Ketahulilah, Kenikmatan Hidup Usai Kematian

- Minggu, 26 September 2021 | 19:05 WIB
Alam Setelah Kematian (Pixabay)
Alam Setelah Kematian (Pixabay)

Artinya: "Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki," (QS Ibrahim [14]: 27).     Di sanalah seorang hamba diuji dan diselamatkan dari ujiannya.

Namun, itu semua berkat hidayah Allah dan keimanannya, sehingga bisa memberi jawaban yang benar sesuai dengan keadaannya semasa di dunia. Setelah itu, terdengar suara panggilan dari langit yang membenarkan apa yang disampaikannya, memerintah para malaikat untuk mengubah kuburannya menjadi salah satu taman surga.

Lalu terdengarlah suara dari langit, “Hamba-Ku itu benar. Maka hamparkanlah sebuah taman dari surga untuknya. Berilah pakaian dari surga untuknya. Bukalah sebuah pintu ke surga untuknya.” Maka datanglah aroma wangi dari surga kepadanya.

Baca Juga: Gembleng Prajurit Provos, Pemuda Pancasila Targetkan Kedisiplinan Anggota

Dan dilapangkanlah kuburannya sejauh mata memandang.   Hilang seruan itu, datanglah kepada hamba tersebut seorang laki-laki atau seorang yang menyerupai sosok laki-laki. Laki-laki itu berwajah tampan, berpakaian bagus, dan beraroma wangi. Kemudian, laki-laki itu menyampaikan kabar gembira yang menenangkan hatinya.

Dalam hadits ditegaskan, “Datanglah kepadanya seorang laki-laki berwajah tampan, berpakaian bagus, dan bertubuh wangi. Dia berkata, ‘Gembirakanlah dirimu dengan kabar yang menenangkanmu. Gembirakanlah dirimu dengan kabar tentang keridaan Allah dan surga-surga yang berisi aneka kenikmatan abadi di dalamnya. Inilah harimu yang dijanjikan kepadamu.’”  

Sang hamba pun mencoba mencari tahu siapa sesungguhnya laki-laki yang memberikan kabar gembira kepada dirinya. Dia lalu bertanya, “Semoga Allah memberikan kabar baik kepadamu, siapakah engkau? Wajahmu adalah wajah yang membawa kebaikan.”   

Baca Juga: Gelar Vaksinasi Serentak, SEMMI Kabupaten Bogor Siapkan 2500 Dosis

Namun belakangan sang hamba tahu bahwa laki-laki pembawa kabar gembira adalah amal saleh yang pernah dikerjakannya selama di dunia. Sementara harta kekayaan, keluarga, dan anaknya tak lagi di sampingnya. Yang tertinggal adalah amal baik yang membawa kabar gembira baginya, menemani dirinya dalam kuburnya. Maka sosok yang diserupakan dengan sosok laki-laki itu menjawab, “Aku adalah amal salehmu.

Demi Allah, aku tidak mengetahuimu kecuali dulu engkau bergegas menaati Allah. Namun, lamban dalam melakukan kemaksiatan. Semoga Allah membalas kebaikanmu.”   

Di samping itu, Allah juga menjelaskan bagaimana keadaan yang akan dihadapi seorang hamba pada hari Kiamat, baik hamba yang mukmin maupun hamba yang kufur. Bagaimana nasib mereka kelak pada hari itu berkat keimanan dan kesalehan masing-masing. Seperti yang diungkap dalam hadits, pada hari itu, sebuah pintu dari surga akan dibukakan untuk hamba yang mukmin.   

Baca Juga: Jalan Trans Papua Membuka Akses dan Harapan Lebih Baik Bagi Warga Timur Indonesia

Sesungguhnya, seorang hamba mukmin akan mengetahui sejauh mana nikmat Allah kepada dirinya. Bagaimana pula keadaannya jika tidak ditunjukkan kepada jalan Islam setelah melihat tempatnya di dalam surga kenikmatan.  

Karenanya tidaklah heran, setelah melihat kenikmatan yang menanti dirinya di negeri keabadian, seorang hamba sampai meminta disegerakan Kiamat kepada Tuhannya.

Tujuannya agar dirinya bisa segera menempati negeri tersebut, menikmati apa yang dijanjikan Allah di dalamnya. Maka disampaikanlah kepadanya, “Tenanglah. Segala sesuatu telah ditetapkan waktunya. Ketika waktu itu datang maka apa yang ditetapkan Allah akan terjadi pasti terjadi.”   

Halaman:

Editor: Ahmad Fauzi

Tags

Rekomendasi

Terkini

5 Doa Pilihan yang Cocok Dibaca Selama Ramadhan

Sabtu, 6 April 2024 | 06:00 WIB
X