Kualitas Udara Jakarta Buruk dan Berada di Posisi 4 Dunia, Wagub Ariza

- Selasa, 15 Agustus 2023 | 21:49 WIB
wagub dki jakarta ahmad riza patria (youtube.com )
wagub dki jakarta ahmad riza patria (youtube.com )

Bogor Times-Kualitas udara di Jakarta semakin memburuk seiring berjalannya waktu, dan efek dari polusi udara telah menempatkan kota ini pada peringkat yang mengkhawatirkan dalam skala global. Berdasarkan pengukuran Indeks Kualitas Udara (Air Quality Index/AQI), Jakarta kini menduduki peringkat ke-4 di dunia dengan kualitas udara yang buruk.

Pada Maret lalu data dari situs IQAir mencatat bahwa indeks AQI di Jakarta mencapai angka 166 AQI US. Angka tersebut menunjukkan bahwa kualitas udara di ibu kota berada dalam kondisi tidak sehat. Lebih lanjut, kualitas udara di Jakarta pada hari tersebut bahkan telah masuk dalam kategori "buruk," menjadikannya salah satu dari empat kota dengan kualitas udara paling buruk di seluruh dunia.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, yang akrab disapa Ariza, mengakui adanya masalah serius terkait kualitas udara ini.

"Nanti kita cek sesungguhnya, apa data tersebut bisa diyakini kebenarannya. Kita akan cek ya,"ungkap Ariza sebagai respons terhadap fakta alarm mengenai buruknya kualitas udara di Jakarta.

Tidak bisa dipungkiri bahwa salah satu faktor penyebab utama dari buruknya kualitas udara adalah kemacetan lalu lintas yang semakin parah. Pelonggaran Pembatasan Pemberlakuan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan peningkatan mobilitas kendaraan telah berkontribusi terhadap emisi gas buang yang mencemari udara kota.

Dalam konteks ini, penting bagi pemerintah dan masyarakat Jakarta untuk segera mengambil tindakan proaktif dalam menghadapi masalah polusi udara yang semakin meresahkan. Upaya bersama dalam mengurangi emisi gas buang, menggalakkan transportasi berkelanjutan, dan mendorong kepedulian terhadap lingkungan akan menjadi langkah kunci dalam menjaga kualitas udara yang sehat bagi warga Jakarta.

Permasalahan kualitas udara yang semakin memburuk harus dianggap sebagai panggilan untuk melakukan langkah-langkah konkrit dan mendalam guna menjaga keberlanjutan lingkungan dan kesehatan masyarakat. Dengan perhatian serius dan tindakan yang tepat, diharapkan Jakarta dapat kembali bersinar dengan udara yang bersih dan segar.

Namun, situasi ini menimbulkan keprihatinan mendalam terhadap kesehatan warga Jakarta. Buruknya kualitas udara dapat memiliki dampak serius terhadap kesehatan manusia, terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan individu dengan penyakit pernapasan.

Peningkatan konsentrasi partikel-partikel berbahaya dalam udara dapat memicu berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan pernapasan, iritasi mata dan tenggorokan, serta meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Oleh karena itu, langkah-langkah preventif dan perlindungan kesehatan menjadi sangat penting dalam menghadapi situasi ini.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ariza, menyoroti adanya faktor kemacetan sebagai salah satu penyebab utama buruknya kualitas udara. Meskipun mengakui dampak dari kebijakan pelonggaran PPKM terhadap mobilitas warga, Ariza mengklaim bahwa langkah-langkah konkret akan diambil untuk mengatasi situasi tersebut.

"Dalam beberapa situasi pencemaran dan peristiwa sejenisnya, belum pernah terdapat langkah tindakan atau pelaporan yang diambil terhadap sekitar 1.600 industri yang beroperasi di DKI Jakarta," ujarnya. Ariza juga menambahkan bahwa upaya untuk mengatasi masalah kualitas udara yang buruk akan melibatkan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat.

Masyarakat juga memiliki peran penting dalam membantu memperbaiki situasi ini. Langkah-langkah sederhana seperti mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, mendukung transportasi umum, mengurangi aktivitas berisik di luar ruangan, dan menjaga kebersihan lingkungan dapat membantu mengurangi beban polusi udara.

Editor: Febri Daniel Manalu

Tags

Rekomendasi

Terkini

5 Doa Pilihan yang Cocok Dibaca Selama Ramadhan

Sabtu, 6 April 2024 | 06:00 WIB

Terpopuler

X