Baca Juga: Hukum Melihat Gambar dan Vidio Porno Menurut Ulama
2. Sosok Kyai Said yang altruis menjadi perekat yang tepat bagi bangsa yang majemuk ini. Altruism identik dengan kebajikan. Juga identik dengan kepedulian dan pembelaan terhadap kelompok marjinal. Kyai Said berani melawan arus, membela hak-hak Badan Perguruan Sekolah Menengah Kresten Jawa Barat (BPSMK JB) yang mendapatkan perlakuan deskriminatif. Bukan tanpa resiko. Hujatan, nyinyiran dan cercaan menjadi pemandangan yang biasa. Juga ketika bersuara lantang mendukung peringatan Asyuro setiap 10 Muharrom. Tak ayal lagi tuduhan Syiah tidak dapat dihindari. Padahal beliau dengan tegas menolak cara-cara Syiah yang berlebihan dan menyakiti diri sendiri. Tapi semua kecaman, cercaan dan nyinyiran disikapi dengan tenang, tidak reaktif. Ini menunjukkan kemapanan spiritual dan kematangan intelektual dari sosok sang nakhoda NU.
3. Obyektifitas dan proporsionalitas Kyai Said yang sudah teruji. Terpilihnya KH. Ma'ruf Amien, Rais Amm, sebagai wakil presiden tidak membuat PBNU kehilangan nalar kritisnya. Ini bisa dibuktikan dengan penolakannya terhadap UU Ciptaker sekalipun presiden RI langsung turun tangan menyambangi kantor PBNU.
Kita yakin bahwa nakhoda PBNU sudah ditentukan dari 'langit'. Tapi ikhtiar berjuang secara jujur, ellegan, dan bermartabat adalah perintah 'langit'. Kepada Allah kita kembalikan segala urusan.***(Khotimi Bahri/Wakil Ketua Umum BKN )