingga Sabtu, 14 Maret 2020, adalah 96 kasus dengan jumlah pasien meninggal dunia menjadi 5 orang, dan pasien sembuh sebanyak 8 orang.
"Update pada hari ini, jumlah kasus positif total ada 96 per hari ini dari terakhir kemarin kita laporkan 69, sekarang menjadi 96. Ada penambahan kasus baru sebanyak 27," kata Juru Bicara Pemerintah Masalah Corona Achmad Yurianto dalam konferensi pers Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Sabtu, 14 Maret 2020.