"Kasian teman saya yang janda dan punya anak. Mereka sangat sedih saat lebaran,"bebernya.
Pihak perusahaan, kata Wati, tak memberi gaji dan THR dengan alasan kondisi keuangan internal perusahaan sedang kritis. Anehnya, perusaah justru merekrut banyak tenaga kerja dengan gaji ber standar UMK.
"Untuk gaji karyawan baru bisa. Tapi untuk membayar pekerjaan kami yang sudah kami lakukan tidak mampu,"tuturnya.
Karena persamaan nasib itu. Para buruh kompak menggelar beberapa kalo aksi protes ke perusaah. Meskipun hasinya tetaplah janji.
"Aksi kemarin (Kamis 3/6/2021,red) pihak perusahaan kembali berjanji akan membayar gaji kami. Kami mau lihat, apakah mereka (perusahaan,red) kembali ingkar janji atau tidak," ucapnya.
Saat dikomfirmasi, HRD Morlan Silitonga membenarkan hal tersebut. Ia mengaku belum memberikan hak 30 lebih karyawannya. Hal itu dikarenakan produksi yang turun drastis.
"Produksi kami sedag parah. Apa lagi para karyawan yang 30 orang itu tidak mau ikuti arahan perusaan untuk kembali bekerja selama 10 hari," jawabnya pada wartawan.
Morlan juga membenarkan pabriknya tidak memberikan THR dan tengah merekrut karyawan baru. Hal itu untuk memulihkan kondisi perusahaan.