Selain memiliki interaksi luas dengan para kiai yang menjadi gurunya, Mama Basri juga memiliki hubungan interaksi persahabatan yang cukup luas dengan banyak kiai, di antaranya: Kiai Haji Achmad Syaikhu, Kiai Haji Syamsuri Baidowi Tebuireng, Abuya Dimyati al-Bantani, Kiai Haji Harun Jasinga, Kiai Haji Wahid Hasyim, Kiai Haji Idham Kholid, dan lainnya.
Semasa hidupnya, Mama Basri menyelenggarakan kegiatan pengajian rutin di Kadaung pada setiap malam Kamis yang dihadiri oleh jemaah dari berbagai daerah. Sedangkan terkait dengan aktivitas tarekatnya, Mama Basri yang menganut Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah ini juga menyelenggarakan kegiatan dzikir rutin yang dilaksanakan pada hari Kamis hingga hari Jumat.
Mama Basri wafat pada tahun 1993, tetapi semangatnya tetap hidup dan dihidupkan oleh keturunan serta murid-muridnya yang senantiasa menghidupkan semangat syiar Islam yang membawa kemaslahatan bagi umat manusia.