Sumur Zam-zam Kering, Ini Sejarahnya

- Rabu, 6 Juli 2022 | 18:47 WIB
Keberadaan sumur zam-zam dimulai sejak zaman dari Nabi Ibrahim. Sumur ini terletak sekitar 21 meter ke arah timur dari Ka’bah, di dekat halaman Masjidil  Haram (Foto Tangkapan Layar Youtube  Fachmy Causofa)
Keberadaan sumur zam-zam dimulai sejak zaman dari Nabi Ibrahim. Sumur ini terletak sekitar 21 meter ke arah timur dari Ka’bah, di dekat halaman Masjidil Haram (Foto Tangkapan Layar Youtube Fachmy Causofa)

Bogor Times- Posisi Sumur Zamzam di timur tengah berjarak sekitar 21 meter dari Ka'bah. Umum diketahui, Makkah merupakan kota yang sarat dengan ikon-ikon sakral umat Islam diantaranya adalah sumur Zam-zam.

Sumur Zamzam dikenal sebagai sumber air yang tak pernah kering sejak awal kemunculannya.Namun, sebagai satu-satunya sumber air di padang tandus sumur ini juga memiliki sejarah pernah kering.

Sejarah di awali dari wilayah Makkah yang berada di bawah kendali suku Jurhum. Untuk menghindari konlfik antarsuku, wilayah kekuasaan di Makkah dibagi dua, Suku Jurhum mendapat daerah Qu’aiqi’an sementara Qathura di daerah Jiyad.

Baca Juga: Pemerintah Komitmen Lindungi Jamaah Haji Mujamalah atau Furoda

Baca Juga: Tip Jitu Perspektif Kesehatan Pilih Hewan Kurban yang Baik dan Tepat

Baca Juga: Ormas Terbesar di Indonesia, Ditanya Perwakilan 17 Negara Terkait Perannya Untuk Dunia Internasional

Seiring waktu berlalu terjadi gesakan hingga kedua suku itu kekuasaan, peperangan pun tak bisa dihindari. Dalam pertempuran itu As-Samaida’ tewas. Setelah beberapa pertimbangan, mereka memutuskan untuk berdamai. Singkat kisah, Suku Jurhum yang berkuasa di Makkah ternyata tidak bisa dipercaya. Mereka banyak melakukan kezaliman di Tanah Suci itu termasuk menjarah harta kekayaan yang ada di dalam Ka’bah.

Aturannya, jika ada orang berbuat zalim di Makkah maka harus diusir. Kezaliman Jurhum ini membuat mata air Zam-Zam berhenti mengalir hingga sumurnya kering. (Ibnu Hisyam, As-Sîrah an-Nabawiyah, 2009: juz 1, h. 83-85)

Suku-suku lain yang mendengar perbuatan orang-orang Jurhum tidak rela Ka’bah dihuni oleh kaum zalim. Akhirnya, Bani Kinanah dan Bani Khuza’ah bersatu untuk mengusir mereka dari Tanah Suci. Terjadilah pertempuran besar antara Jurhum dengan sekutu Kinanah dan Khuza’ah. Pertempuran berakhir dengan kekalahan Jurhum.

Baca Juga: Muhammadiyah Berbeda dalam Penentuan Awal Idhul Adha, Wagub UU Anggap Biasa-biasa Saja

Baca Juga: Boleh Tinggalkan Shalat Usai Infaq Rp 25 Ribu, Simak Ajaran Aliran Sesat di Garut

Baca Juga: Jangankan Kotak Amal di Masjid, Hajar Aswad di Kakbah pun Pernah Dicuri, 22 Tahun Menghilang

Mereka pun diusir dari Makkah dan kembali ke negeri asalnya, Yaman. Sebelum pergi, mereka mengubur rapat-rapat sumur Zamzam. Jurhum tidak ingin keberadaan Zamzam itu diketahui suku lain setelah kepergian mereka.

Seiring berjalannya waktu dan dinamika geografis serta beberapa bencana alam, bekas sumur Zamzam tidak lagi tampak, betul-betul rata dengan tanah. Hingga berabad-abad kemudian sumur itu kembali ditemukan oleh kakek Nabi Muhammad, Abdul Muthalib, dengan sumber yang mengalir seperti awal mula kemunculannya. (Ibnud Dhiya, Târîkhu Makkah al-Musyriqah wal Masjidil Ḫaram, tanpa tahun: juz 1, h. 62)

Munculnya Mata Air Zamzam Semua dimulai ketika Nabi Ibrahim menerima mandat dari Allah swt untuk mengasingkan istri tercintanya, Hajar dan sang bayi yang amat ia sayangi, Ismail.

Halaman:

Editor: Usman Azis

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

5 Doa Pilihan yang Cocok Dibaca Selama Ramadhan

Sabtu, 6 April 2024 | 06:00 WIB
X