Milad MUI, Wapres: Beda antara Perbedaan dan Kesesatan

- Kamis, 27 Juli 2023 | 23:22 WIB
Kunjungan Wapres ke SMK Annisa (Rosyka)
Kunjungan Wapres ke SMK Annisa (Rosyka)

Bogor Times- Seperti Kreta api. Majelis Ulama Indonesia (MUI) memiliki rel untuk melaju kedepan. Bilan tidak sesuai rel, maka sama dengan menyalahi aturan kereta.

Hal itu diungkapkan oleh Wapres KH Ma'ruf Amin dalam acara milad MUI pada Kamis 27 Juli 2023. Dalam kesempatan itu, Kiyai Ma'ruf dengan tegas menerangkan pentingnya bagi individu di dalam MUI mengikuti rel atau aturan.

"Jadi MUI harus ikut rel. Kalau tidak mau ikut rel, naik taksi saja. Kalo taksi bisa dibawa kemana-mana. Sedangkan MUI ada aturannya, ada manhajnya," kata Kiyai Ma'ruf.

Baca Juga: Presiden Jokowi Perpanjang Penyaluran Bantuan Beras 30 Kg untuk Jutaan Keluarga Penerima Manfaat Hingga Akhir

Dalam rangka berhidman dengan ummat, sambung Kiyai Maruf, MUI memili kaidah Wiqoyah Wahimayatul Ummah (Menjaga dan melindungi umat). Karena itu salah satu pekerjaan MUI adalah Afal Wiqoiyyah dan Afal Himaiyyah, dari afham almunharifah (faham yang menyimpang).
“Ini harus dikawal betul,” kata dia.

Kiyai Makruf membeberkan, terdapat beberapa klasifikasi faham. Antara lain, faham ekstrim kana dan kiri.

"Ada faham yang ke kanan dan ada yang kiri. Ada yang menolak adanya perbedaan pendapat. “tidak ada perbedaan hanya satu. Yang ini hak dan itu dolal. Menolak adanya ikhtilaf” Padalah ikhtilaf itu sesuatu yang niscaya. Karena nas itu ada yang qoti dan dzhoni. Artimya Allah telah memberi peluang untuk terjadinya perbedaan. Karena itu maka, ada faham dan pendapat yang berbeda-beda," bebernya.

Baca Juga: Anak Ferdy Sambo Lulus Akademi Kepolisian

Terlebih lagi, kata Kiyai Maruf, MUI telah memiliki keputusan ketika di Gontor. Keputusan tersebut adalah ketegasan MUI untuk menerima perbedaan pendapat.
“Kalau tidak menerima pendapat maka itu tidak sesuai prinsip kita. Qoidahnya Laa yunkaru mukhtalafa fiihi wa innama yunkaru almujma alai. Menolak perbedaan adalah sesuatu yang tidak rasional," tegasnya.

Hanya saja, kata Kiyai Maruf, ada juga penyimapangan dalam meknai perbedaan tersebut. Penyimpangan atau inhirof dianggaop sebagai perbedaan atau Ikhtilaf.

"Beda antara ikhtilaf dan inhiroh Laa yunkaru mukhtalafa fiihi wa innama yungkaru almujmau alaihi… Diingkari itu sesuatu yang mujma alai …Maluumun minnaddiini bidhoruri," tegasnya.***

 

Editor: Usman Azis

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

5 Doa Pilihan yang Cocok Dibaca Selama Ramadhan

Sabtu, 6 April 2024 | 06:00 WIB
X