Mengenal Ilmu Nahwu dan Sejarahnya Agar Bisa Faham Ilmu Agama Part 1

- Sabtu, 28 Agustus 2021 | 23:12 WIB
Ilmu Nahwu Sangat Penting Untuk Memperdalam Ilmu Agama (Rosyka)
Ilmu Nahwu Sangat Penting Untuk Memperdalam Ilmu Agama (Rosyka)

Bogor Times- Pentingnya mempelajari Ilmu Nahwu dalam memahami persoalan syariah memiliki alasan yang sangat jelas. Di antaranya kita dapat memahami ilmu agama Islam dengan mendalam.

Dalam tulisan Syafiq Hasyim Sejarahwan dan sosiolog Muslim menerangkan tentang Ilmu Nahwu yang berkaitan dengan persoalan syariah dan Ilmu Agama. Ibn Khaldun pernah berkata, “Dengan ilmu nahwu dasar-dasar syariah menjadi tampak jelas.

Diketahui bahwa dalam Ilmu Nawhu terdapat banyak istilah. Satu dan yang lainnya memiliki perbedaan. Seperti halnya, beda antara fāʿil dari mafʿūl dan mubtadaʿ dari khabarnya. Jika nahwu itu tidak ada maka maka gelaplah maksud syariah.

Lalu timbul pertanyaan, 'Kapan sesungguhnya ilmu nahwu ini bermula dan bagaimana hubungannya dengan tradisi awal Islam?'

Sejarah awal ilmu nahwu dapat dilacak melalui istilah Arab al-laḥn, kebiasaan orang Arab berbicara salah secara tata bahasa (grammatical).

Lalu pertanyaannya, mungkinkah seorang penutur bahasa asli (native) melakukan kesalahan tata bahasa atas bahasanya sendiri? Sangat mungkin dan itu terjadi sejak zaman dulu.

Abū Ṭayyib pernah mensinyalir jika kesalahan gramatik biasa terjadi pada orang Arab pedalaman, kalangan pekerja kelas bawah (budak sahaya) dan orang yang terarabkan.

Sahabat Abu Bakar pernah berkata jika dia lebih senang mendengar orang membaca meskipun salah daripada orang yang melakukan kesalahan gramatikal.
Tidak hanya Abu Bakar, sahabat Umar bin Khaṭṭāb juga sering menjumpai orang-orang di sekitar dia yang berbahasa Arab dengan tata bahasa yang salah dan terkadang membuatnya marah.
Misalnya, Umar suatu saat pernah berkata, “Sungguh demi Allah, kesalahan kalian dalam berbahasa lebih berbahaya bagiku daripada kesalahn kalian dalam memanah,
Wallāhi lakhaṭa’ukum fi lisānikum ashaddu ʿalayya min khaṭaʿikum fi ramyikum.”

Ibn Qutaybah pernah mendengar orang pedalaman Arab azan dimana dia membaca nasab (fathah) pada lafal “rasūla,”dari kalimat komplit, “ashhadu anna muhammadar rasūlallāh.

Hal di atas adalah sekadar contoh dari sekian banyak riwayat-riwayat lain yang menceritakan mengapa tata bahasa Arab (ilmu Nahwu) itu sudah menjadi perhatian sejak zaman Rasulullah masih hidup.

Dunia Arab sebelum al-Qur’an turun sudah mencapai kemajuannya dalam bidang sastra.
Karenanya, al-laḥn di sini tidak identik dengan kemajuan sastrawi itu, tapi dengan keharusan berbahasa Arab secara benar, berdasarkan hukum-hukum dasar bahasa yang disepakati.
Para sahabat Nabi merasa prihatin dengan al-laḥn ini karena dampaknya bisa merusak ajaran Islam.

 

Editor: Ahmad Fauzi

Sumber: NU Online

Tags

Rekomendasi

Terkini

5 Doa Pilihan yang Cocok Dibaca Selama Ramadhan

Sabtu, 6 April 2024 | 06:00 WIB

Terpopuler

X