nasional

Hari Aksara Internasional Masih Urusan Buta Huruf Hingga Hoaks dan Konten Negatif

Rabu, 8 September 2021 | 08:03 WIB
Pengecekan telinga para calon penerima alat bantu pendengaran (Rosyka)

Baca Juga: Gelar Refleksi 17 Tahun Kematian Munir, PMII Kota Bogor : Permerintah Harus Serius Ungkap Dalang Pembunuhan

Sehingga kesadaran terhadap realiatas dan keterampilan komunikasi pun jadi lebih baik. Ujungnya, mampu memilah dan memilih informasi. Di samping tidak gampang menyebar hoaks. Itulah masyarakat yang literat.

 Maka di momen Hari Aksara Internasional, masalah gerakan literasi tidak dapat dilihat sepele. Harus ada aksi nyata untuk membangun gerakan literasi di masyarakat. Baik melalui taman bacaan atau komunitas literasi di berbagai daerah. Karena itu, gerakan literasi di Indonesia seharusnya fokus untuk meningkatkan aktivitas pribadi dan sosial setiap anggota masyarakat khususnya berbasisi 4C, yaitu:


1. Berpikir kritis atau selalu berani berpikir kritis
2. Kreativitas atau memberi ruang kreativitas
3. Kolaborasi atau menawarkan dalam segala bidang
4. Komunikasi atau keterampilan komunikasi yang memadai.

Baca Juga: Cara Jitu Hadapi Suami Pelit, Tinjauan Hadis Nabi Muhammad SAW dan Tekhnik, Para Istri Wajib Tau
Memang tidak mudah membangun masyarakat yang literat. Tidak gampang memengertikan masyarakat terhadap realitas kehidupan. Masyarakat yang sadar untuk memahami keadaan. Karena itu, dibutuhkan ikhtiar bersama untuk mewujudkan masyarakat yang “melek aksara” secara paripurna. Bukan masyarakat yang hanya gandrung teknologi digital. Tapi gagal menggunakannya dengan baik dan benar. Sehingga hoaks begitu mudahnya merebak ke seantero nusantara. Masyarakat literat harusnya tidak fokus pada masalah. Tapi bertumpu pada solusi dari setiap masalah.

Halaman:

Tags

Terkini

5 Doa Pilihan yang Cocok Dibaca Selama Ramadhan

Sabtu, 6 April 2024 | 06:00 WIB