Anak Presiden Jokowi Keluar Sebagai Pemenang Juara 4

- Jumat, 18 Agustus 2023 | 19:41 WIB
Foto Kaesang Pangarep bersama isterinya Erina Gudono (Penulis/Febri Daniel Manalu)
Foto Kaesang Pangarep bersama isterinya Erina Gudono (Penulis/Febri Daniel Manalu)

Bogor Times-Dalam rangka menyemarakkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Republik Indonesia,banyak acara lomba diadakan untuk menjaga semangat perayaan ini tetap menyala. Salah satu kompetisi yang menarik perhatian adalah lomba fashion show pakaian adat.

Ternyata, Menteri Keuangan Sri Mulyani berhasil menyita perhatian saat tampil sebagai juara dalam kompetisi tersebut. Dengan pesonanya yang memukau dan pengetahuannya yang luas tentang kebudayaan Indonesia, Sri Mulyani berhasil mengejutkan semua orang. Tidak hanya meraih gelar juara, tetapi juga berhasil mempromosikan budaya Indonesia kepada semua orang yang menyaksikannya.

Keberhasilan Sri Mulyani ini memberikan inspirasi bagi semua orang. Ia menunjukkan betapa pentingnya mempertahankan dan menghargai warisan budaya.Pada momen bersejarah seperti ini, masyarakat diingatkan untuk selalu mencintai tanah air dan bangga dengan kekayaan budaya yang dimiliki.

Selamat Hari Ulang Tahun Republik Indonesia! Semoga semangat kebangsaan dan cinta tanah air selalu menyala dalam sanubari setiap warga negara. Merdeka!

Perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia di Istana Kepresidenan tidak akan lengkap tanpa penghargaan untuk busana adat terbaik. Dalam memperingati HUT ke-78 RI, momen penghargaan ini menjadi sorotan utama ketika Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Kaesang Pangarep terpilih sebagai dua dari lima pemenang busana adat terbaik.

Dari beragam peserta yang tampil dengan memukau dalam pakaian adat dari seluruh penjuru Indonesia, kelima nama ini berhasil meraih penghargaan tertinggi dalam kompetisi tersebut. Raja Amarasi berhasil mencuri perhatian dengan penampilan yang memukau dalam pakaian adat khas Nusa Tenggara Timur (NTT). Greti membawa kebanggaan bagi Bengkulu dengan pakaian adat yang memesona, sedangkan Kohar tampil mempesona dalam busana adat khas Banyuwangi.

Namun, momen yang paling mengejutkan adalah penampilan Kaesang Pangarep, yang juga menjadi pemenang keempat, dengan penampilan yang elegan dan kharismatik dalam busana adat. Kebahagiaan dan kebanggaan semakin melonjak ketika Menteri Keuangan Sri Mulyani diumumkan sebagai salah satu pemenang, menambah semarak dalam perayaan tersebut.

Penghargaan ini bukan sekadar kompetisi belaka, tetapi juga merupakan bentuk penghormatan terhadap kekayaan budaya Indonesia. Melalui perpaduan warna, motif,dan makna dalam pakaian adat, para pemenang berhasil menghadirkan nuansa keindahan dan keunikan budaya Indonesia yang semakin memperkuat semangat persatuan dalam perayaan HUT ke-78 Republik Indonesia.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani tampil memukau dengan pakaian adat Soe dari Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT). Penampilannya tidak hanya memperlihatkan keindahan busananya, tetapi juga melambangkan kekayaan budaya dan warisan tradisional dari daerah tersebut. Tatanan sanggul dan hiasan kepala yang ia kenakan juga terlihat istimewa, memberikan sentuhan sempurna pada penampilannya.

Saat diumumkan sebagai salah satu pemenang busana adat terbaik, Sri Mulyani melangkah dengan penuh keyakinan sambil mengenakan pakaian adat yang memancarkan keanggunan dan martabat. Saat naik ke panggung sebagai pemenang, gestur salamnya kepada para pemenang lain menunjukkan rasa penghargaan dan persatuan dalam momen tersebut.

Tentu saja, momen seperti ini menjadi sangat berkesan dan membangkitkan kebanggaan atas kekayaan budaya Indonesia.

Tak hanya peserta dan penonton yang kagum, MC acara, Valerina Daniel, juga ikut memberikan apresiasi yang terhadap penampilan busana adat para pemenang.

