Di Forum Sosialisasi Asean IIDC, Ketum PBNU Sampaikan Piagam PBB sebagai Konsensus Hidup Secara Damai

- Senin, 10 Juli 2023 | 23:11 WIB

Bogor Times-Pada acara Sosialisasi R20 Menuju Konferensi Dialog Antar-Budaya dan Antar-Agama Tingkat ASEAN atau ASEAN Intercultural and Interreligious Dialogue Conference (ASEAN IIDC) 2023, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyampaikan bahwa latar belakang lahirnya Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai sebuah konsensus untuk hidup berdampingan secara damai bagi warga masyarakat dunia.


Menurut Gus Yahya sapaan akrabnya, di masa lalu setiap orang atau kelompok yang memiliki aspirasi sosial-politik tertentu akan lebih memilih berperang apabila bertemu dengan kelompok lain yang berbeda aspirasi.

 

Lalu ketika era globalisasi mulai berkembang, terbentuklah aliansi-aliansi di antara satu kelompok kepentingan politik dengan kelompok kepentingan politik yang lain. Mereka membangun persekutuan militer, kemudian saling berbenturan di antara konsolidasi kekuatan militer besar secara internasional melawan kekuatan militer besar yang lain.


“Itulah yang kita alami belum sampai satu abad lalu dengan Perang Dunia II yang sebelumnya juga sudah terjadi dalam Perang Dunia I dan menimbulkan kerusakan-kerusakan luar biasa yang belum pernah terjadi sebelumnya,” ujar Gus Yahya di Hotel Shantika Premiere, Palembang, pada Senin (10/7/2023).

 

Setelah Perang Dunia II, muncul kesadaran di kalangan masyarakat internasional untuk menginisiasi satu tatanan baru yang bisa memaksa semua orang untuk mengembangkan kemampuan hidup berdampingan secara damai.


“Maka lahirlah Piagam PBB yang kemudian disusul dengan operasionalisasi PBB sebagai organisasi pada 1945. Kita tahu dalam sejarah bahwa ini bukan hal yang mudah,” tambahnya.


Sesudah konsensus internasional itu lahir, dunia ini tidak serta-merta menjadi damai tanpa ada konflik. Gus Yahya mengatakan bahwa sampai hari ini konflik di antara aspirasi politik dan ekonomi yang berbeda-beda masih saja berlangsung dan muncul.


“Kalau konflik-konflik yang ada ini kita biarkan dan potensi-potensi konflik kita perbolehkan untuk berkembang menjadi konflik-konflik yang aktual, (maka) tidak ada masa depan bagi dunia ini selain kehancuran bersama. Tidak akan ada pemenang, yang ada adalah semua kalah,” tegas Gus Yahya.


Sebagai informasi, Sosialiasi R20 Menuju ASEAN IIDC 2023 di Palembang ini dihadiri sejumlah tokoh. Di antaranya Dirjen Bimas Islam Kemenag RI H Kamaruddin Amin, Rektor UIN Raden Fatah Palembang Nyayu Khodijah, Dirjen Kerja Sama ASEAN Kemenlu RI Sidharto R Suryodipuro, dan Staf Ahli Hubungan Antarlembaga Kemenlu RI Habib Muhsin Syihab.


Rencananya, ASEAN IIDC akan diselenggarakan pada September 2023 sebagai bagian dari penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN. Kegiatan yang akan membahas tentang peradaban masyarakat di kawasan Indo-Pasifik itu akan digelar setelah KTT ASEAN.


Gelaran ASEAN IIDC 2023 ini telah mendapat persetujuan dan dukungan dari Presiden RI Joko Widodo. Di forum ini, PBNU akan mengundang para tokoh lintas agama di kawasan ASEAN.

Editor: Rajab Ahirullah

Rekomendasi

Terkini

5 Doa Pilihan yang Cocok Dibaca Selama Ramadhan

Sabtu, 6 April 2024 | 06:00 WIB
X