Imam Al-Ghazali mengkhawatirkan doa serta harapan kita untuk kebinasaan atau keburukan atas diri orang lain melewati batas.
Terlebih lagi doa orang yang teraniaya diterima Allah SWT. Karena melewati batas kezaliman penganiayanya, orang yang awalnya terzalimi melalui doanya yang berlebihan berubah status menjadi orang yang zalim terhadap mereka yang semula menzaliminya.
Syekh M Nawawi al-Bantani menguraikan: "Mendoakan kebinasaan untuk orang lain. Peliharalah mulutmu agar tidak mendoakan seorang pun dari makhluk Allah sekalipun kamu dizalimi) oleh orang tersebut. Pasrahkan urusannya (masalah orang yang menzalimimu) kepada Allah. Cukup Allah yang menyelesaikannya.
Juga disbutkan dalam hadist , ‘Sungguh, orang yang dizalimi mendoakan kebinasaan (untuk orang yang menzaliminya sampai mendapatkan pembalasan yang setimpal. Tapi karena doa yang melampaui batas, yang tersisa kemudian adalah kelebihan hak orang yang berbuat zalim terhadapnya (terhadap orang yang tadinya dizalimi). Dan kelak yang tadinya berbuat zalim akan menuntut kelebihan haknya terhadap orang yang dizaliminya (pada hari kiamat’)” (Syekh M Nawawi Banten, Maraqil Ubudiyyah ala Bidayatil Hidayah)*** Khotimi Bahri/Wakil Barisan Ksatria Nasional
Artikel Terkait
HIMAKSUKMA dan PBSM Gelar Kegiatan Sosial, Donor Darah Bersama PMI Kabupaten Bogor
Warga Geram Jalan Raya Cogreg Berlumpur Dampak dari Proyek RSUD Bogor Utara, Jamaah Majelis Ancam Demo
Peringati Hari Menanam Indonesia, INSPIRA Bogor dan Karang Taruna Bantarsari Tanam Tanaman Pangan
Memperingati Hari Lahir KOPRI ke-54, STAI Al Aulia Adakan Santunan Yatim.
Ibadah Sholat, Tatacara dan Penentuan Waktunya