Asik, Calhaj Reguler Lansia Cukup Tunggu 3 Tahun Untuk Haji

- Rabu, 20 Juli 2022 | 05:03 WIB
Seorang calon haji berdoa saat pelaksanaan wukuf di Arafah, Jumat (8/7/2022). (ANTARA/Desi Purnamawati)
Seorang calon haji berdoa saat pelaksanaan wukuf di Arafah, Jumat (8/7/2022). (ANTARA/Desi Purnamawati)

Bogor Times-Dirjen Haji dan Umrah Hilman Latief menyampaikan pihaknya sudah melakukan diskusi terkait dengan kemungkinan adanya kuota lansia yang jumlahnya akan ditentukan oleh pihak Arab Saudi.

“Kita juga harus siap skenarionya, karena kami tidak ingin lansia ataupun difabel kita lepas begitu saja seperti jemaah yang lainnya. Harus ada special treatment. Orang berkebutuhan khusus nanti juga pendekatannya harus khusus. ini yang kita matangkan bersama tim. Akan ada workshop khusus lah ketika misalnya Saudi betul-betul ada pengumuman,” tutur Hilman di Makkah, Senin (18/07/2022).

Kuota haji lansia sebenarnya juga sudah diterapkan di Indonesia sebagai upaya untuk memotong antrian bagi mereka yang sudah berusia lanjut. Pada rencana keberangkatan haji tahun 2020, yang kemudian batal karena adanya pandemi Covid-19,

Kementerian Agama menyediakan porsi 1 persen kuota atau setara dengan 2.040 jamaah haji lansia dengan persyaratan:

Usia paling rendah 95 tahun dengan masa tunggu tiga tahun. Usia 85-95 tahun dengan masa tunggu minimal lima tahun. Usia 65-85 tahun dengan masa tunggu 10 tahun.

Telah diketahui,  selama musim haji 2022, pemerintah Arab Saudi membatasi usia maksimal jamaah 65 tahun mengingat kelompok usia di atas 65 tahun merupakan kelompok yang kesehatannya berisiko tinggi.

Dari sisi jamaah haji, hal ini menyebabkan masa tunggunya, dan otomatis semakin tua umurnya. Usulan pengetatan syarat kesehatan Hilman menyampaikan usulan pengetatan syarat kesehatan tidak diatur dalam UU, namun Kementerian Agama membahasnya dalam kaitan dengan konsep istitha’ah atau syarat mampu berhaji, yang termasuk di dalamnya alasan kesehatan.

 “Nah kalau misalnya mengenai kesehatan setidaknya banyak saran buat buat kita agar ada peta, bahwa si A, B, C punya komorbid, punya darah tinggi, punya jantung sehingga nanti kita tidak memperlakukan orang itu sama dengan orang yang tidak punya penyakit bawaan,” paparnya. ADVERTISEMENT Dengan demikian, hal ini dapat mengurangi tingkat jumlah jamaah yang wafat di Arab Saudi.

“Prinsipnya adalah kita menginginkan dapat membawa jamaah banyak ke Saudi Arabia untuk beribadah dan kita juga membawa mereka kembali ke keluarganya,” tandasnya.****

Editor: Usman Azis

Sumber: NU Online

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

5 Doa Pilihan yang Cocok Dibaca Selama Ramadhan

Sabtu, 6 April 2024 | 06:00 WIB
X