Penjelasan Nuzulul Qur'an atau Diturunkannya Al Quran

- Senin, 1 April 2024 | 06:00 WIB

Bogor Times- Berdasarkan beberapa literasi diterangkan, bila bulan Ramadan tiba, Nabi pergi sendirian ke sebuah gua di puncak gunung yang dikenal sebagai Hira. Gua ini terletak di Jabal Nur (Gunung Cahaya), sekitar 6 km sebelah utara Masjid al-Haram, Makkah. Tinggi gunung ini 281 m, panjang pendakian sekitar 645 meter. Meski tidak terlalu tinggi, tetapi medannya cukup berat.


Untuk bisa mencapai gua tersebut, kita harus mendaki bebatuan yang terjal dengan sudut kemiringan yang cukup tajam. Perjalanan menuju ketempat ini ditempuh dengan jalan kaki selama sekitar satu jam.


Nabi ingin menghindari segala hiruk-pikuk kehidupan berikut segala keruh dan kebisingannya. Ia ingin mencari kebenaran dan hanya kebenaran saja. Sepanjang bulan ramadan, Muhammad saw melakukan permenungan, “tahannuts”, atau “khalwah”, kontempelasi intens (semedi), meditasi, dan mengamati tentang kehidupan dan fenomena semesta, dalam ruang yang sepi dan sendiri.

Baca Juga: Agen Jakarta Timur Diduga Selewengkan Gas 3 Kilo Subsidi, Cileungsi Jadi Lokasi Pasar

Baca Juga: Gandeng Pemuda, PMII INAIS Gelar Pesantren Kilat

Baca Juga: Diduga Jadi Sarang Koruptor, Aktifis Pinta PPE DIbubarkan
Khadijah, isterinya yang amat setia dan mencintainya selalu mendukung sambil meneguhkan hatinya. Bila suaminya hendak khalwah di gunung itu, ia mempersiapkan bekal yang cukup untuk keperluannya itu selama waktu yang diperlukannya. Bila Muhammad ingin pulang, beliau pun turun. Sepanjang perjalanan dari gua Hira ke rumah dan sebaliknya, matanya selalu melihat ke kanan, ke kiri dan ke langit biru. Ia seperti mengharap sesuatu yang dapat menjawab kegelisahan dan keresahan hatinya.

Langkah-langkahnya pelan seakan penuh beban berat. Bila malam tiba ia segera beristirahat. Bila tidur ia acap diganggu oleh mimpi-mimpi yang aneh dan menakutkan.


Suatu hari, konon tanggal 17, saat beliau sedang berdiri di atas gunung, sambil matanya mengelilingi ruang alam, tiba-tiba datang sosok yang disebut Jibril menampakkan diri di hadapannya, dan mengatakan:


“Selamat atas anda, Muhammad. Aku Jibril dan anda adalah utusan Allah kepada umat ini”.


Ia merengkuh tubuh Nabi sambil mengatakan: “Bacalah !”.


Muhammad saw. Menjawab: “Aku tidak bisa membaca”.


"Bacalah !", katanya lagi.


Muhammad mengulangi jawaban yang sama. Jibril lalu menarik dan mendekapnya sampai menyulitkan beliau bernapas.


Setelah dilepaskan, Jibril mengulangi lagi perintahnya dan dijawab dengan jawaban yang sama. Pada yang ke empat kalinya Muhammad saw kemudian mengucapkan kalimat suci ini:


إِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِى خَلَقَ. خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ. إِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُ الَّذِى عَلَّمَ بِالْقَلَمِ. عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ.

Halaman:

Editor: Usman Azis

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Hikmah Zakat Dalam Islam

Sabtu, 6 April 2024 | 06:00 WIB

Berikut Niat Zakat Fitrah Untuk Berbagai Keadaan

Jumat, 5 April 2024 | 06:00 WIB

Definisi Zakat dalam Islam

Kamis, 4 April 2024 | 06:00 WIB

Sejarah Syariat Zakat dalam Islam

Kamis, 4 April 2024 | 06:00 WIB

Inilah Beberapa Keutamaan Hari Raya Idul Fitri

Kamis, 4 April 2024 | 06:00 WIB

Inilah Makna dan Esensi Idul Fitri Menurut Ulama

Kamis, 4 April 2024 | 02:20 WIB

Jatuh dan Terluka, Apakah Puasa Menjadi Batal?

Rabu, 27 Maret 2024 | 12:55 WIB
X