Ketegangan Diplomatik Meningkat: Polandia Protes Pernyataan Putin tentang Peran Uni Soviet dan Josef Stalin

- Rabu, 26 Juli 2023 | 20:37 WIB
Foto Vladimir Putin bersalaman dengan Jokowi (Febri Daniel Manalu)
Foto Vladimir Putin bersalaman dengan Jokowi (Febri Daniel Manalu)

Bogor Times-Polandia mengalami ketegangan dengan Rusia setelah Presiden Vladimir Putin menyinggung peran Uni Soviet dan Josef Stalin dalam pembentukan negara Polandia modern.

Menteri Luar Negeri Polandia, Zbigniew Rau, merespons pernyataan tersebut dengan memanggil Duta Besar Rusia untuk Polandia, Sergey Andreev, untuk menyampaikan protes.

Rau menegaskan bahwa Perang Dunia II dan perubahan perbatasan di wilayah adalah hasil dari kesepakatan antara Nazi Jerman dan Uni Soviet 84 tahun lalu, terutama kesepakatan Pakta Molotov-Ribbentrop yang menyebabkan invasi Polandia. Pernyataan Putin dianggap oleh Polandia sebagai upaya untuk merevisi sejarah dan mengakar kuatnya imperialisme Rusia.

Menteri Luar Negeri Polandia, Zbigniew Rau, juga menyinggung tentang aksi brutal Rusia di Ukraina sebagai bencana terbesar abad ke-20. Polandia, bersama dengan komunitas internasional yang demokratis, berupaya untuk meminta pertanggungjawaban atas agresi Rusia di Ukraina dan mencari keadilan bagi penduduk sipil yang menjadi korban.

"Ketegangan Diplomatik Polandia Protes Pernyataan Putin tentang Peran Uni Soviet dan Josef Stalin dalam Sejarah Negara Polandia; Menteri Luar Negeri Polandia Menegaskan Pembenaran Kebijakan Stalin Merusak Ingatan Korban Komunisme Soviet,"tambah Rau.

"Ketegangan diplomatik antara Polandia dan Rusia semakin meruncing setelah Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyinggung peran Uni Soviet dan Josef Stalin dalam pembentukan negara Polandia modern. Menteri Luar Negeri Polandia, Zbigniew Rau, dengan tegas menyuarakan protes terhadap pernyataan tersebut,tambah Rau.

"Rau menegaskan bahwa pecahnya Perang Dunia II dan pembagian Eropa Tengah dan Timur adalah hasil dari kesepakatan antara Nazi Jerman dan Uni Soviet, khususnya kesepakatan Pakta Molotov-Ribbentrop, yang menyebabkan invasi dan pembagian wilayah Polandia. Ia juga menyoroti bahwa pembenaran kebijakan Stalin oleh Putin merusak ingatan ratusan ribu korban komunisme Soviet dan mendukung pembenaran atas kejahatan masa lalu,"jelas Rau.

Namun, pernyataan Putin yang memuji peran Uni Soviet dalam mengembalikan kedaulatan Polandia setelah Perang Dunia II dipandang sebagai bentuk pemuliaan kebijakan Stalin. Ratusan ribu korban komunisme Soviet dianggap terabaikan oleh pernyataan tersebut dan mendukung pembenaran atas kejahatan tersebut,"kata Menlu Polandia.

Ketegangan antara Polandia dan Rusia semakin meningkat dengan perdebatan sejarah ini. Polandia menekankan bahwa invasi Uni Soviet dan Nazi Jerman pada tahun 1939 mengakibatkan pembagian wilayah negara dan berdampak pada sejarah negara tersebut.

"Tanah barat Polandia adalah hadiah dari Stalin, dan mengingatkan Polandia untuk tidak melupakan peran Uni Soviet dalam mengembalikan kemerdekaannya. Namun, Polandia menolak pandangan ini dan menganggapnya sebagai pembenaran atas kebijakan brutal dan kesalahan masa lalu,"tegas Putin.

Situasi ini menunjukkan adanya ketegangan dan perbedaan pandangan yang dalam antara Polandia dan Rusia terkait sejarah dan peran Uni Soviet dalam pembentukan negara Polandia modern. Polemik ini juga menyoroti ketegangan geopolitik yang masih berlanjut di Eropa Timur.

Upaya Polandia untuk menghormati ingatan korban komunisme Soviet dan mencari keadilan bagi korban agresi Rusia di Ukraina bertentangan dengan pandangan yang diungkapkan oleh Putin. Perbedaan pandangan ini dapat memperumit hubungan diplomatik antara kedua negara dan memperburuk ketegangan regional di Eropa Timur.

Editor: Febri Daniel Manalu

Tags

Rekomendasi

Terkini

5 Doa Pilihan yang Cocok Dibaca Selama Ramadhan

Sabtu, 6 April 2024 | 06:00 WIB
X