Respon Kekerasan Aparat Kepolisian Front Nahdliyin, Minta PBNU dan PP Muhammadiyah Turun Bantu Warga

- Kamis, 10 Februari 2022 | 00:49 WIB
Polisi mengepung warga di masjid (Twitter, @Wadas_Melawan)
Polisi mengepung warga di masjid (Twitter, @Wadas_Melawan)

Bogor Times - Font Nahdliyin untuk Kedaulatan Sumber Daya Alam (FNKSDA) menyatakan dengan tegas meminta pemerintah untuk menghentikan proyek bendungan dan tambang batu andesit di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Menurut Wahyu Eka selaku sekretaris FNKSDA, proyek bendungan dan tambang tersebut bertentangan dengan konstitusi dan kelestarian ekosistem.

“Menuntut agar pemerintah menghentikan proyek bendungan dan tambang tersebut, karena bertentangan dengan konstitusi serta kelestarian ekosistem,” ujar Wahyu Eka, Selasa (8/2/2022).

Tidak hanya penutupan FNKSDA menuntut tindakan represif yang dilakukan oleh aparat kepolisian kepada warga yang menolak penambangan tersebut, serta meminta Polda Jawa Tengah untuk tarik pasukan dari Desa Wasda dan menghentikan kekerasan terhadap warga.

Wahyu meminta secara khusus adanya peran dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan PP Muhammadiyah untuk turun dan membantu perjuangan warga Desa Wadas.

“Seluruh elemen sipil harus bersatu dan bersolidaritas kepada warga Wadas yang melindungi hak hidupnya dan tengah dizalimi oleh kekuasaan represif,” ungkap Wahyu.

Baca Juga: Kita Butuh Jurnalisme Empati, Tidak Melulu Kepentingan Pasar Prioritaskan Maslahat

Kronologi kejadian tindakan kekerasan aparat kepolisian terhadap warga.

warga Desa Wadas kembali mendapatkan intimidasi dan teror dari aparat kepolisian. pada hari Selasa 8 Februari 2022

Intimidasi tersebut dilakukan untuk melancarkan aksi perampasan ruang hidup milik warga yang selama ini menjadi sumber mata pencaharian.

Baca Juga: TKSK Parung, Dimiyati Penuhi Panggilan Polda Jawa Barat

Berdasarkan informasi dari tapak, pada pukul 07.00 WIB terjadi penangkapan kepada salah satu warga yang sedang membeli sarapan di sekitar Polsek Bener. Sekitar Pukul 09.00 WIB tim pengukur dari Kantor Pertanahan Purworejo mulai memasuki desa Wadas.

Kemudian disusul kedatangan polisi pada pukul 10.00 WIB. Sekitar pukul 10.30, ratusan polisi dengan berjalan kaki dan mengendarai sepeda motor memasuki Wadas. Mereka mencopoti banner-banner penolakan warga. Beberapa rumah warga juga dikepung polisi.

Baca Juga: Mayat Tanpa Identitas Gegerkan Warga Kradenan, Cibinong

Halaman:

Editor: Muhammad Syahrul Mubarok

Sumber: NU Online

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

5 Doa Pilihan yang Cocok Dibaca Selama Ramadhan

Sabtu, 6 April 2024 | 06:00 WIB
X