Tangapi Penyataan KSAD Dudung Abdurachmah, Gus Yaqut : Tidak Ada Larangan Bedoa Pakai Bahasa Indonesia

- Selasa, 8 Februari 2022 | 09:33 WIB
Menteri Agama Gus Yaqut keluarkan SE terbaru soal pembatasan kegiatan keagamaan di masa Covid-19. (Instagram @gusyaqut)
Menteri Agama Gus Yaqut keluarkan SE terbaru soal pembatasan kegiatan keagamaan di masa Covid-19. (Instagram @gusyaqut)

Bogor Time - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas membuka suara terkait laporan KSAD Dudung Abdurachman tentang dugaan penodaan agama yakni mengatakan 'Tuhan bukan orang Arab'.

Yaqut Cholil Qoumas yang biasa di pangil Gus Yaqut mengatakan tidak ada yang perlu dipermasalahkan dari pernyataan Dudung Abdurachman tersebut.

"Itu klir sekali kalau kita memahami pernyataan Jenderal Dudung secara utuh. Pernyataan itu juga menjadi penegasan bahwa Tuhan memang bukan makhluk, tapi sebagai Khalik (Sang Pencipta). Sudahlah, tidak ada yang perlu diributkan dengan statemen itu,” ujar Gus Yaqut, Senin, (7/2/22).

Menurutnya Gus Yaqut, ketika setelah selesai shalat, umat Islam diperbolehkan berdoa menggunakan bahasa apa pun, termasuk bahasa Indonesia.

Gus Yaqut menganggap pernyataan yang dilontarkan Jenderal Dudung masih dalam konteks tentang pilihan dan cara berkomunikasi dengan Tuhan, jelas bukan bermaksud memposisikan Allah sebagai makhluk.

kalimat Jenderal Dudung ‘karena Tuhan Kita itu Bukan Orang Arab’ yang di maksud omongan Dudung menurut Gus Yaqut adalah tidak berdiri sendiri tapi bermakna penegasan setelah kalimat 'Pakai bahasa Indonesia saja'.

Baca Juga: Genjot Kualitas Prodak UMKM, Indocement Gekar Pelatihan Penyuluhan Keamanan Pangan

Gus Yaqut juga mengatakan sebagai petinggi TNI, KSAD Dudung Abdurachman sudah pasti dibekali kedalaman pengetahuan dan kematangan cara berkomunikasi kepada publik.

Dengan keyakinan itu, Jenderal Dudung tentu memiliki kehati-hatian dan mampu mengukur dampak pernyataan atau tindakannya di tengah publik.

"Termasuk soal agama, Jenderal Dudung justru selama ini memberikan perhatian besar terhadap upaya menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia. Mari kita harus jernih melihat setiap persoalan," ucap Menag Gus Yaqut.

Baca Juga: Amin Rais Tuding China Sudah Ciderai Demokrasi

Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak mengedepankan proses klarifikasi (tabayyun) melihat persoalan yang dinilai ambigu.

Gus Yaqut menyarankan semestinya bisa diselesaikan dengan bertemu atau berdiskusi langsung. Hal ini kata dia lebih elegan dan tak menguras energi.***

Baca Juga: Perselingkuhan Nissa Sabyan Terungkap, Ibu Ayus Akui Gagal Didik Anak

Editor: Muhammad Syahrul Mubarok

Sumber: Kementerian Agama

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

5 Doa Pilihan yang Cocok Dibaca Selama Ramadhan

Sabtu, 6 April 2024 | 06:00 WIB

Terpopuler

X