Meniti Jalur Gunung Salak (Part 2)

- Rabu, 20 November 2019 | 00:42 WIB
IMG-20191119-WA0074
IMG-20191119-WA0074



Sebelum melakukan pendakian, para pendaki diwajibkan mendaftarkan diri dahulu di kantor pengelola taman nasional. Hal itu bertujuan untuk mendata siapa saja yang akan melakukan pendakian dan perlengkapan apa saja yang akan dibawa selama proses pendakian.





Setelah mendaftar kita akan langsung melakukan perjalanan menuju Gerbang Rimba dengan jalan beraspal yang cukup panjang sekitar 1,5 kilometer dan menanjak. Bagi para pendaki perjalanan menuju Gerbang Rimba merupakan pemanasan awal pendakian.





Pendakian sesungguhnya akan dimulai ketika kita telah masuk Gerbang Rimba, dengan jalur yang terbilang cukup terjal dan bebatuan yang disusun rapi sebagai jalan setapak. Pendaki akan melewati trek sepanjang 1 km lebih dengan tingkat kesulitan variatif dari melewati pohon tumbang di jalur pendakian hingga rawa dan lumpur untuk sampai pos peristirahatan yang dinamai pos Bajuri.





Biasanya para pendaki mendirikan tenda sebelum melanjut pendakian, karena pos Bajuri memiliki mata air terakhir sebelum menuju puncak Manik I Salak dan memiliki tanah lapang yang cukup untuk menampung beberapa tenda bagi pendaki.





Dari pos Bajuri, pendaki akan dihadapkan dengan dua persimpangan, persimpangan ini merupakan titik temu dari trek pendakian via Pasir Reungit Bogor dari arah Kawah Ratu. Para pendaki bisa memilih melanjutkan pendakian ke puncak Manik I salak atau ke Kawah Ratu.





Banyak dari pendaki Gunung Salak yang melanjutkan ke puncak Manik I, namun tidak sedikit para pecinta alam bebas sengaja datang hanya melihat Kawah Ratu. Sebuah kawah aktip yang memiliki kaldera kecil sangat indah menyemburkan gas berbau belerang dan ada air panas didalam kawah tersebut.





-
Tim Ekspedisi Bogor Times menerobos jalur pendakian. (Foto:Sanusi Wirasuta)




Pos Bajuri Menuju Puncak Bayangan





Mungkin disini mental dan fisik para pendaki akan diuji, seberapa kuat kita melewati jalur yang terkenal dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Sepanjang jalurnya banyak ditemui trek curam dengan kemiringan hampir 90 derajat yang pastinya bikin nyali banyak orang ciut. Untuk melewatinya harus menggunakan tali pipih atau webing untuk memanjat. Beberapa jalur bahkan harus melewati trek lumpur yang dalamnya bisa mencapai setengah meter, rawa, dan trek licin menanjak sehingga memaksa tangan harus selalu berpegangan pada akar-akar pohon. Terlebih jika kondisi hujan akan semakin menjadi-jadi jalur yang akan dilalui.

Halaman:

Editor: Sanusi Wirasuta

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gandeng Pemuda, PMII INAIS Gelar Pesantren Kilat

Minggu, 31 Maret 2024 | 16:13 WIB

Gaspool, Jaro Ade Siapkan Tim Sukses

Sabtu, 30 Maret 2024 | 06:00 WIB
X