Baca Juga: Niat Puasa Arafah dan Tarwiyah
Baca Juga: Keutamaan Puasa Arafah dan Tarwiyah
Baca Juga: Izin ACT Dicabut, Karena Pelanggaran Hukum PP
Berbekal tekad yang kuat, ketiganya bertolak dari Palestina menuju Ka’bah, menembus pada pasir dan teriknya matahari yang begitu menyengat. Baca Juga: Khasiat Air Zamzam Menurut Hadits Nabi Muhammad Sejak keberangkatannya dari Palestina, Ibrahim tidak memberitahu Hajar apa tujuan perjalanannya dan Hajar pun tidak bertanya ada hajat apa.
Sang suami hanya tahun bahwa itu mandat dari Allah, sementara sang istri hanya memahami bahwa itu perintah suami yang harus ditaati, tanpa protes sepatah kata pun.
Setibanya di Makkah, tepat di dekat sebatang pohon besar dan di atas titik yang saat ini menjadi lokasi sumur Zamzam, Ibrahim meninggalkan istri dan anaknya seorang diri. Tidak ada siapa-siapa di sana. Betul-betul sepi dan tidak ada tanda-tanda kehidupan.
Ibrahim hanya membekali mereka beberapa biji kurma dan air secukupnya. Setelah berhasil menguatkan diri, Ibrahim bertolak untuk pulang dan tak sedikit pun menoleh ke arah Hajar.
“Hai Ibrahim, hendak ke mana engkau? Akan kah kau tinggalkan kami berdua di lembah tak berpenghuni dan sunyi ini?” kata Hajar heran sambil mengejar suaminya. Ibrahim hanya diam dan terus melangkah. Hingga berkali-kali Hajar bertanya namun tak juga ada respons, ia pun berkata, “Apakah Allah yang memerintahkanmu?” “Betul,” jawab Ibrahim singkat. “Baiklah. Kalau begitu, Allah tidak mungkin membuat kami sengsara,” timpal Hajar meneguhkan.
Hajar pun kembali ke tempat semula. Sesampainya di tikungan, Ibrahim menoleh ke tempat ia meninggalkan istri dan anaknya dan berdoa agar kedua orang yang ia sayangi itu selalu berada dalam ketakwaan, tetap dijaga oleh Allah, dan diberi kecukupan rezeki (QS. Ibrahim [14]: 37).
Hajar mulai lapar dan haus hingga tidak lama berselang bekal yang dititipi Ibrahim habis. Air susunya juga sudah kering hingga Ismail kecil mulai menangis. Dirinya mulai panik dan menaiki Bukit Shafa untuk melihat ke lembah, barangkali menemukan orang yang bisa ia mintai tolong.
Tak mendapati siapa-siapa, Hajar pun lari ke Bukit Marwah untuk melihat lagi ke lembahnya berharap ada yang bisa dimintai bantuan. Namun tetap saja kosong. Ia melakukannya sebanyak tujuh kali. Kelak napak tilas Hajar ini menjadi rukun haji yang dinamakan Sa’i.
Singkat kisah, Hajar mendengar seperti ada suara gemercik air. Semula ia mengira itu halusinasi belaka, hingga kemudian melihat ke sumber suara, dan ternyata ada sosok malaikat mengorek sesuatu dengan sayapnya di samping Ismail hingga keluarlah air.
Hajar pun menghampiri sumber air itu dan mengumpulkannya, “Zammî Zammî! (berkumpullah-berkumpullah!),” terikatnya kegirangan. Sejak saat itu sumber air tersebut dinamakan Zamzam. (Ibnu Katsir, Qashashul Ambiyâ’, 2018: 109-110)
Makkah kedatangan dua suku besar dari Yaman, yaitu Kabilah Jurhum di bawah pimpinan Mudhadh bin Amr dan Kabilah Qathura bin Karkar di bawah pimpinan As-Samaida’ bin Hautsar.
Artikel Terkait
Boleh Tinggalkan Shalat Usai Infaq Rp 25 Ribu, Simak Ajaran Aliran Sesat di Garut
Jangankan Kotak Amal di Masjid, Hajar Aswad di Kakbah pun Pernah Dicuri, 22 Tahun Menghilang
Izin ACT Dicabut, Karena Pelanggaran Hukum PP
Izin ACT Dicabut, Karena Pelanggaran Hukum PP
Gp Ansor dan Kemenag Bogor gelar Doa bersama untuk Keselamatan Ibadah Haji
Ringkus Para Penimbun Solar, Polda Jabar Apresiasi Kinerja Polres Bogor
Muhammadiyah Berbeda dalam Penentuan Awal Idhul Adha, Wagub UU Anggap Biasa-biasa Saja
Ormas Terbesar di Indonesia, Ditanya Perwakilan 17 Negara Terkait Perannya Untuk Dunia Internasional
Tip Jitu Perspektif Kesehatan Pilih Hewan Kurban yang Baik dan Tepat
Pemerintah Komitmen Lindungi Jamaah Haji Mujamalah atau Furoda