Tantangan Polusi Udara di Wilayah Tangerang: Faktor Penyumbang dan Solusi Berkelanjutan

- Rabu, 16 Agustus 2023 | 23:15 WIB
Foto udara bendungan rotiklot di Atambua, Kabupaten Belu Nusa Tenggara Timur (Febri Daniel Manalu)
Foto udara bendungan rotiklot di Atambua, Kabupaten Belu Nusa Tenggara Timur (Febri Daniel Manalu)

Bogor Times-Wilayah Gading Serpong, BSD, dan Cisauk di Tangerang menghadapi tantangan serius terkait kualitas udara yang buruk. Faktor pembangunan yang masif dan volume kendaraan yang tinggi menjadi penyumbang utama polusi di wilayah ini.

Pemantauan terkini menunjukkan bahwa kualitas udara di wilayah-wilayah tersebut berada dalam kondisi yang tidak menguntungkan bagi kesehatan manusia. Dengan meningkatnya pembangunan dan lalu lintas kendaraan, kualitas udara yang memburuk telah menjadi isu serius di daerah ini.

Wilayah Tangerang Selatan dan Tangerang, Banten, juga menarik perhatian nasional karena keduanya menjadi sorotan sebagai dua kota dengan kualitas udara terburuk di Indonesia. Bahkan, dalam beberapa kesempatan, tingkat polusi udara di kedua kota ini telah melampaui tingkat polusi di DKI Jakarta, ibu kota negara.

Co-Founder Nafas Indonesia, Piotr Jakubowski, menjelaskan bahwa polusi udara di wilayah ini berasal dari dua faktor utama, yaitu sumber polusi hyperlocal dan lintas batas. Hyperlocal merujuk pada polusi yang berasal dari wilayah terdekat, seperti industri, kendaraan bermotor, dan pembakaran sampah oleh masyarakat. Sementara itu, lintas batas merujuk pada polusi yang datang dari wilayah lain di luar lokasi tercemar dan dibawa oleh angin.

Dalam upaya untuk mengatasi masalah polusi udara ini, masyarakat diimbau untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan dan menggunakan masker N95 sebagai langkah pencegahan. Pihak berwenang dan masyarakat setempat diharapkan bekerja sama dalam mencari solusi jangka panjang untuk meningkatkan kualitas udara dan melindungi kesehatan warga.

"Dengan kondisi udara yang semakin meresahkan, perlu adanya perhatian serius dan langkah-langkah tindakan yang efektif untuk mengurangi polusi udara di wilayah-wilayah tersebut. Upaya bersama dari semua pihak akan menjadi kunci dalam mencapai udara yang bersih dan sehat untuk masyarakat,"kata Co-Founder kepada wartawan pada Rabu,16 Agustus 2023.

Kualitas udara di sejumlah wilayah di Tangerang menjadi sorotan utama, dengan Gading Serpong, BSD, dan Cisauk tercatat memiliki tingkat polusi udara yang memprihatinkan. Faktor pembangunan yang masif dan tingginya volume kendaraan menjadi penyumbang utama terhadap kondisi udara yang buruk di wilayah-wilayah ini. Pertumbuhan pesat dalam sektor pembangunan telah berdampak pada pelepasan zat-zat berbahaya ke atmosfer, menyebabkan penurunan kualitas udara yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat.

Tantangan Kualitas Udara di Wilayah Tangerang

Sementara itu, wilayah Tangerang Selatan dan Tangerang, Banten, muncul dalam sorotan nasional sebagai dua kota dengan tingkat polusi udara tertinggi di Indonesia. Bahkan, ada beberapa kejadian di mana tingkat polusi udara di keduanya melampaui angka polusi di DKI Jakarta. Hal ini menciptakan keprihatinan mendalam akan kualitas udara yang semakin memburuk, dan mendorong perlunya tindakan konkret untuk mengatasi masalah ini.

Fenomena Hyperlocal dan Lintas Batas dalam Polusi Udara

Co-Founder Nafas Indonesia, Piotr Jakubowski, memberikan pemahaman mengenai sumber polusi udara di wilayah-wilayah tersebut. Piotr menjelaskan bahwa polusi udara bisa berasal dari dua sumber utama, yaitu hyperlocal dan lintas batas. Sumber hyperlocal adalah polusi yang terjadi di wilayah terdekat atau lokal, seperti dampak dari kegiatan industri, lalu lintas kendaraan, serta pembakaran sampah oleh masyarakat. Di sisi lain, lintas batas merujuk pada polusi yang datang dari wilayah luar dan dibawa oleh angin.

Peran Pembangunan dan Mobilitas Kendaraan

Tingginya mobilitas kendaraan dan pembangunan yang masif juga menjadi faktor utama dalam meningkatnya polusi udara. Volume kendaraan yang tinggi di wilayah Gading Serpong, BSD, dan Cisauk, disertai dengan aktivitas pembangunan yang signifikan, menghasilkan pelepasan emisi gas berbahaya ke udara. Kondisi ini menciptakan kontribusi besar terhadap penurunan kualitas udara, mengingat partikel-partikel berbahaya terhirup oleh masyarakat.

Perlunya Klarifikasi dan Tindakan Konkret

Kondisi polusi udara yang semakin mengkhawatirkan di wilayah-wilayah ini memerlukan perhatian serius dan tindakan konkret. Masyarakat perlu teredukasi mengenai dampak buruk polusi udara terhadap kesehatan dan diimbau untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan. Selain itu, penggunaan masker N95 menjadi langkah pencegahan yang penting untuk melindungi diri dari partikel berbahaya yang terhirup.

Halaman:

Editor: Febri Daniel Manalu

Tags

Rekomendasi

Terkini

5 Doa Pilihan yang Cocok Dibaca Selama Ramadhan

Sabtu, 6 April 2024 | 06:00 WIB
X