Ini Alasan Emas dan Perak Mulia Sepanjang Masa!

- Rabu, 3 Februari 2021 | 02:42 WIB
5f27d65ecb5cf_20200803161822-1
5f27d65ecb5cf_20200803161822-1




Melihat banyak tetangga Nabi Adam AS yang susah karena diturunkan ke bumi, emas dan perak malah sebaliknya, mereka berdua tidak sedih dan susah. Kemudian Allah SWT menanyakan kepada emas dan perak yang tidak susah padahal mahluk yang lain merasa susah,






فأوحى الله إليهما إني جاورتكما بعبد من عبيدي ثم أهبطته من جواركما فحزن عليه كل شيئ جاوره الا أنتما فقالا إلهنا وسيدنا أنت أعلم أنك جاورتنا به وهو لك مطيع فلما عصاك لم نحزن عليه
“Kemudian Allah SWT berkata: sesungguhnya aku menempatkan kalian berdua (emas dan perak) dengan seorang hamba dari beberapa hambaku, kemudian aku keluarkan Adam AS dari samping tetanggamu, kemudian seluruh tetangga Nabi Adam AS merasa susah kecuali kalian berdua.





Kemudian mereka berdua berkata: wahai tuhanku dan tuanku, engkau lebih mengetahui bahwa engkau membuat kami bertetangga dengan Nabi Adam AS, sedangkan Adam AS selalu taat kepada Engkau, ketika Dia melanggar aturan Engkau, maka kami tidak akan merasa susah dengan diturunkannya Nabi Adam AS dari surga”.
Mengetahui alasan emas dan perak yang tidak merasa susah Nabi Adam AS karena berbuat salah kepada Allah SWT seperti dalam Al-Qur’an surat Thaha ayat 120 dan 121,






فَاَزَلَّهُمَا الشَّيْطٰنُ عَنْهَا فَاَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيْهِ ۖ وَقُلْنَا اهْبِطُوْا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ ۚ وَلَكُمْ فِى الْاَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَّمَتَاعٌ اِلٰى حِيْنٍ
Artinya, ” Kemudian setan memperdayai keduanya (Nabi Adam AS dan Siti Hawa) dari surga sehingga keduanya dikeluarkan dari (segala kenikmatan) ketika keduanya di surga. Dan Kami (Allah SWT) berfirman: Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain. Dan bagi kamu ada tempat tinggal dan kesenangan di bumi sampai waktu yang ditentukan”.






Tapi perlu diberi catatan bahwa Nabi Adam AS tidak pernah berbuat dosa, karena dalam aqidah Aswaja, para Nabi tidak akan pernah bermaksiat atau berbuat dosa. Akan tetapi beliau salah dalam ijtihadnya ketika memakan buah keabadian, seperti yang dijelaskan oleh Syaikh Ahmad bin Muhammad as-Shawi dalam kitab Hasyiyah ash-Shawi ‘Ala Tafsiril Jalalain surat al-Baqarah ayat 36,






انه اجتهد فأخطأ فسمى الله خطأه معصية فلم يقع منه صغيرة ولا كبيرة انما هو من باب حسنات الابرار سيئات المقربين
Artinya, ”Sesungguhnya Nabi Adam AS berijtihad lalu salah ijtihadnya, maka Allah SWT memberi nama kesalahannya itu dengan maksiat, padahal beliau tidak pernah melakukan dosa kecil maupun dosa besar. Sesungguhnya ini termasuk dalam bab hasanatul abror sayyiatul muqorrobin (kebaikan orang-orang abror sama seperti kesalahan orang muqorrobin).”






Sikap tidak merasa sedih dan susah yang ditunjukkan oleh emas dan perak ketika Nabi Adam AS diturunkan dari surga ke bumi membuat Allah SWT membalas sikap yang ditunjukkan oleh emas dan perak berupa kemulian yang tiada tara dibandingan benda lain sampai sekarang. Hal tersebut terbukti sampai sekarang bahwa tidak ada benda yang memiliki nilai harga yang tinggi dan stabil setiap saat.


Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Mencegah dan Mengatasi Korupsi dalam Perspektif Islam

Senin, 4 Desember 2023 | 22:03 WIB

Tips Memilih Buah Jeruk yang Manis

Rabu, 18 Oktober 2023 | 18:59 WIB

Karisma Ulama Yang Telah Runtuh

Jumat, 28 Juli 2023 | 15:27 WIB

Hati-hati! Embrio Kaum Khoarij

Jumat, 28 Juli 2023 | 15:22 WIB
X