Guru di SMA Negeri 7 Rejang Lebong Alami Penganiayaan oleh Wali Murid, Keluarga Pelaku Minta Maaf

- Minggu, 6 Agustus 2023 | 15:00 WIB
Contoh ilustrasi foto penganiayaan (Bogor Times)
Contoh ilustrasi foto penganiayaan (Bogor Times)

Bogor Times-Sebuah insiden memilukan terjadi di SMA Negeri 7 Rejang Lebong, di mana seorang guru menjadi korban penganiayaan oleh seorang wali murid. Guru tersebut mengalami cacat mata permanen akibat serangan menggunakan ketapel. Berita tentang kejadian ini viral di media sosial dan menimbulkan sentimen negatif dari masyarakat.

Dari informasi yang berhasil dihimpun, kejadian berawal ketika seorang siswa datang terlambat ke sekolah dan tidak bisa mengikuti pelajaran. Siswa tersebut memutuskan untuk menunggu di kantin sekolah bersama beberapa temannya.

Saat berada di kantin, tiba-tiba seorang guru mendatangi mereka dengan nada marah dan bahkan menendang salah seorang anak teman dari wali murid yang duduk di dekatnya.

Tanpa diduga,guru itu langsung menendang wajah anaknya dengan keras.

Saat berita tersebut mencuat, salah satu anggota keluarga pelaku, yang merupakan anak kandung dari pelaku dan kakak kandung dari siswa yang terlibat dalam kejadian tersebut, mengambil langkah untuk memberikan klarifikasi melalui akun media sosial @reniianggrainiii pada Sabtu,5 Agustus 2023.

Dalam klarifikasinya, dia menegaskan bahwa tidak ada maksud dari keluarganya untuk meminta pembelaan dari masyarakat atas perbuatan ayahnya. Mereka menyadari bahwa apa yang telah dilakukan ayahnya adalah tindakan yang salah dan berakibat fatal, yang menyebabkan guru tersebut mengalami cacat mata permanen.

Anak pelaku juga menyampaikan permintaan maaf sebesar-besarnya kepada guru yang menjadi korban penganiayaan, serta kepada seluruh guru yang mengajar di SMA Negeri 7 Rejang Lebong dan seluruh masyarakat Indonesia atas peristiwa yang terjadi.

Dia berusaha untuk meluruskan berita yang sudah tersebar luas dan mempengaruhi opini masyarakat tentang keluarganya. Dalam upaya tersebut, dia akan menceritakan kronologi kejadian sesungguhnya berdasarkan cerita adiknya dan dengan dukungan dari saksi kunci. Tujuan klarifikasi ini adalah agar masyarakat mendapatkan informasi yang faktual dan sesuai dengan kejadian sebenarnya.

Berdasarkan penuturan adiknya, kejadian bermula ketika dia dan beberapa teman lainnya datang terlambat ke sekolah sehingga tak dapat mengikuti pelajaran. Mereka memilih untuk menunggu di kantin. Namun, di tengah waktu makan, seorang guru mendatangi mereka dengan marah dan menendang salah seorang temannya yang duduk di samping sang adik.

Tanpa diduga, guru tersebut kemudian menendang wajah sang adik yang menoleh setelah kejadian tersebut. Akibatnya, adiknya mengalami penglihatan buram dan merasa kesakitan. Dia memutuskan untuk masuk ke dalam kelas ketika sudah masuk jam istirahat.

Setelah beberapa saat, adiknya mengadu kepada ayahnya yang saat itu berada di kebun. Sang ayah tanpa berpikir panjang, langsung mendatangi sekolah dengan membawa ketapel dan sajam. Setibanya di sekolah, ayahnya memberitahu satpam tentang insiden tersebut. Namun, saat satpam mencoba menahannya, sang ayah mengeluarkan sajam karena merasa terancam.

Akhirnya, sang ayah berhasil menerobos masuk ke sekolah dan menuju ke guru yang diduga melakukan penganiayaan terhadap adiknya. Dalam keadaan emosi, sang ayah menggunakan ketapel dan mengarahkannya ke guru tersebut.

Kepolisian telah melakukan pemeriksaan terhadap sang wali muri berinisial AJ. Saat ini, kasus tersebut masih dalam proses penyelidikan lebih lanjut.

Peristiwa ini mengundang keprihatinan dari pihak sekolah, orang tua murid, dan masyarakat luas. Kasus ini menjadi peringatan bagi semua pihak untuk menjaga ketertiban dan menyelesaikan konflik dengan cara yang damai dan sesuai dengan hukum yang berlaku. Semoga kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang, dan situasi di SMA Negeri 7 Rejang Lebong dapat kembali kondusif dan harmonis.

Keluarga AJ menyatakan rasa penyesalan dan meminta maaf se tulus-tulusnya kepada guru yang menjadi korban penganiayaan itu, serta kepada seluruh guru yang mengajar di SMA Negeri 7 Rejang Lebong. Mereka berharap peristiwa ini dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak dan tidak terulang lagi di masa depan.

Halaman:

Editor: Febri Daniel Manalu

Tags

Rekomendasi

Terkini

5 Doa Pilihan yang Cocok Dibaca Selama Ramadhan

Sabtu, 6 April 2024 | 06:00 WIB

Terpopuler

X