Bogor Times- Masyarakat Indonesia khususnya, masih banyak yang mempercayai teknik pengobatan tradisional.
Namun siapa kira, teknik pengobatan tradisional yang dianggap jitu penanganan penyakit tertentu justru bertolak belakang dengan keilmuam medis.
Keilmuan medis menyatakan mitos pengobatan tradisional di masyarakat justru berakibat fatal.
Baca Juga: Album Terbaru Judika 'Teman Hidup' Trending di Manca Negara
Baca Juga: Inilah Hukuman Selingkuh Menurut Agama Hindu
Baca Juga: Tips Selingkuh Yang Jitu dan Efektif, Penting di Sebelum Antisipasi
Berdasarkan beberapa sumber Bogor Time menulis tentang kebiasaan pengobatan tradisional yang dianggap medis justru bertentangan dengan kesehatan. Apa saja? simak di bawah ini.
Dikerok Saat Masuk Angin
Selain menjadi teknik pengobatan tradisional. Tradisi kerok ternyata sudah dilakukan sejak zaman dahulu dan turun-temurun dari alternatif pengobatan masyarakat khususnya untuk penyakit perut kembung akibat masih angin.
Baca Juga: Kenali Aplikasi Kredivo, Pinjaman Uang Secara Online Tanpa Agunan
Baca Juga: Kapolda Kalimantan Tengah Irjen Pol Dr Dedi Prasetyo Ancam TNI, Konten Meme Adalah hoaks
Faktanya, kerokan bukan pertanda anginnya keluar, melainkan pecahnya pembuluh darah kapiler tepi yang berada di kulit.
Tak heran jika setelah dikerok, kulit akan berubah warna menjadi merah dan beberapa waktu setelah kerokan justru gejala masuk angin akan terjadi lagi.
Hindari Angin duduk dengan Kerok dan Pijat
Baca Juga: Penting, Beragam Perspektif Tentang Nabi Muhammad SAW Yang Wajib Diketahui Umat Muslim
Untuk menghindari akibat fatal dari angin duduk, masyarakat meyakini solusi terbalik adalah dikerok atau dipijit.
Faktanya apabila menderita angin duduk, jangan dikerok atau dipijat. Karena terdapat sebagian orang meninggal ketika dipijat.
Hal ini menunjukkan betapa penanganan yang salah akan berakibat fatal. Adapun cara yang bisa dilakukan seperti, memberikan oksigen dan obat serta tindakan khusus dari dokter.
Angin duduk bisa saja gejala awal dari serangan jantung berat akibat sumbatan darah ke seluruh tubuh.
Jangan Mandi saat Demam
Orang tua kita pasti akan melarang kita mandi ketika badan sedang demam.
Baca Juga: Sering Ikuti Konser Musik, Berpotensi Penyakit Kuping atau Telinga hingga Bisa Tuli
Alasannya adalah ketika demam badan kemudian dimandikan akan berakibat fatal pada tubuh
Faktanya, mandi ketika demam dapat menurunkan suhu tubuh yang sedang meningkat. Terkecuali, jika demam disertai dengan menggigil. Sebaiknya mandi atau mengompres badan dengan air hangat.
Awas! Rematik Jika Mandi Malam
Baca Juga: Jangan Malu Gunakan Alat Bantu Pendengaran, Kini Alat Bantu Itu Sudah Berevolusi
Mandi malam menjadi khawatiran masyarakat Indonesia.
Karena mandi malam dianggap menjadi faktor seseorang mengidap penyakit rematik.
Faktanya, Jika kondisi tubuh sehat, tentu perlu menjaga kebersihan dengan mandi. Tak masalah jika harus mandi di malam hari.
Baca Juga: Kenali Aplikasi Kredivo, Pinjaman Uang Secara Online Tanpa Agunan
Tetapi bagi penderita rematik, dianjurkan mandi menggunakan air hangat.
Para orang tua biasanya melarang anaknya mandi saat cacar air atau campak karena khawatir akan terasa semakin gatal dan bintik merah semakin meradang.
Ternyata hal itu tidak benar, dan malah bertentangan dengan prinsip medis, diaman penderita cacar air atau campak justru harus menjaga kebersihan kulit.
Baca Juga: Ayo Kenali Gejala Ringan Hingga Berat Penyakit Telinga atau Kuping
Dengan mandi maka perluasan penyakit cacar air atau campak dapat dicegah, tentu dibantu dengan pengobatan medis.
Hindari pakaian tebal saat demam
Sebagian orang percaya dengan memakai pakaian tebal saat demam akan menaikan suhu hingga keluar keringat dan akhirnya bisa sembuh.
Baca Juga: Keharaman Sholat Berjamaah, Ini Asalannya.
Sebenarnya, memakai pakaian tebal atau selimut akan menaikkan suhu tubuh hingga 39 derajat celcius, jika ini terjadi pada anak-anak biasanya akan menyebabkan kejang-kejang.
tergantung, ketika demam menggunakan pakaian tipis meskipus tubuh terasa dingin.***