"Pakaian yang dipakai bener-bener luar biasa dan bikin kesan yang dalam banget. Aksesori dan hiasan yang dipaduin dengan pakaian adat juga menambah nilai penampilan dan nunjukin betapa kaya budaya Indonesia,"ujar MC acara Valerina Daniel pada saat perayaan HUT ke 78 RI.

"Acara ini gak cuma jadi ajang kompetisi aja, tapi juga perayaan keberagaman budaya dan keindahan warisan tradisional kita. Pakaian adat tuh kayak pintu buat ngeliat kekayaan budaya Indonesia kita. Dan sikap saling menghormati dan mengapresiasi peserta juga nunjukin semangat persatuan dalam perbedaan,"tambah dia.

"Dari momen ini, makin jelas deh pesannya bahwa keragaman budaya itu harta yang harus dijaga dan dirayakan bersama. Ketampilan memukau Menkeu Sri Mulyani dalam pakaian Adat Soe juga jadi simbol nyata dari cinta dan komitmen kita terhadap kekayaan budaya Indonesia yang nggak akan pernah pudar,"urainya.

Setelah diumumkan para pemenang busana adat terbaik, suasana jadi makin bahagia dan meriah ketika mereka berfoto bersama hadiah istimewa mereka,yaitu sepeda.Kejutan ini bener-bener bikin momen perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia semakin semangat dan penuh kebersamaan.

MC acara Valerina,dengan senang hati ngumumin kalo sepeda ini hadiah spesial dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) buat para pemenang busana adat terbaik tahun ini. Dia sampaikan berita ini pas live streaming di kanal YouTube Sekretariat RI pada Kamis, tanggal 17 Agustus 2023.

Di peringatan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Negara, Jakarta, tanggal 17 Agustus 2023, Kaesang Pangarep dan istrinya, Erina Gudono, tampil keren banget pakai busana adat Sulawesi Utara. Busana adat ini nunjukin kekayaan budaya daerah itu dan nambah nuansa spesial buat momen bersejarah tersebut.

Kaesang dan Erina keliatannya kompak banget dan serasi pake pakaian kawasaran dari Minahasa, Sulawesi Utara. Penampilan mereka nunjukin keindahan dan kemegahan tradisi suku Minahasa. Foto-foto momen ini mereka share di akun Instagram pribadinya juga pas hari Kamis, dengan keterangan yang nunjukin kebanggaan mereka terhadap budaya yang mereka wakili.

Keterangan yang ditulis oleh Erina dan Kaesang di unggahannya, "KAWASARAN MINAHASA. Tabea! Sigi Ne Waraney!" nunjukin kagum dan semangat mereka dalam menyambut momen penting kemerdekaan. "KAWASARAN MINAHASA" itu artinya mengenal pakaian adat, sementara "Tabea! Sigi Ne Waraney!" mungkin punya makna yang lebih dalam yang nunjukin semangat dan persatuan menghadapi tantangan.

Penampilan Kaesang dan Erina pake busana adat Sulawesi Utara ini gak cuma jadi bagian perayaan nasional yang bersejarah, tapi juga simbol usaha buat jaga, hargai, dan rayain keberagaman budaya di Indonesia. Lewat penampilannya ini, mereka gak cuma nunjukin cinta ke warisan leluhur, tapi juga ngajak orang lain buat hargai dan ngerti keindahan dan makna budaya daerah di seluruh Indonesia

Mereka mengungkapkan, "Tata busana dan aksesori yang kami kenakan mengikuti prinsip sustainable fashion. Hal ini adalah bentuk komitmen kami terhadap lingkungan dan budaya. Kami ingin menyampaikan bahwa warisan budaya kita sangat berharga dan dengan menghormatinya, kita juga mewariskan kebijaksanaan dan cinta terhadap tanah air kepada generasi mendatang."

Selanjutnya, Kaesang dan Erina menjelaskan,"Kami menggunakan bahan-bahan seperti kain tenun pampele dan kaiwu patola sebagai bagian dasar baju kami sebagai bentuk penghargaan terhadap kreativitas dan kearifan lokal masyarakat Minahasa.Melalui penampilan ini, kami ingin menginspirasi orang lain untuk menghargai dan merayakan keanekaragaman budaya Indonesia, sekaligus menjunjung tinggi prinsip keberlanjutan,"ujar Kaesang yang saat itu didampingi Erina isterinya.

