Baca Juga: Heboh Poster Konser Cinta Leslar Bersemi Kembali, publik: Boikot Leslas.
3. Terjebak dalam siklus yang sama terus-menerus
Seringkali ketika situasi kasar terjadi, pelaku kemudian meminta maaf dan berjanji tidak akan pernah melakukannya lagi. Tapi nyatanya tidak. Hal ini pun terjadi terus-menerus dan membuat seseorang terjebak.
4. Lebih berbahaya jika meninggalkan
Meninggalkan hubungan yang kasar tidak hanya sulit secara emosional, tetapi juga dapat mengancam jiwa.
Faktanya, waktu paling berbahaya dalam hubungan yang kasar adalah setelah putus. Wanita 70 kali lebih mungkin celaka dalam minggu-minggu setelah meninggalkan pasangannya yang kasar.
5. Ragu untuk langsung meninggalkannya
Orang-orang dalam hubungan yang kasar sering mencoba untuk putus dengan pasangannya beberapa kali.
Rata-rata, seseorang dalam hubungan yang kasar akan mencoba untuk pergi 7 kali sebelum akhirnya pergi untuk selamanya. Ada keraguan dan banyak pertimbangan yang meliputinya sehingga butuh waktu lebih lama.
Baca Juga: Diduga Hendak Begal, Tiga Remaja DItembak Brimob
6. Stigma untuk tetap bertahan
Adanya stigma yang beredar di masyarakat yang membuat seseorang merasa lebih baik untuk tidak menyerah, memaafkan, dan melupakan keburukan pasangannya.
Dalam peribahasa Sunda, istilah untuk menggambarkan hubungan seperti ini disebut awét rajét.
7. Gaslighting
Pelaku akan membalikkan situasi dan membuat pasangannya justru merasa bersalah atau seolah-olah mereka bersalah. Perilaku ini dikenal sebagai gaslighting.