Dewasa ini, bangsa kita mengalami berbagai macam tahap pendewasan mulai dari kemiskinan, ketimpangan social, pandemi tak berkesudahan, hingga UU Ciptaker yang mengancam kesejarahtraan bangsa. Dan untuk kesekian kalinya NU kembali menunjukkan komitmennya untuk memperjuangkan kepentingan umat lewat pernyataan sikap KH.Said Aqiel Siroj sebagai ketua Pengurus Besar Nahdlotul Ulama (PBNU). Begitulah gambaran Islam kebangsaan yang tidak hanya sekedar hubungan hablumminallah, tapi juga memegang teguh prinsip-prinsip ukhuwah wathoniyah yang senantiasa berperan aktif dalam segala hal yang berkaitan dengan bangsa kita tercinta. Senantiasa mengalkan amar ma’ruf nahi munkar.
عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُوْلُ: «مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيْمَانِ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa dari kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 49]
Setelah 75 tahun sejak dikumandangkannya Resolusi Jihad, sudah seharusnya kita sebagai generasi muda muslim mengambil ibroh dan menjadikannya sebagai semangat untuk terus berkomitmen atas terwujudnya cita-cita kemerdekaan dan membulatkan tekat untuk melanjutkan perjuangan Ulama. Dari santri untuk negeri.
(Oleh: Farhan Misbach/Mahasiswa Hukum UNUSIA)