Dengan kata-kata tersebut, Kaesang dan Erina menjadikan penampilan mereka tidak hanya sebagai representasi visual dari kebanggaan terhadap budaya, tetapi juga sebagai pesan inspiratif yang mendorong penghargaan terhadap sejarah, lingkungan, dan nilai-nilai budaya yang bersatu dalam menjaga keutuhan bangsa dan tanah air.

Dalam konteks ini, penampilan Kaesang dan Erina dalam baju kawasaran bukan hanya tentang pemakaian pakaian adat, tetapi juga tentang penyampaian pesan dan dedikasi terhadap warisan budaya yang memiliki makna mendalam. Dengan memilih memakai busana kawasaran, mereka juga memberikan penghormatan kepada ksatria Minahasa, para pelindung dan pejuang bangsa yang telah berkorban untuk melawan penjajah.

Selain itu, pilihan mereka untuk mengikuti tata busana dan aksesori yang berlandaskan prinsip sustainable fashion juga menunjukkan kesadaran mereka akan pentingnya menjaga lingkungan dan budaya. Kain tenun pampele dan kaiwu patola yang digunakan sebagai bahan dasar busana adat ini tidak hanya indah secara estetika, tetapi juga mewakili kreativitas dan kearifan lokal masyarakat Minahasa.

"Kami mewartakan semangat muda ksatria WARANEY untuk terus memajukan bangsa," tambah mereka dengan semangat. Melalui upaya kami dalam merayakan warisan budaya dan keberagaman, kami mengajak generasi muda Indonesia untuk tetap bersemangat dan berkomitmen sebagai penerus, menjaga nilai-nilai luhur, dan berjuang untuk kemajuan dan kemakmuran bangsa ini," kata mereka.

Dalam pakaian adat Kawasaran yang dipakai dalam peringatan HUT ke-78 Republik Indonesia, simbol "gegenang" diwakili oleh porong yang ditempatkan di bagian kepala, dengan menggunakan bulu ayam jago dan kepala burung uak. Erina Gudono dan Kaesang Pangarep menjelaskan bahwa simbol ini adalah pengingat untuk selalu melakukan kebaikan. Dalam kata-kata mereka, simbol "gegenang" mengajak kita untuk merenung tentang masa lalu, menghormati leluhur, dan menjalankan tindakan yang baik sebagai bagian dari warisan budaya.

Untuk simbol "karai" yang melambangkan perasaan, terbuat dari kulit kayu dan berupa kelana (manik-manik), taring babi rusa, atau kalung perunggu. Erina dan Kaesang menjelaskan bahwa simbol ini mengajarkan pentingnya mempertimbangkan tindakan dengan perasaan yang seimbang. Mereka menekankan bahwa perasaan tersebut perlu dijaga keseimbangannya, menunjukkan betapa pentingnya menjaga keseimbangan emosi dalam hidup.

Ternyata, ada dua simbol penting dalam pakaian adat Kawasaran yang dikenakan oleh Erina Gudono dan Kaesang Pangarep dalam peringatan HUT ke-78 Republik Indonesia. Pertama, ada simbol "gegenang" yang diwakili oleh porong di kepala, dengan menggunakan bulu ayam jago dan kepala burung uak. Simbol ini mengingatkan kita untuk selalu berbuat kebaikan, menghormati leluhur, dan merenung tentang masa lalu.

Kedua, ada simbol "pemenden" atau perasaan yang diwakili oleh "karai" yang terbuat dari kulit kayu dan berbagai jenis kalung, seperti kelana berbahan manik-manik, taring babi rusa, atau kalung perunggu. Erina dan Kaesang menjelaskan bahwa simbol ini mengajarkan pentingnya menimbang tindakan dengan perasaan yang seimbang. Meskipun perasaan itu penting, namun perlu dijaga agar tidak berlebihan. Ini menunjukkan betapa pentingnya keseimbangan emosi dalam menjalani kehidupan.

 

Editor: Febri Daniel Manalu

Tags

Rekomendasi

Terkini

5 Doa Pilihan yang Cocok Dibaca Selama Ramadhan

Sabtu, 6 April 2024 | 06:00 WIB
X